Bab 26: Aku Ingin Adik!

24 5 0
                                    

Oh, ini benar-benar hari yang sial.

Bisa dikatakan bahwa ini adalah hari yang paling menyebalkan dengan dibandingkan hari-hari ketika ia bersama dengan adiknya yang terkadang membuat ia kesal. Zettha sudah merasa cukup lama dalam mencari segala cara untuk membuka pintu besar sialan ini. Bahkan ia sudah mencoba untuk menendang dan membelah pintu itu dengan pedangnya. Tapi, pintu itu tak mau terbuka sedikitpun atau tergores sedikit saja.

Zettha yang berdiri di depan pintu itu terlihat benar-benar kesal. Bahkan Aasha yang berdiri di belakangnya bisa merasakan kekesalan yang Zettha rasakan.

Matanya tak lepas ketika memandang Zettha, bahkan air liurnya terasa berat untuk ia telan. Mm ... baiklah. Ada bagusnya jika ia menjauh dari pria yang ada di depannya. Tidak bagus jika ia banyak berbicara seperti  yang ia lakukan saat berada di ruangan belakang dan membuat Zettha bertambah kesal.

Zettha mencoba untuk berpikir keras dengan rahangnya yang mengeras dan tangannya menggenggam dengan kuat pedangnya yang dilapisi sihir yang sama seperti ketika ia membuka pintu ruangan yang ada di belakang, namun sepertinya cara itu tidak berhasil sama sekali ketika ia melakukan hal yang sama. Malah, sepertinya pedangnya yang akan patah jika ia kembali memukul pintu besar itu dengan bilah pedangnya dengan paksa.

Aasha menggenggam kedua tangannya dengan kikuk, ia tertawa namun terlihat dipaksakan, "Ha-ha, Pangeran, saya rasa tidak akan mudah untuk keluar dari sini." Memang, tidak baik jika ia terus diam. Tapi, seketika ia langsung menyesal karena telah mengatakan sesuatu yang sudah pasti dalam situasi sekarang ini. Di dalam hati, Aasha berteriak pada dirinya sendiri.

Ketika mendengar itu, mata Zettha langsung menatap kearah Aasha, membuat wanita itu merasakan tulangnya menggigil——padahal ia bisa melihat bahwa Zettha hanya memandangnya dengan tatapan mata yang datar, namun ia langsung merasa takut karena tatapan matanya itu.

"Tidak. Aku akan keluar dari sini."

"Tapi ... sepertinya itu tidak akan mudah. Kita sudah mencari cara dan bahkan mencoba segala cara untuk membuka pintu itu, namun tak ada yang berhasil."

Zettha menghentikan aliran sihir yang ada di pedangnya, lalu memasukkan pedang itu ke dalam sarung pedangnya yang putih. Ia berbalik, membuat Aasha yang berdiri di belakangnya merasakan napasnya tercekat di tenggorokannya. Aasha kemudian menyingkir dari hadapan Zettha tanpa ada yang menyuruhnya untuk memberikan jalan kepada Pangeran berwajah datar itu.

Melihat tingkah wanita itu, membuat Zettha berpikir bahwa ia sedikit aneh bahkan semenjak berada di dalam ruangan yang gelap itu. Tadi saja ia bisa berteriak dan heboh saat berada di dalam ruangan belakang, tapi sekarang dia hanya diam dan gerak geriknya terlihat sedikit aneh.

Tapi, seperti yang kita tahu, Zettha adalah Zettha. Tak mau dibuat repot oleh sikap orang lain yang membuatnya bingung. Jadi, ia berjalan dan duduk di sofa ruangan yang menghadap ke arah pintu besar itu. Dan alih-alih ia duduk, ia juga memikirkan cara lain untuk bisa keluar dari sini sebelum yang lainnya menunggu dengan lama kedatangannya.

Sunyi menghampiri ruangan itu. Tidak ada satu pun yang berbicara karena yang satu sibuk memikirkan cara untuk keluar dari sini, dan yang satunya hanya berdiri tak tahu sedang memikirkan hal apa. Zettha memandang Aasha dengan heran, ruangan yang sunyi itu kembali terisi oleh suara berat Zettha.

"Hei, nona, kau tak duduk? Apakah kau tidak lelah berdiri seperti itu?"

Aasha tersenyum, mencoba sekuat tenaga untuk tidak berbicara secara terbata-bata, "Ah, tidak. Berdiri membuat saya merasa lebih nyaman." Jika ia bisa mengatakan isi hatinya dengan terus terang, maka akan ia lakukan sedari tadi. Namun, ia tak bisa karena merasa takut melihat reaksi yang akan ia dapatkan dari wajah datar Zettha. Ia tak ikut duduk karena merasa takut setelah melihat wajah kesal Zettha tadi. Jadi, sebaiknya ia berdiri jauh dan tidak membuat Pangeran itu merasa marah karenanya.

Dreams and Portal Holes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang