Malam ini, Elma dan Risyan akan tidur bersama si kecil Javhi. Karna mereka ingin menghabiskan waktu bersama dengan cucu mereka itu. Sedangkan Varen dan Azel tidur di kamar Varen.
"Cucu kakek, bobok yang nyenyak ya sayang"
Risyan menepuk punggung si kecil dengan pelan. Anak itu mulai memejamkan matanya sambil sesekali menggeliat pelan.
"Javhi udah tidur, pah?" Bisik Azel dan diangguki Risyan
"Udah, kalian ke atas aja istirahat. Javhi tidur sama mama aja" ujar Elma
"Kalau gitu, Varen sama Azel ke atas dulu ya mah" pamit Varen dan diangguki Elma dan Risyan
Pasangan itu kemudian berjalan menuju ke anak tangga yang menghubungkan ke lantai dua. Namun bukannya melangkah, Azel malahan diam dan menatap anak tanggga itu. Azel langsung kelelahan melihat anak tangga itu karna biasanya di mansion mereka ataupun mansion keluarga Askana mereka memakai lift untuk menghubungkan ke lantai dua.
Sedangkan Varen mengerutkan keningnya kebingungan ketika sang istri hanya diam di depan anak tangga sambil menatapnya. Laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya kenapa. Namun bukan jawaban yang ia dapat, istrinya itu malahan memutar bota matanya jengah seolah mengisyaratkan sesuatu.
"Maksudnya?" Bingung Varen menggaruk kepalanya yang tidak gatal
Sedangkan Risyan dan Elma yang memang masih berada di ruang tengah, sudah tersenyum melihat tingkah anak dan menantu mereka itu. Akhirnya Varen menoleh kepada kedua orang tuanya dan seolah bertanya apa maksud istrinya itu.
"Gendong, Varen" ujar Elma
Mendengar itu Varen langsung tersenyum dan tanpa aba-aba menggendong tubuh istrinya ala brydal style dan membut Azel refleks mengalungkan tangannya di leher sang suami. Varen kemudian dengan hati-hati menaikan satu persatu anak tangga.
Cup
Varen mengecup singkat bibir istrinya dan menyatukan hidung mancungnya dengan hidung mancung Azel.
"Kenapa gak langsung bilang aja tadi, sayang?" tanya Varen
"Males. Kamunya aja yang nggak peka" jawab Azel dengan suara pelan
"Sayang, papa kamu dari dulu nggak pernah peka sama mama" ujar Azel sedangkan Varen hanya terkekeh
Sesampainya di depan kamar, Azel membuka pintu kamar mereka agar Varen tidak kesusahan.
Cklek!
Pintu terbuka kemudian pasangan itu langsung masuk ke dalam kamar dan Varen menutup pintu itu dengan kakinya.
Varen kemudian menurunkan Azel di kasur dengan perlahan dan jangan lupakan kecupan gemasnya di bibir ranum Azel.
Cup
"Mau cuci muka, biar aku gendong?" Tanya Varen dan mendapat gelengan dari Azel
"Males"
"Yaudah, nggak cuci muka juga kamu tetap cantik kok" ucap Varen sambil mencolek hidung mancung istrinya
"Gombal terus"
"Beneran sayang. Aku nggak bohong" kekeh Varen
"Au ah! Sana cuci muka" usir Azel dan Varen langsung berlari menuju ke kamar mandi
Sesaat setelah Varen masuk ke kamar mandi, Azel kemudian berteriak karna menurutnya Varen terlalu lama di dalam kamar mandi.
"Varen, anak kamu mau sesuatu!" Teriak Azel
"Mau apa, sayang?" Tanya Varen yang sudah keluar dari kamar mandi
"Katanya mau makan gelato di Italia" celetuk Azel tiba-tiba, membuat Varen langsung membelalakkan matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
VAREN: Imperfect Husband
Novela JuvenilMenceritakan tentang Varen yang berusaha untuk membuat istrinya yang amnesia jatuh cinta kembali padanya "Gue udah kayak duda anak satu" •••••••• "Tuh duda nape natap gue sih!" "Dia bukan duda, dia suami kamu!" "Dih, amit - amit. Gak mungkin lah...