3

3.1K 276 18
                                    



"Benar gak ada meeting lagi, kan?" Jeongguk merapikan beberapa berkas yang ada di mejanya, sembari mengintip ke dalam untuk mengetahui isinya.

"Ya, Sir. Meeting siang nanti dibatalkan, jadi Anda cukup luang setelah makan siang."

Jeongguk beri anggukan singkat sembari menyerahkan berkas yang ada di tangannya ke perempuan yang menjadi sekretarisnya sejak 7 bulan yang lalu itu.

"Saya mau ke studio. Tolong periksa berkas ini lagi, jangan sampai nanti ada panggilan mendadak, saya gak mau diganggu."

Meraih kunci mobilnya, Jeongguk melangkah keluar ruangan. Kantor tampak ramai, sebab jam sudah menunjukkan waktu istirahat makan sejak 5 menit yang lalu.

"Sir Jeongguk, makan siang Anda?" Di depan lift, Jeongguk berpapasan dengan salah satu pekerjanya yang membawa sebuah kotak makan.

Ia menghela nafas pelan sembari meraih kotak makan yang tampak rapi itu. Padahal, Jeongguk berencana makan siang dengan order junkfood di studio tatonya.

Masih dengan membawa kotak makan yang bosan ia terima, Jeongguk segera memasuki kendaraan pribadinya begitu sampai di basemen. Udara tampak menjadi lebih dingin hari ini, sejenak Jeongguk mengirim pesan ke beberapa tattoo artist yang bekerja di studionya untuk mengabarkan bahwa ia akan datang.

Terhitung sudah 7 tahun studio itu dibuka. Bermodal dukungan kedua orangtua dan teman-temannya, usaha pertama yang dilakukan oleh Jeongguk adalah membuat studio tato sebab kegemarannya akan menggambar terutama di tubuh orang. Para pekerjanya juga kebanyakan kenalannya semasa kuliah, namun beberapa telah berganti dengan pekerja baru, dan kebetulan hari ini seorang pelamar datang untuk melakukan sesi wawancara singkat dan sedikit tes untuk mengetahui kemampuan menggambarnya.

Jeongguk sempat mampir di toko pizza, membeli 2 kotak pizza berukuran besar rasanya tak kurang untuk beberapa pekerjanya di studio. Tepat setelah memarkirkan mobil, Jeongguk melangkah masuk ke bangunan dengan tulisan J'INK yang terpasang di atas pintu masuk. Bunyi musik keras dengan genre pop-rock segera memasuki indera pendengarannya selagi melihat ruang depan studionya yang didominasi oleh warna hitam.

"Lo di sini?" Jeongguk tak kaget saat melihat Hoseok berada di ruang tunggu studionya. Selain di rumah mereka, studio tato Jeongguk kerap digunakan sebagai tempat singgah Jeongguk dan teman-temannya.

"Iya, gue mampir bentar. Sudio lo kan tempat ternyaman, ya gak jink?"

Jeongguk hanya berdecak pelan ketika lagi-lagi mendengar ledekan Hoseok mengenai nama studionya.

"Lo dapet bekal lagi??" Hoseok melayangkan tawa renyah begitu melihat sebuah kotak makan yang dibawa Jeongguk bersamaan dengan kotak pizza. Laki-laki itu meraih kotak makan yang dibawa Jeongguk.

"Gue udah makan siang sih, tapi penasaran sama yang dimasak Aerin." Hoseok mulai membuka kotak makan itu, tak lagi memedulikan Jeongguk yang memanggil pekerjanya untuk beristirahat.

Salah satu tattooist muncul dari dalam sebuah ruangan, beserta si pelamar kerja dan hasil karya sederhananya yakni tatto berbentuk bunga mawar di sebuah kulit palsu sintetis. Hasil tato itu kemudian ditunjukkannya ke sang bos,

"Hyung, ini hasil gambarnya. Untuk seorang yang belum pernah jadi tatooist, ini udah bagus sih. Oh iya, ini pelamarnya. Namanya Park Jimin."

Salah satu alis Jeongguk terangkat. Matanya melihat ke arah sang pelamar yang sama terkejutnya, lalu tersenyum kecil. "Ah, Jimin. Teman Taehyung, bukan?"

AMORIST- KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang