🤍 36. Ketempelan Dua Bayi

4.4K 125 4
                                    

Azel membuka matanya ketika cahaya matahari mulai menembus dari jendela. Perempuan itu tidak percaya dengan dirinya sendiri, Azel terkejut mengapa bisa dirinya sedang memeluk Varen.

"Eh, kenapa nih cowok bisa tidur sama gue?" Monolog Azel menatap Varen yang tertidur pulas disampingnya

Dengan gerakan perlahan, Azel menarik tangannya yang berada di atas tubuh suaminya dan berusaha agar tidak menimbulkan suara.

Setelah Azel melepaskan tangannya, tatapan matanya masih tertuju pada sosok laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu. Azel memandang wajah Varen yang begitu sempurna, bahkan dalam keadaan terlelep sekalipun Varen tetap terlihat tampan.

"Jantung aku berdebar setiap kali liat wajah, kamu" batin Azel sambil tersenyum menatap ketampanan suaminya dengan jarak yang sangat dekat

"Kenapa senyum-senyum sendiri, hmm?"

Azel membelalakkan matanya ketika mendengar suara serak Varen. Ekspresi wajahnya saat ini persis seperti pencuri yang tertangkap basah.

"Good morning, sayangku" ucap Varen mulai membuka matanya dan tersenyum manis pada sang istri

Varen kemudian duduk, tangannya terulur untuk meraih tangan lentik Azel dan menciumnya.

Cup

"Maafin aku karna udah ketemu sama perempuan lain tanpa sepengetahuan kamu. Ini pasti sangat menyakitkan hati kamu. Maafin aku udah menghianati kamu, sayang" ucap Varen sambil menatap dalam kedua mata istrinya

Tidak ada respon dari Azel, perempuan itu menarik tangannya dari genggaman suaminya dan seketika itu juga air matanya mengalir begitu saja. Kenapa Varen tega melakukan ini kepada dirinya?

"Kenapa kamu dari awal nggak mau jujur sama aku? Karna aku nggak penting buat kamu?" tanya Azel sambil terisak, hanya air mata yang bisa menjelaskan apa yang ia rasakan saat ini

"Maafin aku, sayang" lirih Varen juga sudah menangis

"Apa kamu mencintai perempuan itu?"

Varen menggeleng kuat "aku nggak menyimpan perasaan apapun sama Hannie, sayang" ucap Varen kembali meraih tangan lentik istrinya

Sedangkan Azel masih saja menangis dan memalingkan wajahnya. Laki-laki yang ia anggap sebagai rumah keduanya, malah menghianatinya. Azel sangat percaya pada Varen.

"Sayang....."

"Kenapa dari awal kamu nggak pernah jujur sama aku?"

Varen menggelengkan kepalanya dengan kuat, tangannya terangkat menghapus air mata yang terus menerus keluar dari mata Azel.

"Kita memang menikah bukan atas dasar cinta. Tapi sebelum aku nikah sama kamu, aku belum pernah berhubungan sama perempuan manapun. Dan aku menerima perjodohan itu walaupun dengan terpaksa. Awal menikah memang belum muncul perasaan cinta di antara kita, sayang. Namun seiring berjalannya waktu perasaan cinta itu muncul. Aku sangat mencintai kamu"

"Dan kenapa aku nggak kasih tau kamu masala itu, karena aku pikir masalahnya tidak serumit itu. Dan sekarang masalah itu udah selesai, yang terpenting bagi aku adalah kamu" ujar Varen yang masih menangis

Azel kemudian maju dan menghambur ke pelukan suaminya sambil menangis. Varen langsung mendekap istrinya dalam pelukannya dan memeluknya erat.

"Maafin aku...." lirih Varen

"Aku memang kecewa sama kamu karna baru jujur sama aku, dan kamu tega nyembunnyiin semua ini dari aku. Perempuan mana yang nggak marah saat suaminya menemui perempuan lain tanpa sepengetahuannya?"

VAREN: Imperfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang