21

1.7K 196 24
                                    

Warning!

Gak ada apa-apa sih...cuma sedikit adegan kiss kiss aja wkwkw

Okay enjoy the story!




Renjun baru saja membersihkan piring bekas makan malam. Dia hendak kembali ke kamarnya, tapi urung saat mendengar suara bel.

Sebelum membuka pintu, Renjun lebih dulu melihat dari layar monitor, siapa kira-kira yang bertamu malam-malam begini.
Dan Renjun seketika mendengus keras saat melihat siapa yang sedang berdiri sambil memegang sebuket bunga di depan pintu rumahnya.
Inginnya Renjun untuk tidak membukakan pintu, tapi pria itu pasti tidak akan berhenti memencet bel rumahnya.
Jadi, dengan perasaan enggan Renjun membukakan pintu.

"Selamat malam Renjun-ie..."

Ingin sekali rasanya Renjun memutar bola matanya malas mendengar sapaan itu, tapi dia mencoba untuk menahan diri dan tetap memasang wajah datarnya.

"Kau ada perlu apa?" Tanya Renjun, tidak ketus hanya saja terkesan dingin.

"Chenle sudah tidur?"

"Dia sedang belajar di kamarnya, kalau kau ingin bertemu dengan Chenle besok saja. Atau kau bisa menghubunginya kapan-kapan." Jelas Renjun, berharap pria itu segera pergi. Tapi bukannya pergi, pria di depannya malah menyodorkan buket bunga yang sejak tadi ia pegang.

"Selamat ulang tahun...maaf aku terlambat satu hari mengucapkannya."

Renjun menaikkan sebelah alisnya. Mungkin kalau pria ini melakukannya 2 tahun lalu, Renjun pasti akan dengan senang hati menerima buket bunga dan menghambur ke dalam pelukan pria itu.
Tapi saat ini? Bahkan melihat wajahnya saja Renjun tidak ingin.

"Mark...aku tidak tau kenapa kau masih saja bertingkah seperti ini. Dan aku tidak ingin tau. Apapun alasanmu, aku harap ini untuk terakhir kalinya kau datang seperti ini ke rumahku dengan alasan tidak jelas-"

Renjun menjeda kalimatnya sejenak. Saat dia melihat Mark akan membuka suara, segera Renjun melanjutkan kalimatnya.

"Aku tidak masalah kalau kau datang untuk menemui Chenle, mungkin kau memang masih menganggapnya anakmu."

"Dia memang anakku Renjun-ie...Chenle anak kita."

"Dan aku juga tidak akan mempermasalahkan kalau ada saatnya aku tidak sengaja berpapasan denganmu di jalan. Tapi, datang ke rumahku untuk mengucapkan selamat ulang tahun? Aku tidak suka itu." Ujar Renjun memilih mengabaikan ucapan Mark tentang Chenle.

"A-apa...apa kau sangat membenciku?"

"Tentu saja!" Balas Renjun tegas dan tersenyum sinis.
Apakah Mark terlalu bodoh hingga bertanya seperti itu?

"Aku sangat membencimu. Bahkan lebih dari apa yang kau bayangkan Mark. Aku bahkan berharap kalau aku tidak pernah menghirup udara yang sama denganmu."

"Renjun-ie...."

"Sekarang kau pulang. Tolong tau malu lah sedikit saja Mark, sangat tidak pantas seorang pria datang memberikan hadiah untuk mantan istrinya, disaat ada seseorang yang sedang menunggu kepulangannya di rumah. Calon istri dan juga calon anakmu sedang menunggumu, jadi jangan buang-buang waktu."

Setelah mengatakan itu, Renjun langsung menutup pintu rumahnya. Tidak memperdulikan Mark yang memanggil-manggil namanya.
Renjun muak. Mark adalah luka yang ingin dia sembuhkan, tapi pria itu seolah-olah tidak ingin dia sembuh.

Renjun merasa heran, kenapa beberapa orang lebih suka memperbaiki sesuatu yang sudah mereka rusak. Daripada menjaganya dari awal agar tidak pernah rusak?

but...I Love You(r) MOMMY//norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang