19

1.5K 174 11
                                    



Enjoy the story!




Sejak malam di mana untuk kedua kalinya Renjun menginap di apartemen milik Jeno, sekarang ada hal berbeda yang Renjun rasakan setiap kali melihat pemuda itu.
Selalu muncul desiran di rongga dadanya setiap kali manik mereka bertatapan.

Sejujurnya, perasaan seperti ini sudah sangat familiar untuknya. Tapi, Renjun takut untuk melangkah maju.
Jeno masih sangat muda, dan Renjun tidak mau naif dengan berpikir, mereka bisa menjalani hubungan menjadi sepasang kekasih dan akan menikah ketika usia Jeno lebih dewasa.

Semua rencana tidak selalu berjalan semulus itu, percayalah. Karena Renjun pernah merencanakan kehidupan yang sangat bahagia bersama suami dan anak-anaknya. Tapi nyatanya? Mantan suaminya membuat rencana itu gagal.
Dan juga, tentang Jeno. Pemuda itu akan bertemu dengan banyak gadis yang menarik selama perjalanannya menuju dewasa. Itu yang selalu dipikirkan oleh Renjun.

Jadi, ia mencoba untuk menghindari perasaan itu tumbuh lebih besar lagi.
Ia mencoba untuk menjauh dan akan selalu menolak kalau Jeno mendekatinya. Itu yang Renjun rencanakan sekarang.
Tapi, ingat kalau rencana tidak selalu berjalan dengan mulus. Karena faktanya, setiap Jeno muncul di hadapannya. Renjun tidak bisa berkutik, apalagi menolak apapun yang dilakukan oleh pemuda itu terhadapnya.

Seperti saat ini contohnya, Jeno datang ke rumahnya di minggu pagi, dengan alasan ingin bermain bersama Chenle dan juga Jisung.
Tentu saja Renjun tidak mungkin mengusirnya kan? Karena Jeno datang sebagai tamu sang anak, jadi Renjun tidak punya hak untuk keberatan.

"Chenle-ya...Mama mau ke minimarket, kau mau menitip cemilan?" Tanya Renjun sambil berjalan menuju ruang keluarga, dimana Jeno dan Jisung sedang asik bermain PS, sedangkan Chenle menjadi suporter mereka, atau lebih tepatnya suporter Jeno.

Chenle yang ditanya, menoleh dan memikirkan apa yang ingin ia pesan, "ummm aku mau keripik rumput laut sama susu pisang saja Ma...kalau untuk Jeno dan Jisung, belikan apa saja pasti mereka makan." Ujarnya.

Renjun yang mendengar ucapan anak gadisnya itu dibuat tertawa kecil. Dan tanpa sengaja, tatapannya bertubrukan dengan mata tajam Jeno yang entah sejak kapan mulai menatapnya dan mengabaikan games yang sedang ia mainkan.

Dengan cepat Renjun mengalihkan tatapannya, dan berbalik hendak pergi.
Tapi, sebuah suara membuat langkahnya terhenti.

"Aku juga ingin membeli sesuatu...Chenle-ya, kau gantikan aku dulu bermain dengan Jisung. Aku ingin ke minimarket juga." Ujar Jeno, ia memberikan stik PS yang ia pegang pada Chenle.

Renjun yang mendengarnya, tanpa sadar menahan napas.
Kenapa anak itu tiba-tiba ingin membeli sesuatu?
Apa itu hanya akal akalan nya saja?
Aishhh Renjun tidak peduli, dengan cepat ia melanjutkan langkahnya keluar lebih dulu.

"Jaga Mama ya Jen!"

Renjun masih bisa mendengar teriakan Chenle yang menyuruh Jeno untuk menjaganya.
Menjaga apanya? Yang ada, Jeno adalah yang paling berbahaya untuk saat ini menurut Renjun.

"Kau meninggalkanku...."

Renjun tetap berjalan tanpa berniat menoleh ke arah Jeno yang kini sudah menyamakan langkahnya.

"Noona..."

"Hm?"

"Kau mengabaikan ku lagi? Padahal malam itu kita sudah sangat dekat." Ujar Jeno, membuat Renjun kembali mengingat kejadian saat malam hujan itu.
Malam yang sangat dingin, tapi Renjun merasa hangat karena dia dan Jeno saling—yak! Hentikan pikiranmu sampai di sana Renjun! Maki Renjun pada dirinya sendiri.
Bisa-bisanya ia membayangkan apa yang terjadi malam itu, dan apa ini? Gila! Pipinya memanas.

but...I Love You(r) MOMMY//norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang