FLY ME TO THE MOON [SHEIYYA-HARCELLO] | TAMAT

09 - [JUST INFO]

HALOOOO!!

jangan lupa untuk Vote dan komennya ya!

"Usia kandungan Bu Sheiyya sekarang sudah jalan 10 minggu atau 2 bulan 2 minggu. Kandungan ibu Sheiyya bisa dikatakan lemah karena stress yang ibu rasakan kini. Bulan lalu saya belum sempat menjelaskan mengenai kandungan Ibu karena Ibu Sheiyya yang tiba-tiba keluar begitu saja sebelum ibu menyelesaikan konsultasinya. Jadi, akan saya jelaskan sekarang mengenai perkembangan kandungan Ibu Sheiyya, ya."

Dokter itu menjeda penjelasannya, "stress yang di alami sang ibu akan berdampak buruk pada kandungan, misalnya kelainan dalam pembentukan otak janin, berat badan bayi rendah, kalahiran premature, bayi dalam kandungan kekurangan oksigen. Saya sarankan untuk ibu Sheiyya lebih enjoy lagi dalam menjalani masa kehamilan ini, Bu."

Dokter itu tersenyum seraya mengambil sebuah bolpoin miliknya, "saya buatkan resep obat dan vitaminnya, ya Bu," sambungnya mengakhiri penjelasan tentang kehamilan Sheiyya.

"Dok,"

"Iya?"

"Kalau—"

"Kalau diusia kandungan seperti ini, apakah masih bisa melalukan proses kuret pada kandungannya?"

"Ibu mau melakukan kuretase?"

Sheiyya terdiam dan menunduk, "Jika bisa, akan saya pikirkan lagi," katanya memutuskan.

"Tapi bu, tidak ada yang berbahaya dari kandungan ibu sampai ibu harus menjalankan kuretase. Ibu hanya stress. Dan, untuk menjalankan proses itu pun tak sembarangan. Harus ada alasannya dan tentunya harus ada surat persetujuan."

"Lagi juga saya atau pihak rumah sakit ini tidak berani melakukan tindakan yang dikatakan masih illegal," katanya.

Sheiyya terdiam, enggan untuk merespon lagi perkataan dokter kandungannya. Kepalanya sungguh merasa pusing, tubuhnya pun terasa lemas.

"Sudah selesai, Dok resep obat dan vitaminnya? Saya ingin cepat kembali," kata Sheiyya kepada dokter itu.

Tanpa bersuara, dokter tersebut langsung mencatat resep obat dan juga vitamin untuk memperkuat kehamilan Sheiyya. Kemudian, dia memberikannya kepada Sheiyya dan diterima oleh wanita itu.

"Terima kasih," ucapnya tanpa basa-basi.

Sheiyya keluar dari ruangan tersebut. Langkahnya terhenti setelah pintu ruangan itu tertutup. Sheiyya menatap selembar kertas itu sambil mengelus perutnya.

Hatinya hancur kala mengetahui dirinya sedang mengandung. Mengandung anak seseorang yang tak pernah Sheiyya anggap keberadaannya. Entah apa yang Sheiyya rasakan saat itu, yang pasti Sheiyya bingung harus melakukan apa pada kandungannya.

Sampai saat ini tidak ada yang tahu tentang kehamilannya. Sheiyya sengaja tidak memberitahu berita ini kepada siapa-siapa karena,

Sheiyya berniat untuk menggugurkannya.