21

95 12 1
                                    

Vion masuk kedalam kelas 2-1 dan melemparkan tas nya tepat kearah Alka yang sedang tertidur.

Vion menarik kerah seragam Alka dan memukul pemuda itu.

"Astagaa" Emira menutup mulutnya kaget melihat Vion yang memukul Alka.

"Brengsek lo!" Raden dan Galleo berusaha menarik Vion agar berhenti memukul Alka.

"Lo kenapa?" Tanya Gibran ketika Raden dan Galleo berhasil menarik Vion menjauh dari Alka.

"Lo tanya gue kenapa? Harusnya lo tanya sama tuh anak kenapa gue gini..."

"Ada apasih? Al? Lo buat masalah apa sampe Vion semarah ini" Kaisar menghampiri Alka yang hanya diam saja.

Vion berdecih menatap sinis Alka yang hanya diam saja. "Gue udah bilang sama lo Al, Gue gak akan tinggal diem kalo Zelva sampe tersakiti. Dan sekarang lo udah nyakitin Zelva" Vion melepaskan tangan Raden dan Galleo dari tangannya dan berjalan mendekati Alka. "Demi cewe yang baru beberapa minggu lo kenal, Lo udah tega nyakitin Zelva yang udah lama kenal sama lo Al. Lo kalo suka sama tuh cewe jangan nyakitin Zelva SIALAN!"

Vion sungguh kecewa dengan Alka. Kemarin saat dirinya ke mini market dekat rumah Zelva dan mampir kerumah gadis itu. Ia tak sengaja melihat seorang gadis yang terduduk dipinggir jalan dan sepertinya gadis itu sedang menangis terlihat dari kedua bahunya yang bergetar.

Awalnya Vion ingin bersikap bodoh amat saja. Tapi, melihat jaket yang tidak asing dimatanya membuat Vion mendekati gadis itu.

Vion menepuk bahu gadis itu sehingga membuatnya mendongak dan menatap Vion. Vion kaget ternyata gadis itu adalah Zelva.

Vion langsung membawa Zelva untuk berteduh dimini market. Tapi, Zelva menggeleng tidak mau. Vion khawatir melihat kondisi Zelva yang sudah pucat apalagi matanya yang sembab.

"Zelva gamau ketemu Alka lagi" Ucap Zelva kemarin yang membuat Vion penasaran dan membawa gadis itu pulang terlebih dahulu.

Akhirnya Zelva menceritakan semuanya kepada Vion yang memaksa.

Kaisar menghentikan Vion yang ingin kembali menghajar Alka. "Ini ada masalah apa? Kasih tau ke kita!"

Vion mengusap wajahnya kasar dan menceritakan semuanya kepada mereka.

Kaisar mengepalkan tangannya dan langsung menghajar Alka. "Lo orang pertama yang gamau Zelva sama yang lain terluka. Tapi, lo juga orang pertama yang buat Zelva terluka Al"

"Gue kecewa banget sama lo!" Zira ingin memukul Alka tapi Raden menghentikannya karna melihat wajah Alka yang sudah penuh luka akibat pukulan Vion dan Kaisar.

Emira menangis dipelukan Viona. "Princess gue..." Lirihnya mengkhawatirkan Zelva.

"Mulai sekarang lo gak berhak ketemu Zelva lagi" Yang lainnya mengangguk setuju dengan ucapan Vion.

Alka langsung berdiri dan mendorong Vion. "Lo gaada hak buat larang gue!"

Vion tertawa pelan. "Apa lo pikir Zelva masih mau ketemu? Gue rasa lo udah tau jawabannya" Vion keluar dari kelas karna terlalu muak melihat wajah Alka.

Kaisar dan yang lain pun mengikuti Vion.

Alka membuka ponselnya kembali dan mengirimi pesan kepada Zelva yang dari kemarin sampai saat ini belum juga dibuka oleh gadis itu.

Berulang kali juga Alka mencoba menghubungi Zelva tapi tak kunjung diangkat.

Bahkan kemarin malam Alka datang kerumah Zelva tapi tidak ada tanda-tanda dari Zelva yang akan membukakan pintunya.

Alka menyesal. Sungguh dirinya sangat menyesal.

Andai saja kemarin ia tidak mengantar Ruby dan memanggil taksi saja untuk mengantar gadis itu pulang. Kejadian seperti ini tidak akan terjadi.

We Are Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang