[BREAKING NEWS: Sebuah truk timpa mobil sport berwarna putih diduga milik putri dari CEO Askan's Company
Setelah melihat berita itu, Varen belum percaya bahwa yang kecelakaan itu adalah Azel, sampai pada akhirnya tuan Marchel datang utuk menjemputnya memberi tahu bahwa Azel kecelakaan.
"Varen......istri kamu kecelakaan, ayo kita kesana"
Mendengar ucapan sang mertua, kaki Varen tiba-tiba lemas dan berakhir merosot ketanah.
"Ini salah Varen Dad, ini salah Varen" racau Varen mulai memukul-mukul kepalanya
"Varen udah! Jangan menyalahkan diri sendiri" Marchel berusaha untuk tidak lemah, meskipun hatinya merasa sesak dan sakit.
Varen akhirnya bangkit dengan dibantu sang mertua menuju ke mobil.
"Azel pasti sangat kesakitan, Azel pasti sendirian, gak ada yang menemani Azel" racau Varen dan langsung menyambar kunci mobil, namun dengan cepat Marchel merampasnya
"Sini, biar daddy yang nyetir"
Marchel akhirnya mulai melaju dengan kecepatan tinggi menuju TKP. Sedangkan Varen, air mata sudah mengalir deras dipipinya
"Azel pasti baik-baik aja" racau Varen sudah seperti orang yang kehilangan akal
Setelah berjuang menghadapi kemacetan, akhirnya mereka sampai di TKP, garis polisi sudah terbentang mengelilingi mobil Azel yang sudah hancur.
Varen semakin panik, saat melihat kondisi mobil Azel yang sudah rusak parah.
Linglung, Varen merasa sudah tidak bisa lagi menahan tubuhnya, tetapi ia harus tetap kuat demi Azel 'nya, cinta 'nya.
"Sayang........" Varen menatap nanar tubuh Azel yang sudah bersimpah darah dan sedang dibawa menuju ambulance.
Tangis Varen langsung histeris setelah melihat tubuh sang istri dibawa ambulance.
"Varen! Kamu harus yakin sama Azel" ucap Marchel meyakinkan sang menantu
~~~~~~~••••••••~~~~~~~
Saat mendengar kabar kalau Azel kecelakaan, Anna, Elma dan Risyan serta Javhi langsung ke rumah sakit dan menunggu di depan ruang UGD.
Selang beberapa menit, Varen dan Marchel pun sampai di rumah sakit dan langsung menuju UDG.
Varen seperti deja vu saat dulu Azel kecelakaan dan ini adalah kedua kalinya istrinya itu kecelakaan. Dokter berparas tampan itu langsung disuguhkan dengan pemandangan Javhi yang terus menangis dipelukan sang grandma.
Varen langsung mengambil alih Javhi dari sang mertua dan perlahan tangis Javhi mulai reda.
"Mama......" Air mata yang ia tahan sejak tadi, tumpah dengan sendirinya saat mendengar sang putra memanggil istrinya
"Iya nak, maafin papa ya karna gak bisa jagain mama"
Andai waktu bisa diulang, Varen tidak akan membiarkan Azel pergi begitu saja saat mereka bertengkar tadi.
Mereka yang melihat kerapuhan Varen pun ikut menangis. Dari sini juga mereka bisa melihat seberapa besar cinta Varen terhadap Azel.
"Seharusnya papa cegah mama kamu. Papa bodoh!"
Anna pun bergerak untuk menenangkan menantunya, dan Varen kembali terisak sambil memeluk erat Javhi.
"Maafin Varen my.......semua ini gara-gara Varen" lirih Varen
"Varen.....ini bukan salah kamu. Jangan menyalahkan diri sendiri"
Pintu ruangan terbuka, memperlihatkan dokter yang menangani Azel. Dokter itu mencari keberadaan keluarga pasien.
"Keluarga pasien?"
Varen langsung berjalan mendekati dokter yang menangani Azel. Dokter menghela napas kasar dan mulai bersuara
"Dokter Azel mengalami Gegar otak. Karna benturan di kepalanya sangat kuat dan harus berada di ICU"
Sesak, sakit, hancur itulah yang dirasakan Varen saat ini. Sedetik kemudian, Dokter melanjutkan kalimatnya.
"Tadi kami sempat kehilangan Dokter Azel beberapa menit. Tapi, syukurlah Dokter Azel masih terselamatkan" Varen yang mendengar itu berusaha untuk tetap kuat mendengar penjelasan Dokter
"Setelah ini, Dokter Varen tolong ikut ke ruangan saya"
Varen kemudian memberikan Javhi pada sang mertua, setelah itu barulah Varen ke ruangan dokter.
"Saya cuma mau bilang kalau Dokter Azel saat ini koma. Saya cuma gak tega harus mengatakan ini di depan keluarga besar" Varen sudah menduga hal ini
~~~~~~••••••••~~~~~~
Dengan baju khusus, Varen masuk ke ruang ICU. Terlihat tubuh Azel sudah dihiasi alat-alat medis yang mungkin menyiksanya. Hati Varen teriris melihat keadaan wanita yang sangat ia cintai itu itu.
"Hai cintaku...." bisik Varen membuka pintu ruang ICU
Dengan tangan gemetarnya, Varen meraih tangan Azel yang dingin dan meletakkannya pipi. Berbagai alat yang terpasang di tubuh istrinya itu, membuat Varen yakin kalau Azel pasti sangat kesakitan.
"Hiks....bangun sayang. Kamu harus kuat, jangan tinggalin aku" Varen menangis terisak dalam ruangan itu
Varen menangis mengingat waktu ia membentak Azel saat diantar oleh orang lain.
"Apa hati ini sakit?" Ingatan saat ia menyebut Azel murahan berputar dikepalanya dan membuat Varen semakin menangis
"Pasti sakitkan? Aku gak tahan liat kamu kayak gini cintaku" Varen tidak kuat melihat Azel yang berbaring lemah dengan kabel-kabel yang menghiasi tubuhnya
"Maafin suamimu yang bodoh ini. Ini semua salah aku. Ayo bangun sayangku, aku gak mau liat wajah pucat kamu" Varen menangis seorang diri diruang ICU
Hingga salah satu perawat yang bertugas menjaga Azel datang dan meminta Varen untuk keluar karna waktu berkunjung sudah habis. Perawat itupun membawa Varen keluar.
Jangan lupa vote and comment🥰
Klik👇
KAMU SEDANG MEMBACA
VAREN: Imperfect Husband
Teen FictionMenceritakan tentang Varen yang berusaha untuk membuat istrinya yang amnesia jatuh cinta kembali padanya "Gue udah kayak duda anak satu" •••••••• "Tuh duda nape natap gue sih!" "Dia bukan duda, dia suami kamu!" "Dih, amit - amit. Gak mungkin lah...