16 - [DINGIN]

137 12 2
                                    

HALOOOO!!

jangan lupa untuk Vote dan komennya ya!

↓ Happy Reading ↓

Cello berdiri dihadapan jendela besar kantornya sambil menatap kota dari atas gedung dimalam hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cello berdiri dihadapan jendela besar kantornya sambil menatap kota dari atas gedung dimalam hari. Gemerlapnya lampu-lampu ditengah kegelapan malam membuat Cello teringat kenangannya beberapa bulan lalu bersama Sheiyya. Saat itu, bulan dan bintang menjadi saksi atas cinta mereka. Namun sekarang, bulan dan bintang menjadi saksi atas kesedihannya. Kesedihan yang terus datang dalam hidupnya.

Tangannya yang menggenggam sebuah gelas dengan wine didalamnya, Cello meneguk sampai habis wine tersebut. Kemudian, Ia kembali terdiam sambil menatap pemandangan dihadapannya. Kota ini ramai, tetapi mengapa terasa sepi baginya? Hampa seakan tak ada kehidupan lainnya. Hanya Cello seorang diri.

Cello menoleh ke belakang ketika mendengar notifikasi pesan yang keluar dari handphonenya. Ia menatap benda itu tanpa meraihnya. Tampaklah notifikasi pesan yang berasa dari pengasuh Sheo di layar handphonenya.

Pengasuh Sheo: pak cello gak pulang?

Cello terdiam, hatinya memanas. Kesedihan itu kembali menjumpai perasaannya.

Cello meraih benda yang berada diatas meja kerjanya, kemudian ia membuka kunci layar tersebut. Lalu beberapa saat setelah itu, Cello mengarahkan benda itu pada telinganya.

"Saya tidak pulang, Ca," Cello menghubungi pengasuh Sheo untuk memberitahukan jawabannya. "Tolong kamu jaga Sheo," pesannya tanpa basa-basi yang panjang.

"Dan juga Ibunya," sambung Cello setelah itu. Pandangannya kosong, sama seperti hidupnya.

"Tapi Pak, Bu Sheiyya—"

"Itu bukan urusan saya lagi. Urusan saya hanya dengan Sheo. So, mengenai hal-hal yang bukan berhubungan dengan Sheo, saya tidak peduli," tegas Cello membuat Eca bungkam.

Keputusannya untuk menjauhi Sheiyya adalah keputusan yang sangat tepat, mungkin. Dengan begitu, tidak ada lagi yang terluka diantaranya. Baik Sheiyya, ataupun Cello. Mereka menjalani kehidupannya masing-masing, kecuali hal-hal yang menyangkut dengan Sheo. Karena Cello sudah berjanji kepada Rey untuk menyayangi anaknya seperti anak Cello sendiri. Dan, Sheo pun tidak akan kekurangan kasih sayang dari seorang Bapak. Cello bisa jamin hal itu.

Cello mematikan sambungan tersebut secara sepihak. Laki-laki itu menatap lekat layar terang dengan wallpaper foto dirinya bersama dengan Sheiyya dan juga Cello. Rasa rindu yang amat berat menghadang egonya. Cello lupa akan hal yang satu itu.

Buru-buru Cello mengganti semua wallpaper handphonenya dengan foto Sheo. Terkecuali foto profile aplikasi chatnya. Cello tidak mengubahnya, melainkan menghapusnya.

Setelah itu, Cello kembali meletakan handphonenya diatas meja kerjanya. Lalu ia beranjak pergi dari posisinya menuju kamar mandi yang ada di ruangan itu.

FLY ME TO THE MOON [SHEIYYA-HARCELLO] | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang