Tidak terasa hari ini sudah memasuki weekend hari dimana semua orang beristirahat setelah satu minggu bekerja. Bagi kebanyakan orang, weekend adalah waktu untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman, melakukan hobi, berlibur, atau melakukan aktivitas lain yang menyenangkan.
Bagitu juga dengan keluarga kecil Varen dan Azel. Mereka memilih untuk berlibur di pantai bersama putra kecil mereka.
Saat ini Javhi sudah selesai mandi dan Azel sedang memakaikannya baju. Setelah memakaikan baju si kecil, Azel kemudian menyiapkan perlengkapan si kecil untuk di bawa nanti.
"Javhi main sendiri dulu ya, nak" anak itu mengangguk dan melanjutkan aktivitasnya
"Sayang, jam aku hilang!"
"Sayang, kaos warna putih aku dimana?"
Azel hanya menghela napas kasar, karna sudah kebal mendengar teriakan-teriakan itu di pagi hari.
"Javhi main disini dulu ya, nak. Mama keatas dulu"
"Ote mama" jawab anak itu
Cklek!
Azel membuka pintu kamarnya dan mata hitamnya langsung tertuju pada sang suami yang tengah mondar mandir mencari jam tangan kesayangannya.
"Stop mondar mandirnya! Gak capek apa?" Ketus Azel
"Sayang.....jam tangan aku hilang" adu Varen
"Kalau aku lihat gimana?" Tanya Azel sambil mencari jam tangan sang suami
"Itu artinya kamu hebat, sayang"
"Ini apa?" Ucap Azel memperlihatkan jam yang ada ditangannya
"Jam aku, sayang" sahut Varen sambil menyengir kuda
Azel tersenyum kemudian memakaikan jam itu pada tangan sang suami, dan mengecup pipi laki-laki itu.
Cup
"Makasih, sayang"
"Kamu lihat kaos putih aku gak, sayang?"
Azel kemudian menarik lengan suaminya lembut, menuju lemari dimana kaos putih yang ia maksud berada.
"Makanya cari dulu baru teriak-teriak" omel Azel
Varen menatap dokter cantik yang berdiri dihadapannya dengan seksama. Wajah bersih dengan make up yang tipis, hal itu malah memberi kesan kecantikan alami yang dimiliki Azel. Ya, Azel memang secantik itu. Bulu mata lentik dan mata kucing yang begitu indah belum lagi senyum yang membuat Varen candu.
Meskipun melihat wajah Azel setiap hari, Varen selalu jatuh cinta pada wanita yang begitu ia cintai itu.
"Beruntungnya aku........" gumam Varen tanpa sadar meskipun Azel sering mendengar pujian dari suaminya itu tentu saja membuat pipinya merah merona
"Jangan sampai kamu mendua. Aku juga bisa mendua! Mentiga! Atau menseribu!" ancam Azel untuk menstabilkan detak jantungnya
Cup
"Mana bisa aku lirik perempuan lain sedangkan yang aku butuhkan ada dihadapan aku"
"I love you MYQUEEN"
"i love you more MYKING"
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, siapa lagi kalau bukan tuan muda Javhi.
Tok.......
Tok........
"Mama.....papa......."
"Iya sayang......."
Javhi berlari ke arah sang mama tetapi dicegat Varen dengan menggendong Yazan tinggi-tinggi mengabaikan teriakan anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
VAREN: Imperfect Husband
Genç KurguMenceritakan tentang Varen yang berusaha untuk membuat istrinya yang amnesia jatuh cinta kembali padanya "Gue udah kayak duda anak satu" •••••••• "Tuh duda nape natap gue sih!" "Dia bukan duda, dia suami kamu!" "Dih, amit - amit. Gak mungkin lah...