30

610 61 6
                                    

terhitung sudah 15 menit lamanya kedua sejoli ini saling terdiam. setelah suga membawa rose ke klinik terdekat dan mendapat penanganan disana, tak lama kemudian gadis itu bangun dari pingsannya. tentu saja hal itu membuat suga senang bukan main, ia segera mendekat ke arah sang kekasih mencoba memastikan keadaannya, namun baru saja ia melangkahkan kakinya, suara lemah sang mantan kekasih membuatnya berhenti seketika.

"ngapain disini, sana pergi" usir gadis itu. namun bukan suga namanya jika ia menyerah dan pergi begitu saja. tanpa mengucap apapun, suga berjalan dan duduk di sisi ranjang sang gadis.

dan beginilah akhhirnya, rose maupun suga sama sekali tak saling bicara. sang gadis diam seribu bahasa dengan tatapan mengarah ke jendela, sedangkan sang lelaki juga hanya diam dengan tatapan menatap lekat rose yang sama sekali tak mau menatapnya.

ceklek!

hingga suara pintu terbuka mengalihkan perhatian kedua sejoli itu.

"kak" panggil rose saat sang kakak masuk ruangannya denngan wajah panik.
"rosie, kamu gapapa?" tanyanya khawatir.

rose menggelengkan kepalanya, "aku gapapa kak, cuma kecapekan aja" bohongnya, padahal saat ini ia merasakan miliknya yang sedikit perih.

"suga, makasih ya udah anter rosie ke sini. aku pikir dia semalam nginep di rumah lisa" ucap alice pada suga yang kini berdiri di sampingnya.

suga menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

alice tersenyum lalu menatap sang adik, "mama sama papa udah dalam perjalanan kesini, mereka pulang"

"beneran kak?"

alice menganggukan kepalanya, "iya, ayah sama ibunya suga juga ada di depan"

rose yang mendengar itu sontak menatap suga dengan tatapan bingung, ngapain ayah sama ibunya suga kemari.

"mereka kesini---- mau lamar kamu buat suga"







"kenapa kakak ngambil keputusan gitu aja tanpa tanya dulu ke aku" sinis rose yang kini duduk bersandar di hardboard ranjang kamarnya bersama suga yang duduk di sisi ranjang menghadap dirinya.

"ini jalan satu satunya biar kamu mau balik ke aku sayang" jawab suga dengan menatap sang gadis serius.

rose menyunggingkan senyumnya laluu menggeleng tak percaya, "buat apa balikan lagi kalau ujung ujungnya aku lagi yang sakit. pokoknya aku tetep bakal batalin pernikahan ini, aku gak mau nikah sama cowo plinplan" ketusnya.

"aku tau aku salah rosie, aku minta maaf. aku bisa jelasin semuanya, dan kamu ga bisa batalin pernikahan ini gitu aja, acaranya 5 hari lagi. mau gak mau kamu harus tetep nikah sama aku"

"kok kakak maksa banget sih, aku tu udah gak mau sama kakak. daripada kakak nikahin aku, mending kakak nikahin aja tuh suran, sahabat kakak dari kecil" sindirnya sembarri membuang pandangannya ke arah lain.

pemuda min itu hanya menghela nafas panjang lalu meraih tangan rose dan menggenggamnya erat. awalnya gadis itu menolak bahkan menyentak tangan suga, namun suga malah semakin mengeratkan genggaman tangannya.

"dengerin penjelasan aku dulu ya?" pinta suga dengan mendekatkan wajahnya mencoba menatap mata sang gadis. "aku jelasin dulu semuanya, aku tau aku salah. harusnya dari awal aku jelasin semuanya dan ceritain semuanya ke kamu biar ga salah paham" imbuhnya masih dengan menatap lekat rose.

dengan perlahan suga naik ke atas ranjang dan semakin mendekatkan tubuhnya ke sang gadis. ia menarik pelan tangan rose dan menempelkannya ke dadanya, "aku sebelumnya minta maaf sayang, aku minta maaf udah nyetujuin permintaan suran buat mutusin kamu. tapi jujur, aku ngelakuin itu karena terpaksa, ga ada sama sekali niat di hatiku buat putus apalagi ninggalin kamu. di hatiku ini--- cuma ada kamu." ungkapnya, "kalau bisa, aku maunya nolak permintaan suran. tapi--- aku punya hutang budi dan janji yang buat aku terikat sama dia"

My Sunshine (Yoonrosé)  [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang