24

120 14 0
                                    


"Rela lo, Zelva bareng orang lain?" Vion mengikuti arah pandang Alka. Yang melihat Zelva bersama Ethan.

"Kalo gue jadi lo sih gak rela,"

"Dia udah benci sama gue. Dan gue gamau dia tambah benci, karna gue yang terus berada didekatnya" Alka mendengus sedikit kasar melihat tangan Ethan yang mengelus kepala Zelva. "Jadi asing bukan berarti gue ngelepasin Zelva gitu aja. Ada saatnya orang asing berkenalan, dan itu yang bakal gue lakuin nanti,"

Tidak apa saat ini mereka berdua menjadi asing. Hanya untuk sementara ini saja Alka membiarkan gadis itu menjauh dari jangkauannya. Tiba dimana saat Alka mendapatkannya kembali, Alka berjanji tidak akan pernah melepaskan Zelva.

Vion mengedikan kedua bahunya saja.

Alka menopang kedua tangannya di meja kantin dengan mata tertuju kearah Zelva dan Ethan.

Sudah dua minggu Alka dan Zelva bersikap seperti orang asing. Dan sepertinya malam ini Alka akan membuat gadis itu kembali kedalam pelukannya.

Alka menarik sudut bibirnya. "Gue ikut," Dia berdiri lalu berjalan keluar dari kantin.

Vion tersenyum melirik Alka. Ia tau apa yang pemuda itu rencanakan. Baiklah sebagai teman yang baik dirinya akan membantu rencana pemuda itu agar berjalan dengan lancar.

Malam ini mereka akan menginap di villa milik Kaisar.

°°°°

"Ngapa di villa Kaisar dah, baru masuk aja udah merinding" Raden mengusap tengkuknya yang terasa dingin.

"Tau tuh sih Vion, Kalo gini gue gak berani tidur sendirian"

"Gue juga gak berani" Selyn memeluk erat lengan Kaisar.

Kaisar menepuk kepala kekasihnya pelan. "Sama gue," Mereka melotot sinis kearah Kaisar.

Icha menarik tangan Selyn kearahnya. "Gausah cari kesempatan lo Kai,"

"Gabung aja" Sahut Vion dengan Emira yang memeluk dirinya erat.

"Nah iyaa gue setuju!"

Oke jadi mereka akan tidur didalam satu kamar. Yang cewe tidur diatas ranjang sedangkan yang cowo dibawahnya.

Mereka sudah mengatur tempat dan bersiap untuk tidur. Zelva tidak bisa tidur karna hawanya sangat dingin dan sedikit seram. Apalagi ia tidak bisa bergerak karna ranjangnya tidak cukup menampung 6 orang sekaligus.

Zelva menutup kedua matanya erat kala mendengar suara barang jatuh dari ruang tamu. Lalu sedikit mengintip apakah temannya juga mendengarnya atau tidak. Tapi, sepertinya mereka semua sudah tertidur dengan pulas. Itu artinya cuma ia yang belum tidur.

Sungguh Zelva sangat takut sekarang. Menutup kedua matanya erat agar bisa tidur dan jantung yang berdebar dengan kencang. Lalu sebuah tangan meraih pinggangnya sehingga terjatuh menimpah seseorang. Dan pelakunya adalah Alka.

Kini Zelva berada diatas tubuh Alka. Apakah pemuda itu bermimpi? Sampai tidak sadar menarik Zelva jatuh kedalam pelukannya.

Zelva ingin beranjak tapi tangan Alka yang berada di pinggangnya sangat erat.

Alka membawa kepala Zelva ke sisi wajahnya. "Tidur Zel, Gue tau lo takut kan?,"

"Kamu belum tidur?," Tanya Zelva tepat ditelinga Alka.

Alka menggeleng lalu membuka kedua matanya.

Zelva mengangkat kembali wajahnya dan berusaha melepaskan tangan Alka dari pinggangnya. "Al lepas,"

"Gamau," Lalu membawa kepala Zelva kedadanya agar gadis itu mendengar jantungnya yang berdetak dengan kencang.

"Lo denger kan? Tiap kali gue deket sama lo entah kenapa jantung gue berdetak dengan cepat, gue kangen meluk lo gini" Alka mengelus kepala Zelva dan satu tangannya lagi memeluk erat pinggang Zelva.

We Are Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang