34

1.8K 250 67
                                    

Enjoy the story!

4 tahun kemudian

Angin yang berhembus cukup dingin menerpa kulit wajah pemuda yang sejak satu jam lalu tidak melunturkan senyum di bibir tipisnya.
Musim semi baru saja berlangsung sekitar satu minggu, jadi suhu dingin dari sisa-sisa winter kemarin masih terasa.

Walaupun badannya cukup menggigil, tapi pemuda dengan rahang tegas itu merasakan hangat di rongga dadanya saat melihat kedua orang yang sangat ia sayangi serta hormati seperti tidak merasa pegal pada rahangnya, karena terus tersenyum sambil menatapnya. Seolah dirinya adalah sesuatu yang sangat luar biasa, yang sayang jika dilewatkan mata.

"Kau anak siapa, huh? Kenapa kau sangat mengagumkan?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh wanita yang masih saja cantik bahkan saat angka usianya terus bertambah.

Pemuda itu terkekeh, "saya anak Lee Junmyeon dan Bae Irene, dan saya mengagumkan karena orang tua saya begitu hebat. Apa Ahjumma tertarik ingin menjadikan saya menantu?" Ujarnya seolah-olah tengah berbicara dengan orang asing.

Grep

"Anak menyebalkan...tapi Eomma sangat sayang."

Pemuda itu, Jeno membalas pelukan sang Ibu dengan tak kalah erat.
Hangat, ini yang ia tunggu sejak tadi.

"Aku menunggu Eomma memelukku dari tadi." Ujar Jeno lirih, ia menenggelamkan wajahnya pada bahu sang Ibu mencari kehangatan.

"Eomma terlalu terpukau melihatmu sangat tampan dengan toga itu. Maaf Eomma jadi lupa untuk memelukmu."

Iya, Lee Jeno baru saja selesai melakukan wisuda sekitar satu jam yang lalu. Setelah kurang dari empat tahun, akhirnya ia resmi menyelesaikan kuliahnya dan berhasil menjadi lulusan terbaik. Hal itu yang membuat kedua orang tuanya sejak tadi menatapnya dengan tatapan bangga dan perasaan haru, sampai-sampai lupa untuk memberikannya pelukan selamat.

Kehangatan yang Jeno rasakan bertambah dua kali lipat saat sang Ayah ikut memeluknya dari belakang, jadi sekarang posisi Jeno berada di tengah-tengah antara Ayah dan Ibunya yang tidak berhenti membisikkan kalimat bangga untuknya.

Hingga sebuah suara membuat keluarga kecil yang sangat bahagia itu terpaksa harus melepas pelukan mereka.

Jeno tersenyum saat melihat seseorang yang dikenalnya sedang berdiri tepat di samping sang Ibu.

"Maaf menganggu waktumu, Jeno...aku hanya ingin mengucapkan selamat." Ujar perempuan cantik yang juga mengenakan toga, sama seperti Jeno. Ia menyodorkan sebuah buket bunga matahari yang dengan senang hati langsung diterima oleh Jeno.

Tuan dan juga Nyonya Lee mengernyitkan kening melihat interaksi sang anak dengan seseorang di depannya saat ini. Dan kerutan di dahi mereka semakin dalam saat perempuan itu tiba-tiba mencium pipi Jeno dan setelahnya memeluk tubuh anak tampan mereka.

"Terimakasih Karina...kau juga selamat, ah maaf aku tidak menyiapkan apapun untukmu." Ujar Jeno, dengan sebelah tangan bergerak menepuk pelan punggung perempuan bernama Karina itu.

Setelah sekitar 3 menit, Jeno melepas pelukannya dengan Karina. Ia beralih menatap kedua orang tuanya, dan seketika alis Jeno terangkat sebelah melihat ekspresi dari dua orang kesayangannya itu.

"Eomma...Appa, kenalkan ini Karina. Dia temanku." Jeno mengabaikan ekspresi Ayah dan Ibunya, dan memilih memperkenalkan Karina lebih dulu.

"Ahjussi, Ahjumma...perkenalkan saya Karina."

Jeno tersenyum melihat Karina yang mengulurkan tangan di depan Ayah dan Ibunya. Karina adalah orang yang sangat ramah dan juga percaya diri, hal itu juga yang membuat Jeno bisa cepat akrab dengannya.

but...I Love You(r) MOMMY//norenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang