Chapter 43: Incident

43 1 0
                                    

Lara

Tak heran jika Zach memiliki banyak pertanyaan atas apa saja yang ada di dalam gedung laboratorium gelap ini. Yang tidak diketahui banyak orang bahkan suamiku yang merupakan pewaris utama dari seluruh kepemilikan aset Foster Group saja tidak mengetahui adanya ruangan subjek yang ada di Grand Foster Laboratorium. Dia melotot keheranan akan tetapi, sesuai dengan permintaanku, dia tetap diam mendengarkan dokter Alice menjelaskan setiap detail dari fungsi setiap ruangan yang ada. 

Zach memang terdiam, dia entah terkejut atau memang hal ini sudah menjadi hal yang biasa untuknya. Aku yakin bukan pertama kali dia melihat orang disiksa kemudian dibunuh. Uniknya setiap ruangan subjek memiliki subjek dengan kondisi yang berbeda-beda. Ada yang kondisinya masih utuh akan tetapi, jiwanya sudah gila. Ada yang jiwanya sehat akan tetapi, badannya sudah tidak berfungsi lagi. Keadaan para subjek yang membuat Zach memasang wajah miris. Sepertinya ini pertama kali dia melihat para subjek di ruangan. 

Yang paling membuatnya sangat terkejut adalah ketika kami memasuki ruangan subjek khusus yang berada di paling pojok lorong dengan fasilitas yang lebih baik, lebih lengkap karena termasuk fasilitas VIP. Alice menunjukkan seorang wanita tengah tertidur dengan wajahnya yang penuh dengan lebam. Tubuhnya masih di restrain dan dia dalam keadaan tidur. Alice menjelaskan kondisi atas penelitian dari subjek wanita tersebut yang rambutnya masih tertata rapi bahkan luka pada tangannya dirawat dengan baik. 

"Maaf, jika pemandangan anda tidak nyaman, dia menggigit jarinya sendiri sampai putus. Itulah alasan mengapa kami memasang restrain pada tubuhnya agar dia tidak menyakiti dirinya sendiri. Dia sering memukul tubuhnya sendiri bahkan tak jarang menggunakan pisau untuk menyayat-nyayat tubuhnya." 

Zach terpaku mendengar penjelasan dokter Alice. Sementara, aku tersenyum puas melihat penderitaan wanita itu. 

"Sekarang, kondisinya kurang responsif. Karena obat yang kami keluarkan tempo hari menggunakan dosis opium yang sangat tinggi yang membuatnya koma. Namun, dia masih respon terhadap suara, sesekali matanya meneteskan air mata ketika ibunya berkunjung." tambah Dokter Alice. 

"Dan anda tidak perlu khawatir, laboratorium kami membayar para subjek yang bersedia untuk dijadikan objek penelitian dari produk-produk kami yang terbaru. Hal ini membantu kami untuk mengetahui bagaimana respon subjek terhadap obat-obatan yang kami produksi." jelasnya lagi. 

Zach terpaku, terdiam, matanya menatap kosong ke arah wanita yang sedang dalam kondisi koma. Dia sama sekali tak bertanya apapun padahal jika dia bertanya hal itu sebenarnya tak masalah untuk Alice menjawabnya hanya saja aku tak ingin berlama-lama menonton wanita itu. Aku rasanya sangat kesal, aku bahkan sedang membayangkan diriku mencekik wanita itu sampai dia sesak napas dan tak berdaya. Alice jelas tak mengatakan ada yang ditanyakan sebab aku meminta kunjungan ini cukup singkat saja.

"Jadi, itulah tontonan kita. Diam, tak bergerak, penurut atas formula baru. Jika obat itu berhasil maka, keuntungan yang akan kita dapatkan juga sangat besar apalagi kakakku sangat senang memasok bahan baku untuk perusahaan Foster." Aku tersenyum miring menatap tubuh hidup wanita itu.

"Aku tidak melakukannya untuk keuntunganku, Zach. Laboratorium ini memang membutuhkan seorang subjek." ucapku menambahkan agar dia yakin bahwa pekerjaan ini tidak semata-mata aku yang salah. 

"Itu benar, Tuan Foster. Tubuh wanita itu cukup kuat bahkan dengan obat dosis tinggi sekalipun walaupun saat ini kondisinya sedang koma. Namun, kami akan memastikan kesembuhannya." ucap Dokter Alice menambahkan.

"Baiklah, jika tidak ada hal lain yang ingin kalian kunjungi, aku permisi karena harus ada pekerjaan yang perlu ku selesaikan." ucap Alice pamit. 

Aku mengangguk mengizinkannya pergi sementara, Zach masih terpaku melihat tubuh wanita itu.

Married to His LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang