Viona menyemburkan air nya tatkala melihat penampilan Zira yang begitu lusuh.
Emira mengelap tangannya yang terkena semburan maut Viona. "Vio anjirr...jorok banget lo"
Viona langsung menunjuk kearah Zira yang sedang berjalan kearah mereka. "Temen lo kenapa cok" Sontak semuanya melihat kearah Zira.
Zira menyapa mereka dengan santai dan langsung duduk disamping Zelva. "Hai guys...lama yaa nunggu gue"
"Napa lo? Gembel banget" Zira langsung menatap sinis Raden.
"Habis dibully penggemar lo" Sontak saja membuat teman-temannya kaget.
"Lo diem aja?" Tanya Icha, tak mungkinkan Zira gadis yang terbilang bar-bar hanya diam saja dibully.
Tak mendapat jawaban dari Zira membuat semuanya penasaran.
"Jawab cok" Seru Gibran tak sabaran.
"Sabar elah" Zira mengunyah bakso punya Zelva. "Iya gue diem aja. Soalnya gue penasaran rasanya dibully tuh gimana"
"Pinter banget sih anak emak" Emira tersenyum bangga dan dibalas Zira ciuman jarak jauh.
Alka menendang meja pelan namun itu cukup membuat terjadi keheningan di meja tersebut.
Zira menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Tenang gue bales kok" Barulah semua teman-temannya mengangguk.
"Yaaah gue kira Zira gak bakalan bales"
"Jadi maksud lo gue harus diem sampe babak belur gitu?" Tanya sinis Zira kepada Emira.
Emira mengangguk.
"Anjing banget Em" Emira tertawa dan melemparkan kaca kepada Zira yang sigap menangkapnya.
"Jelek banget gue"
"Emang" Sungguh Zira ingin mencakar Emira sekarang.
"Ganti baju nyet..bau air pel'an lo"
"Gak bawa baju salin"
Zelva mengeluarkan kartu dari dompetnya dan memberikan kepada Zira. "Beli seragam baru aja Zira" Lihatlah ibu peri selalu ada untuk teman-temannya.
"Gausah Zel" Meski menolak tapi tangannya tetap mengambil kartu milik Zelva.
"Dih anjirrr"
"Makasih Zelva sayang" Teriak Zira ketika sudah keluar dari kantin menuju koperasi untuk membeli seragam baru.
"Lain kali kejadian ini jangan keulang lagi" Alka memasukan ponselnya kembali dan berdiri untuk kembali ke dalam kelas.
"Siapa sih penggemar bringas lo Den?" Tanya Galleo.
Raden yang masih memakan batagornya mengedikan bahu pertanda ia tidak tau dan tidak mau mencari tau.
"Cari tau, kalo sampe kejadian lagi Alka yang bakal turun tangan" Peringat Vion karena kalo sudah menyangkut anak 2-1 Alka tidak akan melihat gender.
Vion melirik Emira yang asik bercermin memuji dirinya sendiri. "Gila"
"Emira lo cantik banget"
"Ini siapa sih kok cantik terus hahaha" Emira menutup mulutnya menggunakan tangan.
Semua temannya menatap ngeri.
"Jangan sampe gue dapet cewe kayak Emira" Gibran bergedik ngeri kalo sampe ia mendapat pacar modelan Emira.
"Sama Viona aja Gib" Zelva menarik turunkan kedua alisnya menggoda.
Sedangkan Viona langsung salah tingkah karena Gibran menatap dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Family [END]
Teen FictionCR:Pinterest Kelas 2-1 itu isinya tidak ada yang waras tapi walaupun begitu mereka sangat solid satu sama lain. "WE ARE FAMILY!!" Itulah slogan anak kelas 2-1 Zelva yang kalem tapi tidak dengan teman-temannya sering kali di bilang salah masuk kelas...