11

110 23 1
                                    

Seluruh murid diberikan tugas mencari bendera yang sudah disiapkan panitia sekolah.

Terdapat 10 bendera saja yang diletakan terpisah. Jika masing-masing satu kelompok mendapatkan bendera akan diberi hadiah yang berupa uang tunai sebesar sepuluh juta.

Mereka berseru heboh ketika hadiahnya adalah berupa uang.

"Pokoknya kita harus menang" Raden sangat bersemangat sekali.

Memang mereka orang yang berada. Tapi, siapa sih yang tidak bersemangat kalo sudah tentang uang?

Kini seluruh murid mulai berpencar mencari letak bendera.

Raden dan Zira dengan cepat dan bersemangat mencari bendera.

Gibran dan Viona pun sama bersemangatnya, Bahkan teriak dengan heboh mengatakan bahwa uang sepuluh juta akan mereka yang mendapatkannya.

Kaisar dan Selyn juga heboh tapi cuma Selyn saja, tidak dengan Kaisar yang malas sekali melakukan kegiatan ini.

Galleo dan Icha hanya diam saja, mereka berdua tidak mau berteriak di hutan. Alasannya, takut ketempelan makhluk halus.

Vion dan Emira sepanjang jalan diisi dengan celotehan Emira yang menyesal mengikuti acara camping sekolah. Vion membantu Emira untuk berjalan dengan benar, karna gadis itu menggunakan high heels.

Vion berdecak kasar karna Emira salah tempat untuk memakainya.

Sedangkan Alka dan Zelva. Terlihat sudah menyusuri tanda panah yang dibuat panitia sekolah.

"Tungguin" Itu bukan suara Zelva. Melainkan suara Rara yang memaksa agar setim dengan Alka.

Rara tidak mau setim dengan Bobi yang gemuk, dia terus saja merengek kepada gurunya. Dan alhasil mereka bertiga bersama.

"Ck, Cepetan" Alka membiarkan Rara dan Zelva berjalan didepannya.

"Gelap banget" Gumam Rara yang didengar Zelva dan Alka. Satu tim hanya diberikan satu senter saja.

"Al itu benderanya" Tunjuk Zelva kearah bendera yang berada diatas pohon yang tidak terlalu tinggi.

Alka mengangguk dan memberikan senternya kepada Zelva. "Tunggu sini" Alka lalu mengambil benderanya dengan mudah dan memberikan kepada Zelva.

Rara yang melihat langsung menyambarnya dengan cepat. "Biar gue aja"

Zelva mengangguk dan mulai berjalan lagi mencari bendera yang lainnya.

Rara merasa capek karna sudah berjalan menyusuri hutan. "Istirahat bentar, gue capek banget" Ucapnya yang sudah bersandar dipohon.

Alka dan Zelva sontak berhenti juga.

Alka melihat sekitar hutan tapi tidak menemukan tanda panah, sepertinya mereka nyasar.

Alka kemudian mendekati Zelva dan Rara. "Kita nyasar" Rara langsung berdiri dan teriak.

Alka langsung membekap mulut Rara. "Diem, lo mau binatang disini denger?" Alka melepaskan tangannya.

Zelva membawa Rara kembali untuk duduk disampingnya. "Rara tenang aja, kita bertiga bakal keluar dari hutan ini" Ucap Zelva mencoba menenangkan Rara yang panik.

"Kalo tau bakal nyasar gini mending gue setim sama Bobi aja tadi. Tapi, tadi tangan Alka wangi banget" Ucap Rara dalam hati.

Rara melihat Zelva yang menatapnya lembut, lalu ia melirik jaket yang dikenakan Zelva. "Jaket Alka" Gumamnya sangat pelan.

Rara memeluk dirinya sendiri dan menggigil. "Shhhh dingin banget"

Zelva memeluk Rara yang kedinginan. Tapi, sepertinya itu tidak mempan karna gadis itu semakin menggigil.

We Are Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang