#Andre.
Aku tersadar dalam keadaan tengah duduk disebuah bangku, sedangkan tanganku terikat kebelakang membuat seluruh badanku rasanya pegal.
Ruangan ini begitu gelap dan pengap sampai sampai sulit rasanya untuk bernafas.
"TOLONGGGG.. TOLONGGG." Teriakku menggema didalam ruangan ini.
Entah ruangan apa ini, tapi yang jelas sepertinya ini tempat terbengkalai karna bisa ku rasakan aroma debu yang begitu menyesakkan.
Tak lama pintu ruangan ini terbuka dan hal pertama yang ku lihat adalah lampu senter yang begitu terang menusuk mataku sampai sampai aku harus memalingkan wajah karna silau.
Disisi lain hatiku sedikit tenang karna akhirnya ada seseorang yang mendengar teriakanku.
"Bang, tolong saya bang saya diculik." Ucapku saat dia mendekat kearahku sedangkan senternya masih dia arahkan kewajahku membuatku harus memalingkan wajah.
"Bodoh, saya yang menculikmu."
"Ke-kenapa harus culik saya bang? Saya gak punya banyak harta, bang sumpah." Ucapku hampir terisak.
"Berisik!" Bentaknya.
Tak berselang lama terdengar suara hp milik pria yang ada di depanku ini berdering dan dia mengangkat telepon tersebut.
"Halo bos."
"Iya dia sudah sadar"
"Tutup matanya?"
"Siap laksanakan." Ucapnya.
Entah apa yang mereka bicarakan namun tiba tiba pria ini mendekat kearahku lalu mengambil sesuatu dikantong celananya.
Benda tersebut adalah kain untuk menutup mataku, padahal ruangan ini sudah gelap pekat, malah ditambah penutup mata pula. Sejujurnya yang kurasakan sekarang adalah sakit kepala, badan pegal, dan juga takut.
Ya aku takut, ruangan ini sangat gelap. Ditambah sepertinya hari sudah malam membuat kesan sangat horor dalam ruangan ini.
"Bang tolong bang jangan tinggalin saya, saya takut."
"Bawel lu, udah diem aja." Ucapnya.
Sekarang penutup mata ini sudah terpasang, aku sudah tidak bisa melihat apa apa lagi sekarang. Yang kurasakan hanya merinding diseluruh tubuhku.
"Bang?" Ucapku dan tak ada jawaban
"Bang?"
"Lu bisa diem gak? Biar kerjaan gw cepet kelar."
"Jadi kerjaanmu itu nyulik orang bang?"
"Gw sumpel juga mulut lu pake kont*l kalau gak mau diem." Ucapnya membuatku membeku. Aku tak berani membuka suara lagi hingga tak berselang lama suara pintu ruangan ini kembali terdengar.
Apakah dia sudah pergi?
Awalnya aku berfikir bahwa orang tersebut sudah pergi. Namun suara seseorang dalam ruangan ini membuatku salah meyakinkan."Ini bos orangnya. Boleh saya pergi sekarang?"
"Silahkan." Ucapnya.
Suaranya sepertinya aku kenal. Tapi siapa ya?
Tak lama aku kembali mendengar suara pintu terbuka dan tertutup kembali. Entah ada berapa orang dalam ruangan ini karna aku sudah tidak bisa melihat apa apa sekarang.
"Om, tolong lepasin saya om. Saya gak punya banyak uang." Ucapku
Beberapa detik kemudian seseorang terdengar berdehem.
"Tenang saja saya tidak akan meminta hartamu, saya hanya ingin meminta..." Ucapnya menggantung.
Ruangan ini tiba tiba hening, dia tidak melanjutkan kata kata nya lagi hingga aku dikejutkan karna sebuah jari menyentuh bibirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Being Sus [END]
Teen FictionBXB CONTENT!!! KONTEN GAY! KONTEN HOMO! •••••••• "Aku pamit. Makasih sudah pernah hadir dihidupku." "Kau!! Berani kau pergi dari hidupku. Akan ku habisi nyawamu!!." "Silahkan. Bahkan aku sudah tidak peduli dengan nyawaku sendiri."