23

97 17 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote yaaa

Makasihhhhh

••••••••

Zelva benar-benar menepati perkataannya. Sudah satu minggu lebih ini Zelva menganggap Alka sebagai orang asing.

Dan satu minggu lebih itu juga Alka menahan emosinya karna kedekatan Ethan dan Zelva.

Seperti saat ini. Alka melihat Zelva turun dari motor Ethan yang dimana Ethan membantu membukakan helm Zelva.

Tangan Alka mengepal dan mendengus kasar.

"Cemburu lo?," Tanya Vion meledek Alka.

Alka tak menjawab ia justru mendekati Zelva dan Ethan. Lalu menepiskan tangan Ethan yang memegang rambut panjang milik Zelva.

Vion terkekeh melihat kelakuan Alka. "Mampos," Ucapnya segera melangkah masuk ke kelas.

Ethan mendorong Alka karna tiba-tiba saja datang dan menepis tangannya dari rambut Zelva.

"Gausah pegang-pegang" Sinis Alka menatap Ethan dengan tajam.

"Emang lo siapa nya Zelva sampe ngelarang? Cuma temen kan? Itupun kalo Zelva ngakuin lo temen sih," Ethan menyunggingkan bibirnya meledek Alka yang terdiam.

"Aku anter kamu ke kelas yaa?," Tanya Ethan kepada Zelva.

"Aku-kamu?," Beo Alka heran. Apa mereka punya hubungan? Sampe-sampe Ethan menggunakan kosa kata aku-kamu.

Zelva mengangguk dan menerima uluran tangan Ethan. Meninggalkan Alka yang menatap mereka berdua.

"Alkaaaaa," Ruby berlari dan segera menggandeng lengan Alka. "Makin hari kamu makin ganteng" Pujinya yang melihat wajah Alka yang semakin hari semakin tampan.

Alka berdecak dan melepaskan tangan Ruby. "Gausah lancang," Datarnya dan berjalan terlebih dahulu diikuti Ruby yang mengekorinya dari belakang.

Alka sangat risih karna Ruby sekarang selalu menempeli dirinya kemanapun ia berada. Awalnya Alka tidak ambil pusing karna sudah terbiasa dengan gadis seperti Ruby ini. Tapi, kali ini Alka sungguh pusing ingin sekali dirinya menghajar Ruby karna selalu membuat kesalahpahaman antara dirinya dan Zelva.

Dan Alka sangat membenci Ruby. Karna gadis itu dirinya kehilangan Zelva.
Iyaa Zelvanya....

Dan Alka mengakui perasaannya. Bagaimanapun juga Zelva harus kembali kedalam pelukannya.

°°°

"Ayanggggg...." Zelva dan temannya menutup telinga akibat teriakan cempreng milik Emira.

Vion membuka kedua tangannya lebar menyambut kedatangan sang pacar. "Sorry yaa gak bisa jemput" Ucap Vion merapikan poni Emira.

Emira mengangguk dan sedikit mendongak. "Gapapa, asal pulang ini kita ngedate" Vion mengangguk dan menyuruh Emira untuk duduk disampingnya.

Viona tergeser dari bangkunya. Dan duduk disamping Zelva.

Mereka semua duduk berpasangan kecuali Alka, Gibran , Viona dan Zelva.

"Emira melet Vion pake apaan yaa? Kok bisa-bisanya tuh anak mau sama dia"

Zelva tertawa mendengar perkataan Viona. "Semar mesem," Mereka berdua tertawa sembari melihat temannya bucin.

Gibran memasang wajah melas melihat semua temannya yang kini sudah punya pacar. Lalu pandangannya kearah Viona yang tertawa bersama Zelva.

"Vio..." Viona yang dipanggil mereka yang menoleh.

Viona menaikan satu alisnya bertanya.

Jantung Gibran sudah dugun-dugun. Baru ditatap seperti itu saja jantungnya sudah tak karuan. "Anu...em...jadipacarguegaadapenolakan"

We Are Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang