Chapter 26: Almond's Attack

61 3 0
                                    

Zach

Beberapa orang pingsan karena panik, aku dan Lara berdiri untuk mengecek keadaan. Louis sudah membawa istrinya ke ruangannya. Mereka sudah tidak terlihat, semua orang masih menunduk sementara, Red masih berusaha untuk menjaga pintu depan. 

"Sepertinya keadaannya sangat kacau," ucap Lara menyiapkan senapannya. "Kita harus keluar, aku tidak suka jika mereka kewalahan sendirian." ucapnya mengajakku. 

Aku mengangguk mengikutinya, ada beberapa orang red yang berjaga di depan pintu. Mereka belum membereskan dua mayat yang baru saja ku tembak bersama Lara.

Sepertinya mereka sudah kehabisan senjata, terlihat dari aksi mereka yang sedang berkelahi dengan para pengawal yang berjaga di depan gedung. Karena situasinya sangat kacau dan beberapa dari mereka mencoba menerobos masuk melalui pintu belakang maka, aku dan Lara berjalan ke arah belakang dan menemukan beberapa orang yang mencoba menerobos masuk. Kami bersembunyi di titik yang berbeda sembari menembaki alat vital mereka yang lewat. Beberapa dari mereka melepaskan pelurunya yang terdengar di telinga kami sehingga, kami dapat lebih waspada dan dapat membunuh mereka dengan mudah. 

Lara merapikan rambutnya dan mengikatnya sebelum dia melanjutkan perjalannya. Dia terlihat lebih cantik dan lebih seksi dengan rambutnya yang dicepol. Aku terpana melihatnya, dia berjalan pelan dengan begitu elegan dan pelan, berjaga jika ada musuh yang akan menyerang. 

"Mengapa menatapku begitu? Kita harus fokus." protesnya ketika dia melihat tatapanku yang tak berhenti menatap kecantikan tubuh dan wajahnya, "Zach, jika kau ingin melakukan hal itu. Tentu aku akan punya waktu untukmu di tempat mewah ini. Lagipula, aku sudah ingin memakanmu." Dia melirik ke bawah, di dalam celanaku yang sudah sedikit tegang karena mendengar rayuannya. 

"Ayo kita berjalan lagi, sepertinya tidak ada yang masuk lagi." 

Kami mempersipakan senapan akan tetapi, ada yang berlari menghampiri kami. Dia menodongkan pistolnya ke arah kami berdua dan mengancam akan menembak jika kami tidak angkat tangan. Aku dan Lara memutuskan untuk angkat tangan akan tetapi, tidak meletakkan senjata kami. Dia sepertinya sedang ketakutan sampai melupakan point penting untuk memerintahkan kepada kami untuk meletakkan senjata kami. Napasnya terengah-engah seperti dikejar sesuatu akan tetapi, sepertinya dia bukan orangnya Almonds. Lara melirik ke arahku, memberi kode bahwa dia akan menembak pria itu akan tetapi, aku menggelengkan kepalaku tipis tanda bahwa kita harus menunggu sebelum gegabah untuk membunuhnya.

Kami saling bertatapan, tak ada yang keluar dari pria itu hampir dua menit kami menunggu sampai akhirnya dia menatap kami dan mengatakan, "Tuan Carlos sudah terbunuh. Aku bagian dari Red. Maaf, tidak mengenali kalian, Tuan dan Nyonya Foster." Dia seketika pingsan setelah mengatakan hal itu. Aku dan Lara melewati tubuhnya untuk melihat apa yang terjadi di halaman depan. Kami terkejut karena banyak orang terkapar di atas rerumputan dengan darah segar yang masih mengalir.

"Kami minta maaf, Tuan. Kami tidak bisa menemukan dimana tuan Calvin berada." 

Aku melihat jasad kakek berada di tengah-tengah di antara jasad orang red dan pengawal yang telah menjadi korban atas pembataian gila ini.

"Lalu, dimana opa Calvin? Apakah dia diculik?" tanyaku kepada salah seorang pimpinan Red yang baru saja datang dengan beberapa pasukan baru.

Dia menganggukkan kepalanya, "Benar, Tuan Calvin telah diculik oleh Almonds sebab kita menolak perdamaian dengan mereka." 

Aku mengepalkan tanganku erat, ingin sekali aku membunuh pimpinan Almonds yang gila harta, kekuasaan bahkan nyawa seseorang pun dengan mudah mereka ambil tanpa memandang rasa kemanusiaan.

"Aku tidak melihat Papa dan Mama mertua, dimana mereka?" Lara menyadari akan sesuatu bahwa mama dan papa memang menghilang sesaat sebelum serangan ini terjadi.

Married to His LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang