6

130 22 0
                                    

"Vion piket anjir" Seru Emira menyuruh Vion yang asik bermain ponsel.

"Lo aja" Jawabnya membuat Emira kesal dan merampas ponsel pemuda itu.

"Enak aja lo, nih lap kaca" Emira memberikan lap kepada Vion yang akhirnya diterima pemuda itu dengan malas.

"Woi bobi yang bener dong hapus nya. Tuh tuh masih ada" Emira sudah seperti mandor saja menyuruh ini itu kepada anak 2-1 yang sepiket dengan dirinya.

"Gaya lo udah kek majikan aja" Ucap Viona yang duduk diatas meja.

Emira menyengir. "Latihan dulu, siapa tau nanti lo yang jadi babu gue"

"Babi lo" Emira tertawa melihat Viona yang mau turun tapi tidak bisa sebab lantai baru di pel.

"Tenang Vio, gajinya gue lebihin ntar"

"Ogah!"

"HAHAHAHAHAHA"

Sedangkan diluar Vion dengan malas mengelap kaca kelasnya.

Tak sengaja matanya melihat Zelva yang baru saja datang dengan senyuman ciri khasnya.

"Pagi Vion" Vion mengangguk dan tersenyum membalas sapaan Zelva.

"Eitsssss! Jangan masuk dulu. Kelas baru di pel hehehe" Emira melarang Zelva yang akan masuk kedalam kelas.

Zelva memajukan kepalanya dan melihat anak kelas 2-1 sedang piket.

Viona dan Zira saja duduk diatas meja begitupun dengan temannya yang lain.

"ZELVA TUNGGU DILUAR DULU YA" Teriak Zira dan dibalas anggukan oleh Zelva.

"OMG ZELVAKU MAKIN HARI MAKIN CANTIK" Heboh Selyn dan Icha dengan penampilan Zelva yang menguncir rambutnya.

Diantara anak cewe yang lain hanya Zelva yang terlihat tidak pernah menguncir rambutnya atau melakukan hal aneh dengan rambutnya.

"Zelva kunciran kayak apotik tutup"

"GAADA OBAT!!!" Teriak mereka semua.

Sedangkan Zelva? Dia hanya tertawa saja.

Zelva menunggu diluar kelas dan duduk dilantai melihat sekelilingnya.

"Ngapain" Suara Alka mengagetkannya yang sedang asik memandang langit.

"Duduk" Jawab Zelva menatap Alka yang berdiri didepannya dengan tatapan polos.

Alka melihat teman-temannya sedang melakukan piket membuatnya ikut duduk dihadapan Zelva.

Bahkan Vion sudah kena omelan Emira karena tidak becus mengepel.

Alka memperhatikan Zelva yang asik sendiri dengan dunianya. "Tumben"

Zelva menatap Alka dan mengernyit tidak paham.

"Di iket rambutnya"

Zelva tersenyum dan menggerakkan kuncirannya. "Bagus gak? Mami yang iketnya"

"Udah balik ortu lo?" Tanya Alka tak menanggapi pertanyaan Zelva tadi.

"Udah tadi malem. Tapi, cuma bentar doang..besok malem udah pergi lagi" Zelva tuh sebenarnya kesepian karna kedua orang tuanya selalu bepergian untuk menjalankan bisnis.

Pulang pun hanya sebentar untuk mengecek keadaan anak semata wayang. Tapi walaupun begitu Zelva tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang orang tuanya, sebab ketika mereka pulang Zelva dan orang tuanya benar-benar menghabiskan waktu bersama.

Kebutuhan Zelva pun selalu terpenuhi sedari kecil. Orang tuanya tidak pernah sekalipun membuat Zelva merasa kekurangan, selalu memperlakukan Zelva seperti princess sehingga membuatnya tumbuh besar dengan anggun dan lemah lembut.

We Are Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang