25

1.8K 245 49
                                    

Double up!!!!

Enjoy the story!



Sekitar pukul 19:00 kst, Renjun baru bangun dari tidurnya. Kepalanya terasa pusing karena tidur terlalu lama.
Setelah tadi sore Jaemin mengantarnya pulang, Renjun langsung mandi, berharap hal itu bisa menghilangkan bekas sentuhan tangan lancang mantan klien Jaemin tadi.

Sambil memegang kepalanya yang terasa berdenyut, Renjun berjalan keluar dari kamar. Ia melihat kamar Chenle yang masih tertutup, sepertinya anak gadisnya itu belum pulang.
Dengan langkah pelan, Renjun beralih menuju dapur untuk mengambil segelas air putih.
Baru saja dia akan meminum segelas air di tangannya, suara bel mengalihkan atensinya.

"Apa itu Chenle?" Gumamnya. Tapi kalau itu Chenle, dia langsung masuk tanpa menekan bel. Pikirnya.

Renjun meletakkan kembali gelas yang ia pegang tanpa sempat meminum airnya.
Dengan langkah pelan ia berjalan untuk membuka pintu.

"Renjun-ie..."

Kepala Renjun terasa mau pecah saat melihat orang yang sedang berdiri di hadapannya. Mark, lagi-lagi pria itu.

"Apa lagi sekarang Mark? Apa aku harus menyewa keamanan untuk melarang khusus kau agar tidak datang ke rumah ku?" Tanya Renjun kesal tapi suaranya terdengar lirih, ia sangat lemas sekarang.

"Apa kau baik-baik saja?"

"Iya, aku akan baik-baik saja kalau kau segera pergi dari sini Mark. Jadi pergi lah!"

Mark menggeleng, "kau terlihat lemas, apa kau sakit?" Tanya Mark, tangannya hendak memegang kening Renjun, tapi segera di tepis kasar.

"Pergi Mark!"

"Sampai kapan Renjun?! Sampai kapan kau akan membenciku? Aku benar-benar menyesal...tolong maafkan aku dan izinkan aku memperbaiki hubungan kita." Ujar Mark terlihat putus asa.

Mendengarnya membuat Renjun terkekeh sinis, "hubungan mana yang ingin kau perbaiki Mark?! Hubungan yang entah aku tidak tau sudah berapa lama kau permainkan itu? Sekarang aku tanya, sudah berapa tahun kau bermain di belakangku? Atau sampai berapa tahun kau akan terus membohongiku kalau saja aku tidak memergoki mu waktu itu?" Tanya Renjun, membuat Mark mematung seolah lidahnya kelu tak bisa menjawab.

"Kau tau? Dulu, aku seperti orang bodoh yang selalu menunggumu pulang bekerja, aku menyambutmu sambil tersenyum tanpa mengetahui kalau ternyata kau tidak hanya bekerja, tapi juga bermain. Apa karena aku belum bisa memberikanmu kebahagiaan yang utuh, lantas kau berhak menyakitiku? Tidak. Kau tidak berhak Mark. Seharusnya kau berbicara baik-baik denganku, dan aku akan mengambil keputusan terbaik untukmu, walaupun akan menyakitiku juga, tapi setidaknya tidak akan sedalam ini." Air mata Renjun menetes karena harus membuka kembali tentang lukanya di masa lalu.

Mata Mark juga ikut berkaca-kaca melihatnya, mengingat kembali pengkhianatannya yang sudah melukai Renjun sebegitu dalam.

"Maafkan aku Renjun-ie..." Hanya itu yang mampu Mark ucapkan.

"Maaf? Untuk saat ini aku belum bisa. Mungkin suatu saat aku akan memaafkanmu, saat aku bisa menatapmu sebagai orang asing. Bukan sebagai orang yang pernah melukaiku. Jadi kalau kau mau menunggu maaf dariku, silahkan. Tapi jangan menemuiku lagi seperti ini, karena itu akan membuatku semakin membencimu." Ujar Renjun

Setelah Renjun mengatakan itu, keduanya lantas terdiam. Mark tidak bisa berkata-kata lagi, ia hanya menatap sendu wajah wanita yang sangat ia rindukan, wanita yang sangat ingin ia tarik ke dalam dekapan hangatnya.
Mereka hanya saling menatap dengan tatapan yang berbeda, sampai sebuah suara mengalihkan atensi mereka.

but...I Love You(r) MOMMY//norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang