12

2.3K 216 25
                                    

⚠️ making out


"Kamu jangan tidur sama Jimin lagi."

"Hn?" Taehyung menoleh dengan bingung, sebab suara Jeongguk yang terdengar seperti gumaman. Selain itu, ia sibuk mengabari Jimin agar tak masuk ke apartemennya malam ini.

Pukul setengah 9 malam, Taehyung berada di dalam kendaraan Jeongguk yang menyetir pelan setelah keduanya makan malam bersama di sebuah tempat makan. Setelah menjemput Taehyung pulang bekerja, dengan sedikit memaksa, Jeongguk mengajaknya untuk makan sebelum akhirnya pulang ke apartemen Taehyung untuk menginap.

Taehyung sedikit heran kenapa Jeongguk suka tidur di tempatnya, padahal ranjang Taehyung terasa sempit jika harus tidur bersama Jeongguk yang tubuhnya lebih besar.

"Kamu jangan tidur sama Jimin lagi." Ulang Jeongguk, teringat momen ketika Eunwoo melapor bahwa Taehyung tidur bersama lelaki lain yang ternyata adalah Jimin. Meski mereka bersahabat, aneh rasanya membayangkan Taehyung tidur bersama Jimin.

Taehyung lantas meloloskan kekehan. "Kenapa?"

"It's not like saya mencurigai kamu ngapa-ngapain sama Jimin, tapi kamu harus menghargai saya, lah."

Taehyung merotasikan bola matanya. Pandangannya dibuang keluar jendela mobil. "Iya, tapi gak janji ya. Kadang aku tiba-tiba keinget film horror dan takut tidur sendirian."

"Tidur sama saya terus."

"Enak aja, nanti kamu dicariin kalau nginep di tempatku terus."

"Gantian, kamu tidur di rumah saya."

"Nggak ah.. malu."

Jeongguk tersenyum kecil, menahan gemas akibat suara Taehyung yang mengecil dibarengi dengan semburat merah di pipinya. Mungkin Taehyung hanya tak siap bertemu dengan ibunya.

"Oh omong-omong, soal Ibu, hari ini kami sama-sama sibuk. Gimana kalau atur jadwal makan bareng aja? Sekalian ngomongin tentang kita."

Taehyung mengambil momen untuk berpikir. Sejujurnya, membicarakan hal ini membuat perasaannya campur aduk. Ia tak bisa begitu saja tenang dan yakin hanya karena Jeongguk serius dengannya. Masalahnya, masih ada yang harus dibatalkan oleh Jeongguk, dan itu adalah perjodohan. Konyol jika harus melihat Jeongguk membatalkan urusan yang penting hanya demi Taehyung. Terlebih, akan ada kekecewaan yang dirasakan oleh perempuan itu, Aerin.

Bagaimana jika semua orang menolak permintaan Jeongguk? Laki-laki itu sudah meyakinkan Taehyung akan melakukan apa saja termasuk kawin lari. Namun begitu, Taehyung tetap turut menjadi pelaku atas patahnya hati seseorang, dan ia belum siap dengan resiko serta karma yang akan diterima.

"Atau saya bicara dulu aja berdua sama Ibu, kamu gak perlu ikut dulu." Seakan paham ketakutan yang dirasakan Taehyung, Jeongguk kembali berbicara diiringi usapan lembut di kepala Taehyung. Ia sewajarnya paham bahwa Taehyung bisa mendapat kalimat jahat seperti merebut Jeongguk, meskipun semua ini bukan salah Taehyung.

"Mhm, kabarin aja enaknya gimana. Soalnya aku takut jadwal kita sama-sama gak cocok." Taehyung jawab seadanya. Ia melepas seatbelt saat Jeongguk selesai memarkirkan mobilnya di basemen.

Keduanya keluar dari mobil dan berjalan menuju lift. Taehyung tak sabar merebahkan punggungnya yang lelah, sementara Jeongguk tak sabar merebahkan tubuhnya bersama Taehyung. Bagi Jeongguk, ia sudah cukup terbiasa beraktivitas seharian sehingga tak begitu merasa lelah di akhir hari, namun Taehyung selalu merasa pegal meski sudah hampir satu tahun menjalani rutinitas di toko roti.

"Good thing besok kamu libur." Jeongguk mengulas senyum lebar ketika Taehyung memencet tombol lantai apartemennya. Pikirannya menerawang mengenai hal yang bisa ia lakukan sepuasnya malam ini bersama Taehyung tanpa khawatir telat bangun di pagi hari.

AMORIST- KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang