42

1.6K 219 72
                                    

Enjoy the story!





Hari ini Renjun belum bertemu dengan Jeno, karena pemuda itu menghubunginya semalam kalau hari ini dia akan menjemput orang tuanya di Bandara.
Jeno mengatakan kalau orang tuanya akan datang untuk merayakan ulang tahunnya besok.
Dan sebenarnya Renjun juga diajak untuk ikut ke Bandara, tapi tentu saja dia tolak. Memangnya mau diperkenalkan sebagai apa dia nanti kalau orang tua Jeno bertanya? Sebagai mantan kekasih yang berniat menjalin hubungan lagi? Terdengar aneh, jadi Renjun lebih memilih untuk tidak ikut.

Dan karena hari ini semua urusan pekerjaan juga sudah selesai, maka Renjun dan Jaemin sepakat untuk pergi berburu oleh-oleh.

Sembari menunggu Jaemin yang sedang mandi, Renjun menyempatkan diri untuk menghubungi sang anak. Renjun sudah sangat merindukan anak gadisnya itu, tetapi karena perbedaan waktu, Renjun susah untuk sekedar menelepon Chenle. Tapi kali ini Chenle mengirim pesan, katanya tidak bisa tidur dan minta ditelepon. Jadilah sekarang Renjun menghubungkan panggilan video.

"Loh? Kau tidak sedang di rumah Halmeoni?" Renjun bertanya karena setelah panggilan tersambung, dia melihat bahwa sang anak sedang berada di ruangan yang sangat familiar menurutnya. Yaitu di kamar pribadi anak gadisnya itu.

"Kenapa tidak menginap di rumah Halmeoni? Jadi sekarang kau di rumah sendirian?" Renjun kembali bertanya karena Chenle hanya terus diam sambil menyentuh bibirnya dengan gerakan canggung dan ekspresi gugup.

Sampai saat satu pikiran terlintas di kepalanya, tatapan Renjun pada layar ponselnya yang tengah menampilkan wajah sang anak berubah memicing, "katakan, itu Jisung atau siapa? Dimana dia? Apa sedang di kamar mandi milikmu?" Nada suara Renjun berubah datar. Tidak, dia tidak marah kalau Chenle berkencan. Anaknya itu sudah memasuki usia dewasa dan sebentar lagi akan lulus dari perguruan tinggi. Tapi Renjun khawatir tentang siapa teman kencan anaknya sekarang, Chenle tidak pernah terlihat dekat dengan pria lain selain Jisung.

"Mama...eumm Jisung—"

"Jisung? Dimana dia sekarang? Dia tidak meninggalkanmu kan? Itu pasti sakit, kau baik-baik saja?" Renjun memotong kalimat Chenle ketika mendengar nama Jisung disebutkan, tanpa sadar ia juga menghembuskan napas lega. Setidaknya laki-laki itu Jisung.

"Mama aniya....ma-maksudku, aku di rumah bersama Jisung karena tadi waktu dia menemaniku ke rumah, hujan tiba-tiba turun dan sampai sekarang juga masih gerimis. Jadi kami memutuskan untuk menginap. Dan...eumm, itu....kami tidak melakukan hal yang ada di pikiran Mama, tidak sampai sana."  Nada suara Chenle terdengar gugup ketika mengucapkan kalimat terakhir.
Membuat Renjun yang mendengarnya, memberikan tatapan jahil bukan lagi tatapan memicing.

"Tidak 'sampai sana?' jadi sampai mana? Apa sedikit lebih jauh?" Tanya Renjun dengan nada suara yang terkesan menggoda, membuat wajah Chenle memerah.

"Hanya....ciuman?" Ujar Chenle ragu dan langsung menutup wajahnya karena malu.
Renjun tertawa melihat tingkah sang anak.

"Ohh...jadi itu alasan kau tidak bisa tidur sekarang padahal sudah jam dua belas malam di sana? Karena terbayang ciuman Jisung? Apa Jisung sehebat itu?"

"Aaa Mama...jangan digoda terus, Chenle maluu~"

Lagi, Renjun tertawa dan kini semakin kencang setelah mendengar sang anak merengek. Tapi saat mengingat sesuatu, ia kembali memasang wajah seriusnya, "tunggu. Kau dan Jisung sudah berpacaran? Kapan? Terakhir kali Mama ingat kalian belum ada status selain sahabat kan?"

but...I Love You(r) MOMMY//norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang