Zira menarik tangan Ruby dengan keras. Diikuti dengan Viona dan Selyn dibelakangnya.
Zira membawa Ruby ke rooftop dan mengunci pintu. Lalu menekan tubuh Tubuh Ruby ke pembatas Rooftop.
"Gue nekat orangnya, lo kalo masih sayang nyawa mending jangan cari masalah,"Ruby melotot dan berusaha mendorong Zira. "LO GILA!" Teriaknya.
Selyn dan Viona hanya duduk dan merekam agar dapat ditunjukan kepada teman-teman yang lain.
Zira tersenyum miring. "Gue emang gila, sekali lagi gue liat lo nyelakain Zelva. Detik itu juga hidup lo bakal hancur" Menarik kencang rambut Ruby. Sungguh dirinya sangat emosi ketika tahu Ruby sengaja mendorong Zelva dari tangga dan menyebabkan Zelva jatuh pingsan.
Untung saja saat itu Kaisar lewat dan langsung membawa Zelva ke uks. Cukup ringan tidak parah.
Zira mendorong Ruby hingga terjatuh untung saja tangannya masih dipegang Zira.
"L-lo...." Ruby memegang erat tangan Zira. Sedangkan Zira tersenyum sinis.
"Zira," Viona berdiri menghampiri Zira. Takut kalo Zira kelewat batas dan melepaskan tangan Ruby.
Selyn juga mematikan ponselnya dan menghampiri Zira. "Raa kita gabakal bunuh anak orang!,"
"Gue tau! Tapi, gue mau main-main dulu sebelum lepasin dia,"
Ruby menangis menggeleng. "Gue minta maaf! Gue salah seharusnya gue gak ngedorong Zelva. Gue marah sama dia karna jadian sama Alka. Gue cemburu!"
"Tarik gue plisss...." Tangisnya. Sungguh tangan Ruby sudah tidak kuat lagi.
"Kalo gue lepasin aja mau gak?,"
"Nggak! Zira gue mohon maafin gue. Gue janji setelah ini gabakal ganggu Zelva sama Alka lagi,"
"Ah, tangan gue pegel nih. Lepasin aja kali yaa..." Ruby menggeleng dengan air mata yang terus saja mengalir. Sedangkan Zira berpura-pura melepaskan tangannya dari genggaman Ruby.
Selyn dan Viona melotot dan memperingati Zira. Agar segera menarik Ruby.
Zira tertawa keras lalu menarik Ruby. "Kali ini lo selamet," Zira lalu pergi dari sana meninggalkan mereka bertiga.
Selyn dan Viona mengusap dada. Hampir saja mereka berdua jantungan.
Lalu pandangan mereka menatap Ruby yang telah terlihat sangat kaget.
Mereka berdua mengedikan bahu tanda tak peduli. Siapa suruh ganggu Zelva kesayangan anak 2-1. Lalu mereka berdua menyusul Zira.
Ruby terisak dirinya sangat takut tadi. Bagaimana jika Zira benar-benar melepaskan tangannya? Ruby menggeleng seharusnya ia mendengarkan perkataan Zayn yang berpesan agar tidak mencari masalah dengan mereka. Apalagi dengan Zelva.
Iyaa Ruby dan Zayn adalah saudara tiri. Ibu Ruby menikah dengan ayah Zayn beberapa minggu yang lalu. Dirinya selalu mendapatkan pesan dari Zayn agar tidak menyakiti Zelva.
"Bego!," Umpat seseorang yang entah sejak kapan berada dirooftop sekolah.
Ruby melihat kearah suara dan mendapati Zayn yang berdiri dihadapannya.
"Lo? Kenapa disini?," Tanya Ruby.
"Kepo," Zayn mengulurkan tangannya dan membantu Ruby berdiri.
"Gue mau pindah ke sekolah lo aja" Zayn menarik satu alisnya mendengar perkataan adik tirinya itu.
"Sekolah gue gak terima murid sok polos!" Ruby mendelik dan memukul abang tirinya.
"Pokoknya lo harus bantuin gue buat bujuk ayah nanti. Kalo gak, gue bakal kasih tau ke ayah kalo selama ini lo sering bolos terus ke club!"
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Family [END]
Teen FictionCR:Pinterest Kelas 2-1 itu isinya tidak ada yang waras tapi walaupun begitu mereka sangat solid satu sama lain. "WE ARE FAMILY!!" Itulah slogan anak kelas 2-1 Zelva yang kalem tapi tidak dengan teman-temannya sering kali di bilang salah masuk kelas...