18

1.4K 171 22
                                    



Eunwoo : Sorry kalau gue terkesan egois, tapi bisa kita ketemu, Taehyung?

Eunwoo : Gue pengen nanya sesuatu


Eunwoo melihat Taehyung datang sendiri dengan kedua tangan di dalam saku jaket serta syal melilit lehernya. Sebagian wajah Taehyung tertutup syal, sehingga Eunwoo hanya bisa fokus pada matanya yang menyorotkan gurat lelah.

Eunwoo tak akan menanyakan kabarnya, ia terlampau tahu apa yang terjadi di antara Taehyung dan sahabat karibnya, sudah sangat paham bahwa hal itu jelas menyakiti keduanya mengingat ia menyaksikan Jeongguk menangis dengan minuman beralkohol memenuhi perutnya. Selama mengenal Jeongguk sejak mereka kecil, ia tak pernah melihat Jeongguk menangis sehebat itu.

Sejujurnya, Eunwoo ingin memarahi Taehyung. Namun ada yang ia bingungkan dan pertemuan ini bertujuan untuk menjawab rasa bingungnya.

Eunwoo memesankan minuman non-coffee panas untuk Taehyung, ia bahkan hafal Taehyung tidak mengonsumsi kopi dari informasi yang diberikan Jeongguk.

"Sorry lo harus dateng ke sini buat memenuhi permintaan gue, padahal gue tau baik lo sama Jeongguk lagi gak baik." Eunwoo melirik ke arah jemari Taehyung yang tertutup perban, lalu menghela nafas. Taehyung pasti berusaha memotong benang merah mereka, batin Eunwoo.

"Tapi berhubung lo ambil cuti kerjadan cukup senggang, jadi gue ambil kesempatan buat ngobrol sama lo."

"Gue gak masalah kok, tapi kita mau ngobrol soal apa? Dia..?"

"Bukan Jeongguk sih, lebih tepatnya lo sendiri."

Taehyung sedikit lega mereka tak akan banyak membahas Jeongguk kali ini, namun jawaban Eunwoo juga sedikit membuatnya penasaran. Apakah Eunwoo juga akan merendahkannya seperti Aerin tempo hari?

Dada Taehyung sedikit sakit teringat hal itu.

"Taehyung," Eunwoo tersenyum, sedikit menghangatkan suasana ketika menyadari perubahan ekspresi Taehyung. "Fyi, gue kenal Jeongguk dari kecil. Keluarga kita juga deket, dulu bokap gue bawahan bokapnya, dan gue jadi akrab sama Jeongguk. Jeongguk selalu bilang kalau kita tuh setara, tapi gak tau kenapa ya, gue berasa pengen jadi tangan kanannya. Mau disuruh ini itu buat bantuin dia, termasuk urusannya di panti asuhan tempat lo tinggal."

"Gue sering nganter orangtuanya juga ke sana. Gue terlalu hafal sama tempat itu, malah. Termasuk kepala pantinya, Nyonya Hwang, iya kan?"

Taehyung mengangguk cepat. Ternyata, Eunwoo juga mengetahui panti asuhan itu. Taehyung sama sekali tak pernah melihatnya dulu. "Bener, kok lo bisa tau banyak?"

"Gue setiap tahun ke sana, Taehyung. Sekali atau dua kali. Awalnya karena nganter orangtua Jeongguk, terus Jeongguk juga nyuruh gue ke sana tiap tahun. Ada alesan kenapa Jeongguk gak pernah mau ke panti asuhan itu, lo tau kenapa?"

Kedua pasang mata mereka saling tatap, namun Eunwoo menyadari bahwa ia terlalu banyak membicarakan Jeongguk, dan ia tidak ingin membuat Taehyung tak nyaman. "Ah, sorry jadi bahas dia."

"Kenapa Jeongguk gak mau ke sana?"

"Well.. gue yakin dia udah ngasih tau lo kalau dia ketemu lo pertama kali waktu lo kecil. Dia gak mau lo tau kalau kalian berpasangan, benangnya.."

"Oh." Taehyung meraba jarinya yang diperban. "Lo tau soal benang ini?"

"Tau. Jeongguk cuma cerita ke gue." Eunwoo menggaruh tengkuknya. "Lanjut, dia gak mau lo dulu tau karena ya.. lo bisa tau kan sekarang? Bayangin ada cowok 20 tahunan berusaha ngedeketin anak kecil, umur 11 tahun. That's pedophilia. Jeongguk gak bisa kayak gitu."

AMORIST- KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang