22.

3.6K 236 23
                                    

#Andre.

Mungkin sudah hampir 1 bulan aku tinggal dikosan ini bersama Rian.
Dia masih belum masuk sekolah karna harus menunggu umurnya 7 tahun terlebih dahulu. Ditambah dia juga masih ku ajari cara membaca dan juga menghitung.

Dalam hampir 1 bulan ini juga aku masih tak kunjung mendapatkan pekerjaan, aku sudah mencoba melamar di beberapa resto namun masih belum ada yang mau menerimaku.

Untungnya persediaan uangku masih cukup banyak, jadi aku tidak terlalu khawatir untuk sekarang.

Saat ini aku masih berjalan tak tentu arah untuk mencari pekerjaan. Rian ku tinggalkan dirumah, biasanya dia akan bersih bersih rumah tanpa ku suruh. Bahkan Rian sudah bisa masak nasi, jadi saat aku pulang mencari kerja kami tinggal makan dengan lauk yang ku beli diluar.

Hari ini masih nihil, aku masih belum mendapatkan pekerjaan. Alhasil aku memilih untuk pulang ke kosan.

"Kak, tadi ada yang nyariin kak Andre." Ucap Rian saat melihat kedatanganku.

"Siapa? Bapak kosan?"

"Bukan kak, yang nyari kak Andre om om mukanya ganteng hidungnya juga mancung." Ucap Rian membuatku bingung.

Perasaan disini aku gak punya kenalan om om yang hidungnya mancung. Bahkan aku hanya kenal dengan tetangga kosan dan juga si bapak pemilik kosan. Jadi siapa yang mencariku?

"Dia nyebutin gak namanya siapa?" Tanyaku pada Rian.

"Nggak kak Rian lupa. Soalnya om tadi ngomongnya cari kak Andre, trus Rian bilang kalau kak Andre lagi gak ada." Ucapnya.

Aku mengangguk mengerti dan mengacuhkan siapa yang sudah mencariku.
Namun jujur saja, ciri ciri yang Rian ucapkan mirip seperti pak James. Tapi orang yang hidungnya mancung gak cuma pak James kan? Lagipun dia di jakarta gak disini.

Alhasil aku mengajak Rian kedalam rumah dan mulai makan dengan makanan yang ku bawa.

Sebenarnya aku bisa aja beli kompor, cuma untuk saat ini aku masih belum dapet orang yang jual tabung gas. Aku udah bilang ke bapak kosan dan dia bilang bakal bantu nyari orang yang jual tabung gas.

Menjelang malam aku kembali mengajarkan Rian cara membaca dan juga menghitung. Mungkin hanya tinggal beberapa bulan lagi dia akan segera sekolah.

Disetiap malam sebenarnya aku selalu mikir buat nyalain hp lamaku yang sudah lama tidak ku nyalakan.
Alasannya adalah aku takut kalau pak James meneleponku, tapi aku juga masih butuh nomor nomor di dalamnya. Aku ingin menanyakan pada Firman, siapa tau dia punya kenalan disini yang buka lowongan kerjaan. Kalau lama lama nganggur gini kan bisa boros juga uangku. Belum lagi aku mau menyekolahkan Rian sebentar lagi.

"Kak Andre kenapa bengong? Bosen ya ajarin Rian menghitung?" Ucapnya agak sedikit murung.

"Gak kok, kakak cuma kepikiran sesuatu aja."

"Pasti kak Andre mikirin soal uang ya? Rian bisa bantu kak Andre kok cari uang, Rian pengen kerja ngamen aja kak, Rian gak mau sekolah."

Aku mengelus rambut Rian.

"Udah kamu fokus belajar aja, bentar lagi kamu masuk sekolah. Kamu harus sekolah yang rajin, buat kakak bangga sama kamu oke?"

"Oke kak, aku janji bakal dapetin rangking 1 biar kak Andre bangga sama Rian." Ucapnya semangat.

Aku tersenyum ke arah Rian. Anak ini kayanya punya potensi buat jadi anak pintar disekolahnya karna cara belajarnya yang begitu cepat. Bahkan Rian baru ku ajari 1 bulan sudah bisa membaca dan menghitung sekarang.

Setelah dirasa cukup belajarnya, aku menyuruh Rian untuk istirahat di kamar. Sedangkan aku mengambil hp yang sudah lama tidak ku nyalakan.

Aku masih ragu buat nyalain hp ini, takut tiba tiba pak James meneleponku. Tapi jika dipikir pikir, ini sudah lama juga. Atau bahkan mungkin pak James sudah melupakanku kan?

My Boss Being Sus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang