#Andre.
Paginya aku terbangun agak siang dari biasanya. Alhasil aku langsung buru buru buat sarapan karna ku lihat pak James sudah terbangun dari tidurnya. Namun raut wajahnya masih menunjukkan bahwa dia masih marah.
Dimeja makan tak ada yang bersuara antara aku ataupun pak James, dia fokus pada makanannya sambil sesekali menatapku dengan tatapan marah.
Entah ada apa dengannya, mungkin dia masih marah dengan kejadian semalam. Inginnya aku bertanya, tapi males juga kalau muka pak James aja udah asem duluan.
"Kamu jangan kemana mana hari ini! Mas ada kerjaan diluar, awas aja kalau berani pergi tanpa memberi tahu mas dulu!" Ucapnya saat selesai makan.
"Iya mas."
Entah kerjaan apa yang dia maksud, apa mungkin dia akan bertemu lagi dengan mbak Salsa? Tapi ya sudah lah, aku mencoba untuk percaya padanya walau masih ada sedikit keraguan.
Menjelang siang, pak James sudah pergi entah kemana sedangkan aku mengepel rumah ini, hingga tiba tiba aku mendengar bel pintu rumah berbunyi. Apa mungkin pak James udah pulang? Padahal belum ada 1 jam dia pergi, masa udah pulang lagi.
Hal pertama yang ku lihat saat pintu ini terbuka adalah, wanita dengan makeup tebal diwajahnya. Siapa lagi kalau bukan mbak Salsa?
"A-ada yang bisa saya bantu mbak?" Ucapku gugup.
"Gw mau ngomong sesuatu sama lu, tapi gak disini."
"Mau ngomong apa mbak?" Ucapku mencoba untuk ramah walau wajahnya terlihat menyebalkan.
"Sini, lu ikut gw." Ucapnya sembari menarik lenganku ke arah luar.
"Ta-tapi saya gak di bolehin pergi sama pak James mbak."
"Lu ikut gw atau gw bocorin ke orang orang kalau kalian pacaran? Emang lu mau di arak sama warga gara gara disini ada pasangan homo?!"
Ahh sial, wanita ini memang sangat menyebalkan.
"Iya mbak, bentar saya kunci pintu dulu."
Akhirnya akupun pergi dengan mbak Salsa, namun saat hendak menitipkan kunci pintu rumah pak James ke A Rizal, ternyata dia tidak ada. Entah kemana dia pergi, kayanya dia lagi cari sarapan.
Alhasil aku menyimpannya di pos ini. Semoga aja gak ada maling.
Kami naik di kursi belakang mobil sedangkan disebelah sopir tersebut ada seorang lelaki yang entah siapa, aku tidak mengenalinya. Aku duduk berdua di belakang dengan mbak Salsa.
Entah kemana mobil ini melaju, tapi yang jelas ini sudah sangat jauh dari rumah pak James.
Jujur perasaanku semakin kalut, aku semakin cemas. Jika memang mbak Salsa ingin membicarakan sesuatu, kenapa harus pergi sejauh ini?
"Ki-kita mau kemana mbak?" Tanyaku cemas karna rasanya jalanan ini sudah semakin jauh.
"Diem gak usah banyak omong." Ucapnya dingin.
Tak lama kami sampai disebuah rumah yang bisa dibilang cukup mewah. Namun jika dibandingkan dengan rumah pak James atau mbak Jessica, jelas lebih mewah rumah mereka.
Kami turun dari mobil bersama pria yang duduk disamping supir.
Aku diajak masuk kedalam rumah tersebut oleh mbak Salsa, sedangkan pria yang tidak ku ketahui ini masih mengikuti di belakangku. Jujur aku jadi takut.Setelah masuk kedalam rumah tersebut, aku diajak pergi ke lantai dua.
Mbak Salsa membuka pintu ruangan yang ada di lantai 2 ini dan masuk kedalamnya. Dia juga mengajakku untuk masuk kedalam ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Being Sus [END]
Teen FictionBXB CONTENT!!! KONTEN GAY! KONTEN HOMO! •••••••• "Aku pamit. Makasih sudah pernah hadir dihidupku." "Kau!! Berani kau pergi dari hidupku. Akan ku habisi nyawamu!!." "Silahkan. Bahkan aku sudah tidak peduli dengan nyawaku sendiri."