Zach
Semenjak hamil anak ketiga kami, Lara sedikit mengurangi pekerjaannya. Dia lebih mudah frustasi dan emosi. Dia emosi pada hal-hal kecil yang sebelumnya dia tak pernah marah dan sering mengabaikan masalah seperti itu. Setiap kali dia bertengkar denganku, dia selalu mengatakan bahwa itu adalah hormon akibat kehamilannya, dia juga sering menyalahkan aku karena tak pernah setuju dengan keputusannya untuk mengaborsi anak itu. Aku tidak akan setuju akan tetapi, melihat sikapnya yang selalu panas setiap saat pun membuatku gerah dan kehilangan banyak energi.
Menghadapi sikapnya yang seperti itu ditambah aku harus sabar setiap saat, mengalah untuk keegoisannya selama ini. Kadang-kadang aku jadi berpikir bahwa bercerai mungkin lebih baik tapi, di dalam lubuk hatiku aku sangat mencintainya, sudah susah payah aku selama ini mencoba untuk membuatnya jatuh cinta kepadaku. Namun, setiap kali bertengkar membuatku bertanya-tanya apakah dia pun masih mencintaiku? Apakah cintanya masih sama kepadaku atau semua itu berubah seketika ketika dia mengandung anak ketiga kami.
Aku tidak tau, pertanyaan itu justru semakin membuatku ragu kepada pernikahanku sendiri. Namun, akupun tidak bisa bercerai atau menceraikannya, itu adalah hal yang tidak ingin ku lakukan bukan karena perjanjian perusahaan atau kerjasama akan tetapi, selain aku begitu mencintainya karena dia adalah satu-satunya yang bersemayam di hatiku, dia adalah ibu dari anak-anakku. Aku tak ingin jika anak-anakku kehilangan figur ibu mereka. Biarlah pernikahan ini terus berlanjut meskipun sesekali aku perlu pergi untuk keluar mengembalikan energiku yang sesekali habis.
Kebetulan malam ini aku akan bertemu dengan salah satu supplier dari negara tetangga untuk bisnis. Aku sudah menugaskan seorang sopir untuk menjemputnya di bandara karena sekalian dia akan menginap di hotel dan liburan keesokan paginya. Malam ini aku bersedia untuk bertemu dengannya malam ini di hotel untuk membicarakan kesepakatan.
Aku menunggunya di restoran hotel sembari memesan menu untuk makan malam yang terbaik karena sepertinya dia baru pertama kali datang ke Perth. Aku dapat mengetahui bahwa itu adalah dia ketika salah seorang pengawalku mengantarkannya ke meja dimana aku sudah duduk dan menunggu.
"Tuan Foster, senang bertemu dengan anda." Dia menjabat tanganku.
Pengawal menarik kursinya lantas dia duduk di hadapanku. Dia adalah wanita yang cantik, masih muda dan terlihat begitu menawan.
"Senang bertemu denganmu, Nona Moretti. Maaf, kita harus bertemu malam ini tepat setelah kau mendarat. Besok ada pekerjaan lain dan anda sendiri ingin liburan."
"Jangan khawatir, Tuan Foster. Aku bukan William Moretti jadi, anda tidak perlu khawatir. Aku hanya mewakilkan dia saja, memang dia sangat menyebalkan. Aku harus bekerja terus menerus jadi, tak apa jika kita bicara malam ini. Aku ingin menikmati liburan di Perth. Tapi, itu bagus jika anda punya rekomendasi."
Aku tersenyum tipis meresponnya, "Tentu saja, ada beberapa tempat yang bisa kau kunjungi hanya saja kita bisa membicarakan hal itu nanti, Nona Moretti." jawabku.
"Alice, Alice saja. Aku tidak suka menjadi bagian dari Moretti, namun sepertinya itu sudah menjadi nasibku." protesnya seraya mengedipkan matanya.
Aku menilainya dia sedikit centil untuk menggodaku namun, sebetulnya aku sama sekali tidak tertarik dengannya walaupun dia adalah gadis yang cantik. Aku hanya tersenyum tipis saja menatapnya, aku tak ingin bermain api dengan gadis ini apalagi dia adalah adik William Moretti dan lagipula aku sudah punya seorang istri.
"Aku senang dengan barang yang Moretti kirimkan, eksotis. Kami sangat menikmatinya, beberapa bekerja sebagai pelayan di beberapa cabang club kami yang ada di Perth. Sebagian sudah dijual dan organnya diawetkan untuk persediaan." Aku meminum anggur merah yang baru saja pelayan tuangkan ke dalam gelas kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to His Lies
RomanceFoster S-2 Zach & Lara (21+) Lara Lea Stevenson tak menyangka akan berakhir dalam satu ranjang bersama anak dari musuh ayahnya, Zach Foster. Meskipun malam itu adalah malam terindah untuk Lara karena dia selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai seor...