🤍 37. Ngidam

3.7K 113 10
                                    


Setelah memandikan Javhi yang sudah basah kuyup tadi, saat ini Azel tengah menemani si kecil bermain di depan tv.

"Minum dulu, cantik" Varen menyodorkan segelas susu ibu hamil pada Azel

"Varen" panggil Azel sedikit berbisik

"Hmm...?"

"Pengen ketemu sama mama. Aku kangen sama masakan mama" rengek Azel

"Yaudah sekarang kita berangkat kesana, ok? Tapi, kamu minum dulu susunya ya cantik" sambil menyodorkan susu vanilla itu

Azel kemudian meminum susu yang Varen buatkan tadi, dan syukurnya Azel tidak merasa mual seperti biasa.

"Yuk berangkat" ajak Azel bersemangat

"Tunggu dulu sayang...."

Mendengar itu, ekspresi wajah Azel berubah seketika. Yang tadinya ceria, kini sudah mengerucutkan bibirnya.

Varen memandang lekat bibir ranum istrinya kemudian menutup mata Javhi dengan telapak tangannya dan mencium bibir milik Azel.

Cup

Varen mengecup bibir Azel singkat, seketika langsung membuat Azel terkejut bukan main.

"Apa-apaan sih, untung Javhi nggak liat" kesal Azel

"Di bibir kamu tadi masih ada bekas susunya, sayang" jawab Varen sambil menyengir kuda

Seketika Azel langsung mengusap bibirnya dengan telapak tangannya.

"Mana? Gak ada tuh" ucap Azel melayangkan tatapan mautnya

Varen tersenyum "ya emang udah gak ada, 'kan udah aku bersihin pake ini" Balas Varen sambil menunjuk bibirnya

"Ih...mesum!" Pekik Azel sambil memukul pelan lengan suaminya

Sedangkan Varen sudah tertawa keras. Sebenarnya tidak ada bekas susu di bibir Azel, hanya ia saja yang ingin mencari kesempatan pada istrinya itu.

~~~~~~~~••••••••~~~~~~~~

Sepanjang perjalanan menuju ke kediaman Mairetya, Azel terus mengemil. Pipinya yang mulus, kini mengembang dan berisi cemilan. Sama halnya dengan Azel, Javhi juga tengah mengemil di car seat yang berada di belakang.

"Mau?" Varen kemudian membuka mulutnya dan kembali fokus mengemudi

Azel dengan segera menyuapi Varen sambil bernyanyi mengikuti iringan musik. Varen tersenyum dengan salah satu tangannya menggenggam tangan lentik sang istri.

"Varen, aku mau permen kapas" ucap Azel dengan pelan, namun masih dapat didengar oleh Varen

"Kamu tunggu di dalam mobil aja ya, biar aku yang beli"

"Tapi 'kan aku maunya pilih sendiri" gumam Azel dengan mengerucutkan bibirnya

"Apanya yang dipilih, cuma pilih warna 'kan?"

"Di mobil aja ya, sayang. Kasian 'kan kamu lagi hamil, harus berdiri lama disana" bujuk Varen

Azel berpikir sejenak, ia memandangi perut ratanya sambil mengusap-usapnya.

"Yaudah deh kalau gitu, aku maunya yang warna pink ya?"

"Iya, cantik" ucap Varen kemudian mengecup singkat kening Azel setelah itu barulah ia keluar dari mobil

Cup

"Javhi maunya yang warna apa, nak?"

"Bilu, pa"

"Siap pangeran!"

Dengan patuh Azel menunggu Varen yang tengah mengantri untuk membelikan permintaannya. Selang beberapa menit, Varen kembali masuk ke dalam mobil dan memberikan permen kapas kepada Azel dan Javhi.

VAREN: Imperfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang