5

159 24 1
                                    

"Guys..pulsek main bentar yok"

"Setuju nih, udah lama kita gak main bareng" Sahut Galleo setuju dengan perkataan Icha.

"Gimana?" Tanya Icha kepada teman-temannya.

"Gue sih ngikut aja" Selyn menjawab seraya memasukan semua bukunya kedalam tas.

Emira memakai liptint dan menyisir poninya. "Time zone ayokkk"

"Zelva traktir semuanya" Semua teman-temannya langsung berteriak heboh.

"Gue beruntung banget dapet temen kek Zelva" Raden mengambil tangan Zelva untuk diajak bersalaman.

"Zelva nya yang gak beruntung dapet temen modelan ke lo" Sahut Galleo.

"Yaudah ayokk gas tunggu apalagi"

"GASSSS"

°°°

Mereka langsung berlarian memasuki timezone.

Emira ditarik paksa Zira untuk bermain basket.

Sedangkan Selyn dan Icha bermain pump it up.

Viona dan Gibran memilih kursi pijat.
Maklum mereka berdua remaja jompo.

Kaisar dan Galleo mengikuti permainan Selyn dan Icha, mereka berempat sudah heboh sendiri.

Raden dan Vion sendiri tertarik bermain basket.

"Em lempar yang bener dong" Kesal Zira karena Emira melempar bola selalu meleset.

"Yaa gue gak bisa main ginian ege, gue biasa main mancing ikan" Serius Emira tuh lebih baik bermain mancing ikan dibanding basket. Sebab tidak terlalu menguras tenaga dan ia bisa menebar pesona kecantikannya, kalo bermain basket gini Emira justru tidak bisa tebar pesona.

"Dihh mainan bocil" Cibir Zira.

Emira merengut. "Kalian bertiga aja yang main, gue mau main mancing ikan" Emira pergi ketempat permainan pancing ikan.

"Gue sendiri..kita lomba siapa paling banyak masukin bolanya" Vion dan Raden mengangguk saja.

"Ayo Cha kita kalahin skor mereka berdua" Selyn bersemangat bermain pump it up bersama Icha yang disebelahnya juga tak kalah bersemangatnya.

"Udah kalian berdua gak bakal bisa ngalahin skor kita" Kaisar mengangguk setuju dengan ucapan Galleo.

"Kalo bisa gimana?" Tanya Icha sembari menghentakkan kakinya mengikuti arahan yang dilayar.

"Kita anter jemput selama seminggu" Tawaran Kaisar membuat Selyn dan Icha bertambah semangat.

Galleo tersenyum. "Tapi gue yakin sih kalian bakal kalah"

"Bacot lo nyet, liat aja kita bakal menang"

Disisi lain tempat kursi pijat terdapat Viona dan Gibran yang sedang menikmati pijatan yang diberikan kursi tersebut.

"Ah enak banget"

Viona membuka matanya mendengar perkataan ambigu yang keluar dari Gibran.

"Ambigu banget lo anjirrr"

Gibran menoleh ke Viona. "Apaan ambigu njir? Lo nya aja mikir jorok" Viona mendengus malu, aih kenapa kenapa pemikirannya sangat jorok.

"Gue rasanya mau di kursi ini terus"

Viona mengangguk setuju. "Kek ya cuma kita berdua doang yang remaja jompo" Viona melihat teman-temannya yang berjingkrak-jingkrak heboh, kecuali Zelva dan Alka yang tidak ikut bermain.

"Udah lama banget kita gak main bareng" Zelva tertawa melihat teman-temannya yang menikmati permainannya.

Alka mengangguk saja menanggapi Zelva yang berada disampingnya.

We Are Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang