43

2.1K 236 53
                                    

Warning!
Yang masih remaja mohon sadar usia ya dik, jangan dibaca bagian² tertentu 😁


Enjoy the story!


Rumah besar milik Jung Jaehyun terasa lebih hangat siang hari ini. Suara dari sendok yang beradu dengan piring, diselingi dengan suara bincang-bincang ringan serta sesekali tawa memenuhi ruang makan.

Sepasang netra yang ikut tersenyum ketika sang pemilik menarik kedua sudut bibirnya, menunjukkan kalau siang ini adalah waktu yang sangat membahagiakan untuknya.
Jeno, pemuda tampan yang hari ini angka usianya bertambah satu, terlihat tidak pernah melunturkan senyumnya. 

Netranya menatap ke arah orang tuanya yang duduk di depannya. Tawa mereka sangat menghangatkan bagi Jeno, dan ia ingin tawa itu masih bisa menemaninya saat pertambahan usianya untuk tahun tahun yang akan datang.

Jeno bukan anak yang menginginkan barang-barang mewah dan mahal untuk diberikan ketika ulang tahunnya. Karena yang paling istimewa dan selalu dia syukuri adalah fakta kalau kedua orang tuanya masih bisa menemani ketika dia semakin bertumbuh, itu adalah hadiah yang paling berharga menurutnya.

"Aku ingin kue, Oppa juga mau?" Suara cempreng dari sampingnya membuat Jeno menoleh, dan mendapati Minjeong yang sedang menggigiti sendoknya.

"Memangnya kuenya masih ada? Bukannya tadi malam kau sudah memakan semuanya?"

"Masih ada, tadi malam aku hanya makan setengahnya saja. Sisanya aku taruh di kulkas."

Mendengarnya membuat Jeno tersenyum tipis dan mengangguk, "kalau begitu makanlah, tapi besok pergi ke dokter gigi. Kau terlalu banyak makan makanan manis." Ujarnya membuat Minjeong memberengut lucu.

"Oppa seperti berbicara kepada anak kecil."

"Kau kan memang anak kecil."

"Aku tidak." Balas gadis berambut pendek itu kesal.

"Kau iya."

"Aku—"

"Hey sudah sudah...Minjeong sayang, kau boleh makan kuenya sekarang. Dan Jeno berhenti menjahili adikmu."  Ujar Nyonya Lee melerai perdebatan sepasang sepupu itu.

Jeno terkekeh, sedangkan Minjeong pergi untuk mengambil kuenya.

"Jen.."

"Nee?" Jeno menatap ke arah sang Ayah yang baru saja memanggilnya.

"Kenapa tidak kau undang saja Nona Park ke sini?"

Uhuk

Mendengar pertanyaan sang Ayah membuat Jeno tersedak ludahnya sendiri. Ia tidak langsung menjawab, Jeno melirik ke arah Ibunya yang juga tengah menatap ke arahnya, seolah menunggu jawaban.

Jeno berdehem, "Noona sedang sibuk packing...lagipula, Noona sepertinya belum siap bertemu dengan Appa dan Eomma."

"Kenapa? Hanya untuk merayakan ulang tahunmu saja, mumpung Appa dan Eomma sedang ada di sini juga kan?" Kali ini Nyonya Lee yang berujar.

but...I Love You(r) MOMMY//norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang