18

94 17 1
                                    

Semua teman-temannya saling melirik heran karena tak biasanya Zelva mendiamkan Alka.

Bahkan Rara pun juga heran. "Temen lo kenapa?" Tanyanya kepada Zira.

"Gatau" Jujur Zira dan yang lainnya juga tidak tau kenapa dengan Zelva yang akhir-akhir ini terlihat diam dan menjauhi Alka.

"Gue nyerah deh buat dapetin Alka, susah banget. Apalagi ada murid baru, mana keliatannya deket banget sama Alka"

Zira menoleh menatap Rara. "Maksud lo Ruby?,"

"Ohh Ruby namanya? Gue kemarin liat Alka pulang bareng dia. Setau gue bukannya Alka paling anti sama orang lain yaa selain Zelva?" Tanya Rara yang akhirnya membuat Zira dan yang lainnya mengangguk paham.

Vion menyenggol lengan Alka. "Lo pacaran sama anak baru itu?"

"Gak" Jawab singkat Alka yang menatap punggung Zelva.

"Semua orang gosipin lo berdua dari minggu kemarin"

"Al gue gak ngelarang lo buat pacaran sama siapa aja. Tapi, kalo sampe Zelva nangis gara-gara kalian berdua. Gue sama yang lain gak bakal tinggal diem aja"

"Kalo lo suka sama murid baru itu, bilang baik-baik sama Zelva....lo pasti tau kalo Zelva suka sama lo"

"Gue ingetin aja jangan sampe lo nyesel"

Alka hanya diam mendengar perkataan Vion. Sehingga suara yang beberapa minggu ini menjadi candunya terdengar ditelinga.

"Alka ayok pulang" Ruby masuk menghampiri Alka dengan senyuman manisnya, ia sempat melirik Zelva yang menatapnya tak suka.

Ruby memegang tangan Alka. "Ayokkk pulang" Ajaknya.

"Dih jijik banget liatnya" Celetuk Rara yang mendekat kearah Emira dan Zira.

"Kek lo dulu gak sih Ra?" Tanya Icha.

"Tapi gue udah tobat yaa"

Kaisar melepaskan tangan Ruby dari Alka. "Alka pulang bareng Zelva"

Ruby menatap Alka sedih. "Ohh pulang bareng Zelva yaa, Yaudah gapapa aku pulang sendiri aja" Ruby tersenyum dan ingin keluar dari kelas 2-1. Tapi, Alka menahan tangannya.

"Bareng gue" Ucap Alka membuat semua temannya menatap tak percaya termasuk Zelva.

Sudah dua kali Alka melanggar janji nya sejak yang pertama di kantin minggu lalu.

"Kok gue pengen nangis yaa" Emira mengusap matanya yang mengeluarkan air mata.

"Sih Alka bener-bener yaa" Galleo dan yang lainnya menahan diri untuk tidak menonjok wajah Alka.

Ruby tersenyum karna Alka memilih dirinya dibanding Zelva. Lalu, ia membalikan tubuhnya menatap Alka. "Tapi Zelva gimana? Udah gapapa kok hari ini aku pulang sendiri aja. Aku jadi ngerasa bersalah sama Zelva"

Belum sempat Alka menjawab, suara decitan yang berasal dari bangku Zelva memecah keheningan mereka semua.

"Zelva duluan yaa" Zelva tersenyum kepada temannya dan melihat Alka yang hanya diam menatap dirinya.

"Gue anter yaa Zel?" Tanya Vion yang sudah maju mendekati Zelva.

"Iya Dianter Vion aja yaa"

"Udah ada yang jemput Zelva kok"

"Siapa? Bukannya supir lo lagi pulang kampung? Papi sama mami lo masih diluar negri kan" Iyaa mereka semua kecuali Alka dan Ruby mengangguk dengan ucapan Gibran.

"Sorry gue telat" Kehadiran Zayn membuat mereka heboh seketika.

"Zayn baik kok guys" Cegah Zelva kepada teman-temannya yang ingin menghajar Zayn.

We Are Family [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang