23

1.7K 181 22
                                    

warns: 18+ 





Tempat tinggal Jeongguk jika Taehyung bandingkan dengan apartemennya- jelas jauh lebih besar. Seluruh ruang apartemen Taehyung mungkin sama besarnya dengan dapur Jeongguk saja, hingga Taehyung bertanya-tanya apa yang membuat Jeongguk betah berlama-lama di apartemen Taehyung.

Taehyung tak keberatan jika harus beradaptasi di rumah Jeongguk. Melakukan kegiatan dengan alat rumah modern dan serba instan, berjam-jam menenggelamkan tubuhnya di bathtub dengan air hangat yang wangi ditemani lilin aroma terapi dan cemilan, atau memandang salju yang turun semakin lebat dari balik jendela besar di ruang minum dengan rak penuh dengan koleksi minuman anggur.

Yang tak bisa ia biasakan adalah tingkah manja Jeongguk di dalam rumah yang tak hanya dihuni mereka berdua, namun juga pelayan yang Taehyung tak yakin berapa jumlahnya.

Seperti saat ini, ketika Taehyung memasukkan beberapa marshmallow ke dalam cangkir berisi coklat panas dan tiba-tiba merasakan pelukan Jeongguk dari sisi belakang tubuhnya. Taehyung tidak lagi malu atau salah tingkah karena itu, melainkan kepalanya bergerak dengan cepat memastikan tak ada orang yang menyaksikan mereka.

"Ramalan cuaca bilang beberapa hari ini salju lagi deras-derasnya, Taehyung." Jeongguk menggumam sebab setengah wajahnya terbenam di tengkuk Taehyung yang hangat dan wangi, sementara lengan besarnya melingkar erat di perut Taehyung.

"Iya, aku tau. Anginnya juga lumayan kenceng."

"Kita ngunjungin Ibu besok-besok aja ya? Takut kalau keseringan di luar jadi gampang sakit. Aku udah sering pusing akhir-akhir ini."

Jeongguk memerhatikan Taehyung yang melepas pelukan untuk berbalik ke arahnya dan memegang pipi lalu dahinya.

"Kamu udah minum obat?" Tanya Taehyung dengan tangan yang cekatan mengambil cangkir dan menyeduh minuman hangat untuk Jeongguk.

Jeongguk mengangguk, tangannya kembali melingkar di tubuh Taehyung tak peduli jika aksinya sedikit merepotkan Taehyung. "Udah kok. Kerjanya juga aku buat WFH, jadi bisa sambil istirahat di rumah."

"Pinter, di dalem aja ya jangan kemana-mana." Taehyung tersenyum, ditaruhnya kedua cangkir di atas meja disusul dirinya yang duduk bersama Jeongguk di sebelah. Ia menyeruput coklat panas di dalam cangkir dan lagi-lagi ingin berdecak karena rasa nikmat; tinggal di rumah Jeongguk terasa seperti tinggal di istana baginya.

"Enak?" Tanya Jeongguk, sebelum menyesap minumannya sendiri dan satu tangan mengusap rambut halus Taehyung. Ia melihat Taehyung mengangguk dan tertawa mendapati bekas minuman di atas bibirnya.

Taehyung tak mengambil jarak menjauh ketika Jeongguk mendekat, menyapu bekas coklat di bibirnya dengan jilatan dan hisapan pelan hingga tak ada bekas coklat lagi di bibirnya, berpindah ke mulut Jeongguk yang kemudian menjauh dengan senyum lebar.

"Mesum! Kalau ada yang liat gimana!"

Tak menjawab, Jeongguk lantas berdeham dan mengangkat cangkirnya untuk meneguk minumannya sebelum kembali meletakkan cangkir itu ke atas meja berbahan marmer. Matanya bergerak seolah memikirkan sesuatu sebelum kembali ke Taehyung. "Kita main yuk?"

"Main apa?"

"Main board games, kayak monopoli atau ular tangga atau ludo. Kalau gabut di rumah waktu musim dingin cocok buat main bareng." Jeongguk mengangkat alis, dan dia tertawa dalam hati ketika melihat Taehyung mengangguk dengan semangat.

"Ayoo!!"

"Ada nggak, Jeongguk?" Taehyung berdiri di ambang pintu sebuah ruangan yang penuh dengan kardus rapi dengan isi yang bermacam-macam, kebanyakan benda baru yang belum pernah dibuka Jeongguk maupun ibunya. Dia melangkah mendekat melihat Jeongguk yang mengobok-obok sebuah kardus dan mencari papan permainan yang akan mereka mainkan.

AMORIST- KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang