Azel buru - buru masuk kedalam lift karna tadi ada panggilan darurat di IGD. Selama di dalam lift, Azel terlihat begitu gelisah."Ada pasien darurat?" Tanya seorang laki - laki yang berdiri di samping Azel
Azel melirik sekilas "Iya" jawabnya singkat. Saat ini perempuan cantik itu sedang tidak ingin berbincang dengan siapa pun.
Melihat sikap Azel yang sedikit ketus, laki - laki yang merupakan dokter itu pun tersenyum simpul. Dokter itu kemudian mengambil sandwich yang ada di paper bag miliknya dan memberikan sandwich itu pada Azel.
"Nih, pasti dr. Azel belum sarapan 'kan?" tanya dr. Afralio
"Gak usah, terima kasih" tolak Azel
"Gak baik nolak pemberian orang lain. Ini gak ada racunnya, kok" ucap dokter itu
Azel yang malas berdebat pun akhirnya menerima sandwich itu.
"Terima kasih" jawabnya
Ting!
Pintu lift terbuka.
"Saya duluan" ucap Azel
"Silakan" jawab Afralio
Tiba di ruangan, Azel buru - buru menaruh tasnya dan mengambil perlengkapan prakteknya.
~~~~~~••••••••••~~~~~~
Azel berjalan menuju gerbang AZ Hospital untuk menunggu supir yang menjemputnya. Semenjak Azel kecelakaan waktu itu, ia tidak diperbolehkan untuk membawa mobil sendiri. Hari ini Varen pulang lebih awal makanya Azel dijemput oleh supir, tetapi sudah hampir 10 menit, belum juga ada tanda - tanda mobil yang biasa menjemputnya.
Perempuan berambut panjang itu berdiri dengan gelisah sembari menengok ke kanan dan kiri menatap jalanan.
"Ih....supir mana sih?!" gerutu Azel seraya mengadahkan kepalanya, melihat langit yang mulai gelap
Azel berdecak "Ck! Mana mau hujan lagi"
"Dokter Azel!" panggil Afralio
Azel menoleh ke belakang, dan melihat Afralio yang mulai berjalan mendekatinya.
"Malah bengong!"
"Eh.....iya, kenapa?"
"Mau pulang?"
Azel mengangguk mantap "Lagi nunggu supir"
"Bareng saya aja, supir kamu masih lama kan?"
"Nggak usah" tolak perempuan itu
"Gak usah sungkan, lagipula ini udah sore dan bentar lagi udah mau hujan"
Azel melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, memang benar, sebentar lagi hari akan semakin gelap dan mungkin akan turun hujan.
"Udah ayo" Afralio menarik tangan Azel untuk mengikutinya ke arah motornya
"Ayo naik"
Dengan ragu Azel menaiki motor Afralio, berpegangan pada pundak dokter itu. Kenapa sangat canggung sekali?
Afralio kemudian menghidupkan kendaraan beroda dua itu keluar dari pekarangan rumah sakit.
Diam - diam Afralio terus melirik Azel dari spion motornya, perempuan itu terlihat tidak nyaman sembar menoleh kesana - kemari.
"Gak usah kaku gitu, saya gak bakalan macem - macem kok" jelas Afralio tetapi tidak ada jawaban dari Azel
"Saya paham, pasti kamu takut ketauan Varen kalo kita pulang bareng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
VAREN: Imperfect Husband
Teen FictionMenceritakan tentang Varen yang berusaha untuk membuat istrinya yang amnesia jatuh cinta kembali padanya "Gue udah kayak duda anak satu" •••••••• "Tuh duda nape natap gue sih!" "Dia bukan duda, dia suami kamu!" "Dih, amit - amit. Gak mungkin lah...