"ibu, lihat apa yang aku bawa untukmu!" Aillard berteriak dengan bersemangat saat memasuki gubuk kecil——yang sepertinya setelah dua tahun ditempati oleh ibu dan anak itu, gubuk itu terlihat sudah terawat dari pada sebelum mereka tempati.
Di kedua tangannya ia membawa dua ekor kelinci putih yang telah diikat keempat kakinya dengan tali rambat yang kuat. Aillard semakin menguatkan pegangannya pada kedua telinga kelinci tersebut saat kedua kelinci itu mencoba memberontak kembali. Sepertinya kedua kelinci itu tahu bahwa mereka akan dijadikan hidangan makan malam oleh bocah yang berumur sembilan tahun itu.
Kelinci itu seakan memiliki pemikiran sendiri tentang lebih baik berusaha untuk mencoba melepaskan diri walau tahu itu tidak akan berhasil daripada harus berdiam diri untuk dijadikan menu makan malam.
Aillard menghembuskan napas panjangnya saat sang ibu tak menjawab. Aillard menghampiri tempat tidur di mana ibunya terbaring lemas. Ini sudah memasuki bulan ke enam saat sang ibu telah terbaring sakit di kasur, sebelumnya ia memang sudah sering sakit-sakitan, tapi tak separah sekarang ini saat ia mulai kembali dikeroyok oleh orang-orang yang membencinya. Dan itu terjadi saat sang ibu mencoba mengumpulkan sisa-sisa makanan yang ada di salah satu pasar ibu kota kerajaan.
"Ibuu, apakah kau tidak akan bangun?" Aillard berjongkok tepat di samping kasur ibunya terbaring. Ia memperhatikan wajah keriput ibunya yang tertidur, lalu jari telunjuknya menekan-nekan pipi ibunya yang tirus. Wajah anak itu berkerut dalam kesedihan saat menatap banyak bekas luka yang tak akan pernah hilang di wajah ibunya.
"Aku menemukan dua kelinci hutan saat berjalan-jalan di sekitar hutan tadi. Jadi, apakah ibu tidak akan mau makan kelinci panggang buatan ku nanti?"
Kedua kelinci tadi yang sudah ditaruh di samping Aillard berjongkok, mereka memberontak kembali saat Aillard berbicara. Mereka seakan tahu apa yang dikatakan oleh bocah yang ada disampingnya. Tapi, usaha mereka untuk bisa melepaskan diri dari ikatan tali itu hanyalah sia-sia saja, dan paling-paling kedua kelinci itu hanya bisa bergerak satu jengkal dari tempat sebelumnya.
Aillard hanya melihat tanpa minat pada usaha kedua kelinci itu. Saat mata mereka bertatapan, kedua kelinci itu semakin memberontak untuk bisa melepaskan diri. Ini seperti hiburan tersendiri bagi Aillard, tapi ia sedang tak minat pada hal apa pun, lalu ia hanya menoleh lagi saat ibunya tak menjawab pertanyaannya.
Aillard kembali menekan-nekan pipi ibunya sambil memanggil.
"Ibuuu." Saat memanggil, suaranya mengayun lucu dengan kedua pipinya yang gembung.
Saat ia akan memanggil ibunya kembali, suara batuk yang menyahut satu-dua kali menghentikannya. Mata ibunya yang terpejam tadi, kini terbuka sedikit untuk melihat anaknya yang ada di sampingnya. Matanya memang rabun, tapi ia bisa melihat dengan samar dua kelinci putih besar saat anaknya mengangkat dengan bersemangat kedua kelinci itu di hadapannya sambil tersenyum lebar.
Dia terkekeh pelan saat ibunya menoleh ke arahnya, ia mengangkat kedua kelinci itu, wajahnya kembali ceria, "Ibu, apakah kau tidak lapar?" Matanya berbinar-binar seperti ada banyak bintang yang bersemayam di mata bulatnya yang besar.
Ibunya batuk satu-dua kali lagi. Bibirnya yang pucat dan kering tersenyum tipis saat batuknya sudah mulai mereda. Tangannya yang hanya memiliki sedikit kekuatan memaksakan diri untuk mengelus rambut anaknya——dengan meraba-raba udara hingga menyentuh kepala anaknya——yang sudah hampir panjang.
Ia berpikir, sudah berapa bulan ia tak memotong rambut anaknya semenjak ia sakit-sakitan di tempat tidur? Apakah sudah ada enam bulan lamanya?
Ia merasa sedih ketika melihat senyum yang anaknya berikan kepadanya. Ia menggigit bibirnya ketika ia merasakan rasa nyeri yang menyelimuti hatinya, sehingga membuat matanya yang rabun sedikit berair. Ia merasa tak pantas menjadi ibu di dunia ini, karena dirinya ia harus melibatkan anaknya yang kecil merasakan penderitaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreams and Portal Holes
Fantasy[CERITA BELUM TAMAT, NAMUN ADA BEBERAPA BAB YANG BELUM SELESAI DIREVISI SEHINGGA ADA BANYAK YANG ANEH SAAT DIBACA] Haeden Da Velas Glorantha adalah seorang pangeran yang berasal dari salah satu dari sepuluh besar kerajaan terkenal di dunia sihir. Di...