57

1.2K 148 29
                                    

Enjoy the story!



Pagi-pagi sekali, Renjun sudah bangun. Dia keluar dari kamar mandi yang ada di dalam kamar Jeno dengan tampilan yang lebih segar, baju berkerah panjang yang memang sengaja ia bawa, menjadi pilihan untuk dipakai. Selain karena cuaca dingin, Renjun juga harus menutupi tanda berwarna merah keunguan yang tersebar di leher bahkan sampai dadanya.

Melirik ke arah kasur, di sana Jeno masih terlihat nyaman menutup mata.
Dengan langkah pelan, Renjun mendekatinya.
Ia terkekeh kecil ketika melihat selimut tebal yang sekarang sudah merosot sampai pinggul, sehingga hampir memperlihatkan tubuh bagian bawah suaminya.
Renjun menarik pelan selimut itu ke atas, tapi ternyata gerakannya malah membangunkan Jeno.

"Eh? Maaf membangunkanmu." Ujar Renjun, ia duduk di samping Jeno yang masih berusaha mengumpulkan kesadaran.

"Eumm...kenapa sudah bangun? Ini masih terlalu pagi."

"Hanya..aku merasa tidak enak kalau harus bangun telat di rumah Eommonim." Renjun membuka tangannya, memudahkan Jeno yang berpindah posisi menidurkan kepala di pangkuannya.

"Ayo bangun, seprainya mau aku ganti." Renjun menyuruh Jeno bangun, tapi tangannya tidak berhenti memberikan usapan lembut pada kepala sang suami yang malah membuat lelaki itu semakin mengantuk.

"Eummm....lima menit lagi." Balas Jeno dengan suara seraknya, sambil mengusak wajahnya pada perut Renjun.

"Kenapa kau nyaman sekali tidur di atas seprai kotor?" Tanya Renjun, tatapannya melirik ke arah seprai yang semalam tidak sempat mereka ganti karena mereka ketiduran sehabis melakukan ritual malam pertama akibat kelelahan.
Seprai itu terlihat kusut dan terdapat bekas cairan cinta mereka yang mulai mengering.

'Ternyata sebanyak itu' Renjun meringis kecil melihatnya, ingatannya memutar kembali tentang percintaan mereka semalam yang tidak cukup satu kali itu.

"Tidak apa-apa kotor, ini juga bekas kita." Jawab Jeno, yang memancing Renjun untuk terkekeh dan memberikan cubitan kecil pada hidung mancungnya.

"Kalau begitu kau lanjut tidur saja, aku mau keluar memasak sarapan, takutnya Eommonim juga sudah bangun." Renjun mengangkat pelan kepala Jeno dari pangkuannya, berniat memindahkannya ke atas bantal, tapi Jeno justru bangun sendiri.

"Kalau begitu aku juga mau mandi."

"Ah, baiklah. Yasudah, sana ke kamar mandi, nanti seprainya aku yang ganti." Kata Renjun, tapi Jeno tidak langsung beranjak dan malah memajukan bibirnya di hadapan Renjun.

"Kenapa bibirnya?"

"Cium dulu, baru nanti aku mandi."

Mendengar permintaan itu, Renjun tersenyum dan menangkup rahang Jeno.
Ia sedikit menggesekkan hidungnya dengan hidung mancung Jeno, sebelum akhirnya memberikan kecupan pada bibir si tampan itu.
Niatnya hanya sekedar kecup, tapi ternyata Jeno ingin lebih, dan Renjun tidak mungkin menolak—lebih tepatnya ia tidak ingin menolak, ketika Jeno mulai menggerakkan bibirnya.

Sesapan pada bibir bawahnya hampir membuat Renjun melenguh, Jeno selalu hebat dalam berciuman, dan selalu berhasil membuat Renjun terbuai.
Ciuman itu berlangsung cukup lama, tapi Renjun dengan cepat menjauhkan diri ketika tangan Jeno mulai nakal ingin menyelinap ke balik bajunya.

but...I Love You(r) MOMMY//norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang