#Andre.
Sesampainya dirumah, pak James langsung menyuruhku duduk diruang tengah, padahal jam sudah menunjukkan pukul 2 malam tapi dia malah menanyaiku tengah malam gini.
"Gimana bisa kamu diculik?!" Tanyanya saat kami duduk diruang tengah.
"Sa-saya tadi pergi ke mall buat beli beberapa bahan yang kelupaan kemarin, terus selesai dari mall saya nyari apotik dulu buat beli obat untuk A Rizal karna katanya dia lagi sakit pak."
Pak James terdengar berdecak.
"Ngapain kamu sok sokan peduli sama orang lain?! Dia yang sakit ya udah biar dia beli obat sendiri. Makannya jadi orang gak usah sok peduli." Ucapnya.
Jujur aga sakit hati juga karna dikatain 'sok peduli' karna aku memang peduli pada A Rizal. Dia sudah ku anggap seperti abangku sendiri.
"Terus habis dari apotik kamu kemana lagi?" Lanjutnya.
"Saya ketemu sama kakek kakek dan dia minta tolong sama saya buat bawain belanjaannya. Tapi saat sampai disebuah gang yang cukup gelap tiba tiba kepala saya dipukul sampai gak sadar."
"Kan? Apa saya bilang, jangan sok peduli sama orang lain. Coba kalau kamu gak bawain belanjaan kakek kakek itu, kan gak mungkin kamu diculik!!"
"Tapi bapak juga kenapa peduli sama sa-saya sampai mau jemput saya ke Bogor tengah malem begini." Ucapku sembari menunduk.
"I-itu karna kamu pembantu saya! Coba kamu bayangkan kalau kasus ini sampai polisi tau, kan saya juga nanti yang repot!"
"Maaf pak, saya sudah merepotkan. Terima kasih sudah mau susah susah menolong saya, kalau bapak mau pecat saya gapapa pak. Besok saya berhenti bekerja disini." Ucapku kembali menunduk. Sebenarnya aku gak mau di pecat, tapi mau gimana lagi? Aku sudah banyak merepotkan pak James. Mungkin pak James juga bisa dapet pembantu yang lebih baik aku.
"Gak usah dibahas! Sudah kamu pergi ke kamar lalu tidur!" Titahnya.
Aku mengangguk lalu berpamitan pada pak James.
Sungguh, aku tak enak hati pada pak James. Apa aku yang harus berinisiatif untuk berhenti bekerja disini? Mungkin sebenarnya pak James segan untuk memecatku dan yang dia inginkan adalah menungguku mengundurkan diri disini.
Aku menghela nafasku lelah, tangan yang diperban tiba tiba merasakan rasa perih dan juga kepala bagian belakangku terasa berdenyut-denyut. Akhirnya aku memilih untuk memaksakan tidur.
Besoknya aku terbangun pukul 6 pagi. Sungguh, saat bangun kepalaku terasa melayang layang sampai aku hampir terjatuh dari kasur.
Aku keluar dari kamar ini lalu mencuci muka dan mulai menyiapkan nasi goreng untuk pak James makan, namun anehnya dia belum keluar juga dari kamarnya. Karna biasanya jam segini pak James sudah duduk dimeja makan untuk menyantap sarapannya ataupun meminum teh manis.
Setelah selesai memasak nasi goreng. Aku kembali menyapu lantai rumah ini dengan hati hati karna tanganku masih sakit saat memegang gagang sapu ini.
Hingga pintu kamar pak James tiba tiba terbuka dan terlihat pak James masih mengenakan baju tidurnya.
"Siapa yang nyuruh kamu sapu sapu rumah?!" Ucapnya saat melihatku sedang menyapu rumah ini.
"Anu pak, kan ini pekerjaan saya."
"Duduk!" Titahnya.
Aku ikut duduk dimeja makan.
"Nih makan." Lanjutnya sambil menyodorkan nasi goreng buatanku.
"Ta-tapi ini nasi goreng buat sarapan pak James."
"Saya bilang makan ya makan!"
Duh, ingin rasanya menyumpal mulut pak James pake sapu karna dia marah marah mulu.
Aku makan dengan susah payah karna tangan kananku masih terikat perban. Sedangkan pak James terlihat melirik ke arahku dengan tatapan yang sulit diartiakan tapi walau begitu tidak menghilangkan ketampanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Being Sus [END]
Teen FictionBXB CONTENT!!! KONTEN GAY! KONTEN HOMO! •••••••• "Aku pamit. Makasih sudah pernah hadir dihidupku." "Kau!! Berani kau pergi dari hidupku. Akan ku habisi nyawamu!!." "Silahkan. Bahkan aku sudah tidak peduli dengan nyawaku sendiri."