❤️ 40. END

8K 145 1
                                    

Tidak terasa, kini usia kandungan Azel memasuki bulan ke 9. Dan disinilah mereka sekarang, Azel dan Varen tengah berada di ruang inap. Saat ini mereka tengah menunggu pembukaan Azel sempurna.

Sejak tadi, Varen sudah menemani Azel untuk menunggu pembukaan ke 8. Meskipun dokter menyarankan agar Azel melahirkan secara Cesar, Ia tetap memutuskan untuk melahirkan secara normal, ia lebih takut melahirkan secara cesar dari pada melahirkan secara normal.

"Anak papa udah bosen di dalam, hmm?" Tanya Varen sambil mengelus perut Azel

Azel tersenyum lembut dengan sesekali meringis sakit namun sakitnya tidaklah terlalu kuat. Mungkin karna ini kelahiran keduanya jadi rasa sakitnya tidak sama seperti kelahiran yang pertama.

"Kalau mau keluar jangan menyusahkan mamamu ya, sayang. Kasian mama kesakitan" mata Varen sudah berkaca-kaca karna tidak tega melihat istrinya menahan sakit

Namun Azel tiba-tiba mencengkram tangan Varen dengan karna rasa sakit yang menyerangnya itu. Varen yang tidak tega itu langsung aja memanggil seorang dokter.

Terlihat, Azel sudah kesakitan dengan air mata yang terus mengalir dipipinya. Perempuan bermarga Askana itu terus mencakar lengan Varen sampai menggigitnya.

"Varen....sakit!!!" Teriak Azel

"Berjuang ya sayang. Aku disini" Varen mengecup kening sang istri dengan air mata yang menetes mengenai kening Azel

"Sakit Varen!!!" Teriak Azel saat merasakan rasa sakit yang luar biasa saat ini

Keringat sudah bercucuran di wajah Varen, ia menggenggam erat tangan Azel dan menciumnya berkali-kali.

"Cesar aja ya, sayang" bujuk Varen dan Azel menggeleng

"Bukaan sudah sempurna. Posisi kepala bayi juga sudah sangat bagus, kepalanya berada dibawah"

"Dok, ikuti intruksi saya. Ambil napas, lalu keluarkan"

"Arrgh!" Azel mencengkran erat tangan Varen

"Terus dok, kepalanya udah keliatan" ucap sang dokter memberikan istruksi

"Sakit Varen!!!" Teriak Azel dengan menangis

"Kepalanya udah muncul, dorong sekali lagi dok"

"Arrgh!!!"

Oek......

Oek......

Oek......

Azel tersenyum bahagia mendengar suara tangisan bayi 'nya yang menggema di ruangan itu. Varen bergerak mencium Azel yang lemas mengatur napasnya.

Cup

"Selamat, bayinya perempuan!" Ucap dokter, kemudian membawa bayi itu untuk dimandikan oleh perawat

"Princess kita, sayang" bisik Varen ditelinga sang istri

"Sayang......" Varen tersenyum bahagia sampai-sampai air matanya tidak berhenti untuk keluar

Azel hanya bisa tersenyum menatap suaminya, tubuhnya terkulai lemas, keringat terus bercucuran di dahinya, wajahnya juga sangat pucat.

"Princess kita udah lahir sayang, makasih sayang udah berjuang"

Cup

Bayi perempuan yang masih merah itu perawat letakkan diatas dada Azel, bayi itu terlihat nyaman dipelukan sang mama.

Azel tersenyum saat melihat malaikat kecilnya yang mencari kehangatan di dadadnya, pandangan Azel beralih pada Varen yang terus meneteskan air mata.

"Hey.....kenapa nangis?" Dengan pergerakan lemah, tangan lentik Azel terulur untuk menghapus air mata Varen

VAREN: Imperfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang