5.

6.5K 320 8
                                    

#Andre.

Tak terasa sudah 1 bulan aku bekerja disini dan ini pertama kalinya aku menerima gajiku. Jujur gajinya cukup banyak buatku dan ini sudah sangat cukup untuk mulai menabung dan mengirim sebagian pada mama. Lagipun aku makan dan tinggal gratis, jadi pengeluaranku tidak terlalu banyak.

Karna aku tidak punya ATM untuk mengirim uang pada mama, jadi aku memilih untuk ikut transfer di A Rizal. Dan untungnya A Rizal tidak keberatan akan hal itu.

"Maaf ya A saya jadi ngerepotin." Ucapku.

Saat ini kami sedang berada di bank dekat dengan perumahan ini.

"Iya gapapa dek santai aja."

Kamipun kembali pulang kerumah pak James. Karna hari ini adalah hari minggu, itu artinya pak James libur bekerja dan ada dirumah. Namun anehnya sekarang ada mobil yang belum pernah ku lihat sebelumnya sedang terparkir didepan rumah pak James.

Karna takut pak James membutuhkanku, akupun bergegas berlari kedalam rumah.

Saat diruang tengah, aku melihat ada seorang wanita yang begitu cantik. Namun bedanya wanita ini cantik karna full make up. Berbeda dengan mbak Jessica yang cantiknya natural.

"Ma-maaf pak, saya barusan habis dari ATM untuk mengirim uang pada ibu saya." Ucapku meminta maaf karna takut aku dibutuhkan.

Belum sempat pak James menjawab, wanita tersebut terlebih dahulu bersuara.

"Dia siapa, yang?"

Yang? Dia pacarnya pak James kah? Hmmm

"Dia pembantu baru disini."

"Ohh pembantu, ehh kamu tolong dong bikinin saya yang seger seger." Ucapnya dengan tatapan seperti merendahkan.

"Baik Tante, tunggu sebentar."

Akupun pergi kedapur untuk membuatkan 2 gelas jus apel karna buah apel yang ada didalam kulkas masih lumayan banyak. Daripada terbuang sia sia mending ku buatkan saja jadi jus.

Setelah selesai membuatkan jus apel, aku menghidangkan dimeja ruang tamu dan tak lupa juga dengan beberapa cemilan yang mungkin akan mereka makan.

Aku kembali kedapur untuk mencuci beberapa peralatan yang kotor. Hingga tak berapa lama hpku berdering dan tertera nama Firman disana. Tumben dia meneleponku.

"Halo Ndre, ada yang mau ngomong sama kamu nih."

"Siapa Man?"

"Siang Andre, kamu sibuk gak hari ini?" Kini pak Rendi yang berbicara.

"Pak Rendi? Gak terlalu sibuk sih, memang kenapa pak?"

"Saya butuh pertolonganmu Ndre, kamu bisa gak datang kerumah saya?"

"Pertolongan apa pak?"

"Pokonya kamu datang saja kerumah saya ya? Saya tunggu." Ucapnya lalu telepon tertutup.

Belum juga sempat menjawab, dia malah menutup telepon.
Sebenarnya bisa aja aku datang kerumah pak Rendi karna aku sudah hafal jalannya. Tapi apa diizinkan sama pak James? Mungkin saja diizinkan, lagi pula dia lagi sama pacarnya kan?

Akhirnya aku pun kembali keruang tamu untuk menemui pak James.

"Permisi pak, saya izin untuk pergi kerumah pak Rendi karna dia bilang dia butuh pertolongan." Izinku padanya.

"Gak boleh!"

"Ta-tapi pak, pak Rendi bilang dia butuh perto-."

"Saya bilang boleh ya gak boleh!" Ucapnya terkesan membentak. Padahal sebelum sebelumnya pak James tak pernah membentakku.

My Boss Being Sus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang