#Andre.
Akhirnya mbak Salsa memenuhi semua kemauanku termasuk uang 30 juta tersebut.
Ditambah mbak Salsa juga sudah membawakan tas yang ku mau. Walau harus menunggu seharian, entah bagaimana caranya membawa tas ini. Aku juga tak tau apakah pak James tau atau tidak kalau mbak Salsa membawa tas ini dari rumahnya.Alhasil, aku diperbolehkan untuk pergi dari rumahnya. Mbak Salsa juga sudah mewanti-wanti agar aku tidak kembali lagi ke rumah pak James.
Tentu sebagai pria yang menjunjung harga dirinya, aku tidak akan pergi kerumah pak James lagi walau masih ada keinginan untuk masih tetap tinggal dirumahnya.
Pagi ini aku berjalan entah kemana, aku tak pernah pergi kesini sebelumnya, alhasil aku hanya berjalan lurus tanpa arah dan tujuan.
Apa aku pergi ke Bogor saja ya? Seingatku dulu waktu aku diculik aku bertemu dengan warga Bogor, ku lihat juga mereka ramah ramah. Mungkin aku bisa mendapatkan kehidupan baru disana?
Baiklah, akan ku coba pergi ke kota Bogor, semoga kehidupanku bisa berubah disana. Dan semoga aku bisa mendapatkan kebahagiaan baru walau harus melupakan kebahagiaan yang lama.
Aku sampai di stasiun KRL dan langsung pergi menuju loket pembelian tiket untuk pergi ke Bogor.
Dalam kereta ini aku termenung mengingat kembali kenangan indah dirumah pak James. Dia adalah satu satunya pria yang ku cintai. Walau dia sering marah marah dan agak sangean, tapi gapapa. Aku tetap mencintainya.
Sesampainya di Bogor, ternyata disini hujan. Berbanding terbalik dengan jakarta yang selalu panas. Disini justru udaranya lebih sejuk.
Aku mencari tempat makan untuk mengisi perut sekaligus meneduh dari hujan yang tak kunjung berhenti.
Setelah menemukan rumah makan sederhana yang ada dipinggir jalan, aku langsung memesan beberapa makanan yang ternyata harga nya jauh lebih murah dibandingkan dijakarta.
Setelah perutku terisi dan hujan sudah berhenti, akhirnya aku kembali berjalan untuk mencari kosan yang sekiranya tidak terlalu mahal. Walau sekarang aku punya banyak uang hasil pemberian mbak Salsa dan tabungan hasil bekerja dirumah pak James, aku tetap harus irit irit uang ini.
Namun saat sedang menyusuri jalan, tiba tiba dari arah depan aku melihat seorang anak dengan pakaian lusuh tiba tiba berlari ke tengah jalan hendak menyebrang, namun sialnya sebuah motor melaju sangat kencang membuat anak tersebut tertabrak bahkan hingga terpental.
Aku berlari ke arah anak tersebut untuk membantunya. Naasnya dahi dari anak tersebut terlihat mengeluarkan darah sedangkan anak ini tidak sadarkan diri.
Orang orang mulai berdatangan, sebagian orang membantu motor yang sudah menabrak anak ini karna terjatuh dan sebagian lagi menolong anak ini dan mengangkatnya ke pinggir jalan.
"Cepat bawa dia ke mobil saya, biar saya antar dia kerumah sakit." Ucap salah satu pria yang ada disana.
Aku ikut mengantar anak ini kerumah sakit karna tak ada seorangpun yang mau ikut kerumah sakit.
Darah segar terus mengalir dari keningnya, aku mengambil kain dari tasku agar darahnya tidak bercucuran dalam mobil ini.
Hingga akhirnya kami sampai dirumah sakit, anak ini langsung dibawa keruang UGD. Kami disuruh menunggu diluar ruangan sedangkan dokter mulai memeriksa anak tersebut.
"Kamu siapanya anak tadi?" Tanya pria yang mengantar kami ke rumah sakit.
"Saya bukan siapa siapanya dia pak. Saya hanya membantunya saja."
Pria yang ada dihadapanku hanya mengangguk.
"Kalau begitu saya pamit duluan karna saya masih ada kerjaan." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Being Sus [END]
Teen FictionBXB CONTENT!!! KONTEN GAY! KONTEN HOMO! •••••••• "Aku pamit. Makasih sudah pernah hadir dihidupku." "Kau!! Berani kau pergi dari hidupku. Akan ku habisi nyawamu!!." "Silahkan. Bahkan aku sudah tidak peduli dengan nyawaku sendiri."