Di malam yang sama.
"Saya mau beli minuman, ayo ikut." Tanya Jeongguk ke Taehyung yang baru saja kembali ke rooftop, ia merogoh saku mantel hangatnya untuk mencari kunci mobil.
Taehyung hanya menurut, meninggalkan rooftop dan studio tato kemudian masuk ke mobil Jeongguk. Ia bilang, beberapa rekannya butuh lebih banyak soju dan minuman lain yang bisa menghangatkan tubuh mereka. Taehyung setuju, sebab beberapa jam berada di rooftop saja rasanya tubuhnya ingin masuk angin.
"Capek ya, socializing kayak gitu?" Tanya Jeongguk.
Taehyung mengangguk, masih ada 2 jam lagi menuju pergantian tahun tapi rasanya Taehyung sangat lelah. Ia memang tidak terbiasa berinteraksi dengan banyak orang seperti itu, baterai sosialnya menipis dengan cepat. Sama sekali berbeda ketika ia menghabiskan malam mengobrol dengan Jimin, berdua, rasanya waktu berlalu begitu cepat.
"Haha, maaf maaf. Makanya saya tadi ngajak kamu biar ada waktu sendiri sebentar." Kata Jeongguk, yang sangat menyadari bahwa Taehyung butuh waktu untuk memisahkan diri dari mereka sejenak. Meski begitu, suasana di luar tampak sama saja. Seluruh orang di kota sedang merayakan pergantian tahun.
"Eh, bukan berarti aku gak suka diundang ya." Taehyung segera menyangkal, khawatir Jeongguk akan mengira dia tak menyukai pestanya. "Seru banget kok. Pekerja kamu juga friendly banget ya, meskipun tampangnya garang-garang gitu." Taehyung tersenyum kecil, pandangannya dilayangkan keluar jendela mobil Jeongguk yang berjalan pelan. Jalanan tampak jauh lebih ramai, pikir Taehyung harusnya mereka berjalan ke toko terdekat saja. Taehyung tidak tahu bahwa Jeongguk melakukan ini untuk menghabiskan waktu dengannya lebih lama.
"Istirahat saya ya begitu, menghabiskan waktu sama mereka. Cuma mereka yang nganggep saya kayak teman sendiri dan bukan CEO yang harus dihormati. Kerjaan di perusahaan jauh lebih menguras tenaga dan baterai sosial, dan beberapa hari lagi saya balik sibuk, jadi saya mau menikmati setiap detik beristirahat dari kerjaan."
Taehyung menatap lelaki yang fokus menyetir di sebelahnya. Di umur 29 tahun, Jeongguk mengurus perusahaan ayahnya yang telah tiada beberapa tahun silam. Entah Jeongguk menyukai pekerjaan utamanya atau tidak, Taehyung tak tahu. Yang jelas pasti ada keluh kesah di balik itu semua, dan bagaimanapun, Taehyung melihat Jeongguk tetap menjalani harinya yang super sibuk.
Taehyung tersenyum kecil. Bahkan bagi Jeongguk yang sudah sesukses ini tak ada kata bermalas-malasan di kamusnya. Taehyung tertampar dengan kebiasaan mengeluhnya mengenai pekerjaan yang tak ada apa-apanya dengan pekerjaan Jeongguk.
"Saya juga mau dibuatin kue, special one." Kata Jeongguk, membuyarkan lamunan singkat Taehyung. "Bisa kan Taehyung?"
"Maksudnya hyung mau dibuatin kue buatanku sendiri?"
"Iya."
"Boleh.." Taehyung mengalihkan pandangan. Ia pernah membayangkan membuat makanan untuk seseorang yang menjadi kekasihnya, dan saat ini Taehyung teringat imajinasinya itu. Tidak, Jeongguk sangat tak sesuai disebut sebagai kekasih. "Lebih prefer manis atau gurih-asin?"
"Susah milihnya, apapun yang kamu buat pasti saya makan kok."
Taehyung mendengus kecil, "Kalau aku kasih racun juga dimakan, gitu?"
"Iya, soalnya saya kan gak tau kalau diracun." Jeongguk memberi kekehan pelan. Ia berhentikan mobil di pinggir jalan, di depan sebuah minimarket dan berjalan ke dalamnya sedangkan Taehyung hanya menunggu di dalam mobil.
Tak membutuhkan waktu lama bagi Jeongguk untuk kembali ke dalam mobil hanya dengan satu plastik kecil berisi beberapa snack dan minuman. Ia duduk di balik kemudi dan membuka ponsel, entah mencari apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORIST- KOOKV
FanfictionTaehyung dan Jimin sok-sokan masuk ke dalam club. Dan di tempat kotor itu, mereka tak sengaja bergabung ke meja om-om tajir di mana Taehyung akhirnya bertemu dengan pasangan benang merahnya. November 2022, jjimean.