Zelva yang rambutnya dicepol berjalan santai disepanjang koridor. Masih sedikit yang datang kesekolah, karna masih terlalu pagi.
"Hmm" Gumam Zelva karna langkahnya terhenti akibat tiga pemuda.
"Gue suka sama lo Mir, jadi pacar gue mau?" Zelva mematung ditempatnya mendengar pernyataan pemuda tampan tapi masih tampanan teman-temannya.
"Hah?" Mir? Emira maksud pemuda itu? Zelva tertawa pelan membuat ketiga pemuda yang berada didepannya heran.
"Maksud kamu Emira?" Tanya Zelva yang diangguki bingung oleh pemuda yang menyatakan perasaannya.
Zelva tersenyum sampai giginya terlihat. "Kamu salah orang, aku bukan Emira" Pernyataan Zelva justru membuat pemuda itu kaget.
"HAHAHAHAHAHA" Kedua temannya tertawa melihat temannya yang salah menyatakan perasaannya.
Pemuda itu menggeleng dan mengeluarkan ponselnya lalu menunjukan foto Zelva yang terpampang di whatsapp.
Zelva bingung sendiri jadinya. Dia tidak pernah menyimpan nomor lain selain anak 2-1.
Ah. Zelva paham pasti Emira memakai fotonya.
Zelva meringis tidak enak kepada pemuda itu. "Itu emang foto Zelva. Tapi, aku Zelva bukan Emira" Jelas Zelva tak mau kasih tau kalo pemuda ini telah ditipu oleh Emira. Zelva tak mau kalo terjadi keributan gara-gara pemuda ini yang tak terima ditipu.
Dan juga sepertinya tiga pemuda ini bukan berasal dari sekolahnya. Tapi kenapa bisa masuk? Ah iya ini masih terlalu pagi jadi tidak ada pengawasan yang terlalu detail.
"Boong dosa loh"
"Jelas-jelas aku bilang namaku Zelva" Zelva turut prihatin dengan pemuda ini. "Lagian disekolah ini juga gaada yang namanya Emira" Aduh Zelva harus berbohong lagi.
"Mungkin ada orang yang iseng pake foto Zelva. Terus nyamar jadi Emira, makanya sesekali kamu vc sama dia biar jadi gak ketipu gini" Jelas Zelva pengertian.
"Kan udah gue bilang, ajak vc. Tapi lo gamau" Cecar temannya.
"Malu kan jadinya"
Zelva jadi tidak enak hati melihat pemuda didepannya ini. "Maaf yaa" Zelva meminta maaf atas nama Emira.
"Bukan salah lo, ngapain minta maaf" Jawab pemuda itu. "Gue nya aja yang bodoh" Lanjutnya sambil terkekeh.
"Zayn" Pemuda itu mengulurkan tangannya dan diterima Zelva.
"Zelva"
Zayn tersenyum dan menyodorkan ponselnya. "Gue boleh minta nomor lo?"
Zelva bingung mau kasih atau nggak. Teman-temannya bilang jangan pernah kasih nomor ke orang yang gak dikenal, tapi Zelva dan Zayn udah kenalan kan tadi? Jadi boleh Zelva kasih kan nomornya?.
Walau ragu Zelva menerima ponsel milik Zayn, dirinya juga tidak enak untuk mengatakan tidak. Takut melukai perasaan pemuda itu.
Baru saja Zelva mengetikan angka ponsel milik Zayn sudah dirampas.
Zelva kaget begitupun Zayn dan kedua temannya.
Vion menghapus nomor Zelva yang sempat diketik dan langsung melemparkan kearah Zayn yang langsung ditangkap.
Vion mendorong Zayn yang terlalu dekat dengan Zelva. "Lo bukan anak sekolah ini" Liriknya kearah seragam yang dipakai Zayn. "Pergi sebelum Alka liat lo"
Zayn terkekeh pelan mendengar perkataan Vion. "Mau bener lo jadi budak Alka"
Vion tak menanggapi perkataan Zayn, dirinya hanya fokus meneliti penampilan Zelva.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Family [END]
Teen FictionCR:Pinterest Kelas 2-1 itu isinya tidak ada yang waras tapi walaupun begitu mereka sangat solid satu sama lain. "WE ARE FAMILY!!" Itulah slogan anak kelas 2-1 Zelva yang kalem tapi tidak dengan teman-temannya sering kali di bilang salah masuk kelas...