2.

7.5K 377 5
                                    

#ANDRE

Akhirnya kami sampai dikota. Kesan pertama saat aku sampai disini adalah, wow.
Jujur aku terkesima melihat gedung gedung menjulang tinggi, jalanan yang begitu rapi tidak seperti di desaku yang banyak sekali lubangnya.

"Biasa aja kali liatinnya." Ucap Firman yang sadar karna sendari tadi aku melongo melihat pemandangan di kota ini.

Tak lama kami sampai di sebuah perumahan yang dimana rumah rumah disini sangat memanjakan mata. Begitu banyak rumah rumah mewah dengan pagar yang menjulang tinggi menutupi rumah mereka. Semoga saja kelak aku bisa beli rumah disini dan tinggal bareng mama. Walau rasanya itu mustahil.

Kami sampai didepan gerbang berwarna hitam. Dan tak lama pintu gerbang dibuka oleh seorang satpam. Padahal sebelum masuk perumahan disini aku melihat didepan ada pos satpam yang berjaga. Untuk apa orang orang disini menyewa satpam lagi? Mungkin karna mereka bingung bagaimana cara menghabiskan uang mereka.

Kami sampai didepan rumah yang ku  lihat rumah ini terlihat minimalis namun begitu modern.
Didepan rumah tersebut terdapat kolam berenang dan seseorang tengah berenang disana.

Kami turun dari mobil. Sadar akan kehadiran kami, orang yang tengah berenang langsung naik dari kolam tersebut dan menghampiri kami.

Laki laki tersebut memiliki perawakan yang sangat indah dipandang. Mungkin jika aku seorang wanita aku akan jatuh cinta pada pandangan pertama.
Belum lagi jendolan besar yang tercetak jelas karna celana pria tersebut basah membuat celana yang dia pakai mengetat. Sial, aku malah mengagumi pria yang kini sedang berjalan ke arah kami.

"Selamat siang pak." Ucap Firman sembari sedikit membungkuk saat berhadapan dengan pria ini. Reflek aku ikut membungkukkan badanku agar terlihat ramah.

"Jadi ini orang yang akan bekerja dirumah bapak, namanya Andre." Lanjut Firman mengenalkanku pada pria yang kini sedang melirik ke arahku.

"Sa-salam kenal pak, nama saya Andre." Ucapku gugup.

"Kamu sudah tau kan akan kerja apa disini?" Ucapnya. Suaranya begitu berat dan sangat merdu didengar.

"Sudah pak, Firman memberi tahu saya kalau saya akan bekerja disini sebagai pembantu."

"Apa kamu yakin bisa? Saya belum pernah punya pembantu seorang laki laki sebelumnya."

Sial, dia meremehkan ku? Dia belum tau kalau aku sering beres beres rumah walau kebanyakan mama yang membereskan.

"Sa-saya usahakan bisa pak. Jika kinerja saya jelek. Bulan depan bapak bisa pecat saya aja kalau saya gak becus kerjanya pak."

Lah, ngomong apa aku ini. Saking gugupnya sampai tidak bisa mengontrol ucapanku sendiri.
Namun bagusnya pria yang dihadapan ku sekarang hanya mengangguk.

"Bagus, sekarang buatkan saya kopi."

Baru sampai disini masa sudah langsung disuruh bikin kopi. Gak mau disuruh istirahat dulu gitu?

"Sa-saya tidak tau dapurnya dimana pak."

"Oke, ikut saya. Sekalian saya akan menunjukkan kamarmu." Ucapnya hendak mengantarku ke kamar. Namun detik berikutnya Firman berbicara.

"Kalau begitu saya pamit duluan pak, saya masih ada kerjaan soalnya." Ucapnya dan dibalas anggukan oleh pria yang ada di hadapanku.

"Loh, jadi kamu gak kerja disini, Man?" Ucapku pada Firman

"Ngga Ndre, aku kerja di kerabatnya pak James."

Ohh jadi pria yang ada di hadapanku ini namanya James? Memang jika dilihat dari mukanya ada barat baratnya gitu. Kayanya pak James ini blasteran.

My Boss Being Sus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang