Azel sampai di mansion mewah dimana ia dan Varen serta anak mereka tinggal disana.
Mobil rolls royce berwarna putih itu memasuki kawasan pekarangan mansion yang luas itu.Supir Azel kemudian menghantikan mobil putih itu tepat di depan pintu mansion. Azel keluar dari mobil dan supir langsung memarkirkan mobilnya. Semua bodyguard yang ada disana menunduk tidak berani mengangkat kepala mereka ketika nyonya mereka memasuki mansion.
"Nyonya" seorang maid menghampiri Azel dan memeluk nyonya mereka
Saat itu juga sekilas memori masa lalu terbersit di pikiran Azel. Membuat perempuan cantik itu memegang kepalanya yang berdenyut nyeri.
"Jhavi......jangan lari - lari nak, nanti jatuh"
Azel menggeleng kuat, mencoba menahan sesuatu yang ia rasakan jika menyangkut Javhi.
Azel melangkahkan kakinya memasuki mansion yang begitu mewah. Suara sepatu bermerk Gucci itu beradu dengan lantai marmer di mansion itu. Dihadapannya, sudah berdiri maid yang sudah menunduk untuk membawa tas Gucci dan melepas sepatu yang dikenakan Azel.
"Gak usah bik, saya bisa sendiri kok"
Lalu bayanagan itu kembali terlintas di pikiran Azel, dimana pada saat itu maid hendak melepas sepatunya.
Azel melanjutkan langkahnya menuju ke ruang makan. Dan lagi - lagi sekilas memori masa lalu terbersit di pikirannya.
"Mama.....aaa...." Javhi menyodorkan satu sendok ke mulut Azel, otomatis Azel membuka mulutnya
"Enak?" Azel mengagguk
"Papa.....aaa....." kini giliran Varen yang mendapat suapan dari Javhi
"Hmm......" Varen memberika ekspresi berlebihan
"Mama macih cakit?" Tanya Javhi dan meletakkan sendoknya
"Mama gak sakit lagi kok sayang, mama udah sembuh"
"Bohong" bantah Javhi dan membuat Varen tersedak
"Mama gak bohong kok sayang. Tadi, mama cuma mual aja. Javhi percaya 'kan sama papa?" Varen berusaha menenangkan putranya
"Javhi gak boleh bilang gitu sama mama. Sana minta maaf" nasehat Varen dengan suara yang lembut
Javhi kemudian turun dari pangkuan Varen dan duduk berhadapan dengan Azel. Sementara Azel, bersusah payah agar air matanya tidak keluar. Ia berpikir kalau putranya itu sangat pengertian meskipun usianya masih sangat muda.
"Mama......Javhi minta maaf" Javhi langsung memeluk Azel dan mencium seluruh wajah Azel persis seperti Azel menciumnya
Cup
Cup
Cup
Tanpa sadar cairan bening terjatuh dipipi mulus Azel. Ya, sebagian ingatannya sudah kembali.
Dengan air mata yang terus mengalir, Azel buru - buru berjalan menuju ke kamarnya dengan Varen. Tangan lentiknya dengan gemetar memegang knop pintu dan membukanya.
Akhirnya pintu yang memang tidak terkunci itu terbuka sedikit memperlihatkan isi kamar dari celah kecil yang terbuka itu.
Pintu semakin terbuka sedikit lebih lebar memperlihatkan sebagian isi kamar dan Azel menarik kakinya melangkah masuk dan matanya langsung mengitari isi kamar tersebut.
"Mama........."
"Kenapa sayang?"
"Javhi au bobok"
KAMU SEDANG MEMBACA
VAREN: Imperfect Husband
Novela JuvenilMenceritakan tentang Varen yang berusaha untuk membuat istrinya yang amnesia jatuh cinta kembali padanya "Gue udah kayak duda anak satu" •••••••• "Tuh duda nape natap gue sih!" "Dia bukan duda, dia suami kamu!" "Dih, amit - amit. Gak mungkin lah...