"Udah semuanya itu?"
Sebuah pertanyaan dilontarkan dari mulut Mrs. Jeon, yang melihat seorang pelayan membawa koper Jeongguk keluar dari kamar untuk dipindah ke bagasi mobil. Pemiliknya ada di depan cermin, memperhatikan penampilan dan merapikan anak rambut yang terjatuh.
"Sudah."
Awal tahun Jeongguk diawali dengan pekerjaan yang menuntutnya untuk melakukan perjalanan keluar negeri guna menemui salah satu pengusaha kayu bernilai tinggi untuk dijadikan bahan produk furniturnya. Setelahnya, Jeongguk juga harus mengunjungi pabrik produksi, mengunjungi toko furnitur yang tersebar di beberapa tempat, merencanakan pembukaan toko baru-
Jeongguk memijit batang hidungnya, pekerjaannya belum dimulai dan ia tak boleh merasa pusing. Alih-alih memikirkan banyaknya pekerjaan, ia lebih baik memikirkan hal yang ia lakukan begitu kembali ke kota ini dalam dua pekan; menemui Taehyung dan membicarakan pemuda itu kepada sang ibu.
"Bu," Jeongguk memutar tubuh untuk melihat sang ibunda yang memakai setelan berwarna kelabu dan mantel musim dingin yang senada. Tampak cantik dan tak menua sedikitpun. Jeongguk meraih bahu ibunya dan menatap wanita yang lebih pendek darinya itu. "Aku mau bilang sesuatu, tapi,"
"Tapi?"
"Nanti, waktu aku udah balik ke sini lagi."
Mrs. Jeon menghela napas pendek, sejatinya ia juga tak suka disuguhi informasi yangmeninggalkan rasa penasaran seperti itu. Keduanya berjalan keluar dari rumah besar Jeongguk, memasuki kendaraan yang akan mengantarnya ke bandara, sudah ada pengemudi juga PA Jeongguk di kursi bagian depan.
"Waktu balik nanti, kamu sebaiknya liburan sebentar aja dengan Aerin, akhir tahun-"
"Bu." Jeongguk menempelkan telunjuknya di depan mulut ibunya, tak ingin merusak suasana paginya.
"Apa sih, Jeongguk?" Wanita itu mulai menatap putranya dengan jengkel.
"Udah, nanti aja. Nanti tunggu aku balik, aku punya rencana besar." Jeongguk membuang pandangan keluar jendela, ke jalanan dan awan mendung yang membuat segalanya berwarna abu-abu.
Sebuah getaran di ponsel pribadi Jeongguk menarik atensi. Sedikit kecewa sebab berharap pesan masuk itu berasal dari Taehyung yang memberinya ucapan hati-hati di jalan, namun nyatanya sang pengirim adalah kaki tangan sekaligus sahabatnya.
Eunwoo. : Safe trip, Gguk.
Eunwoo. : Masalah taehyung aman sama gue.
Taehyung menarik tali apron yang ia kenakan, lalu melepas kain itu untuk digantungkan di dekat loker penyimpanan barangnya. Ia berjalan keluar dapur dan matanya menelisik ke seluruh ruangan, memastikan kebersihan di tempat ia bekerja. Seorang pekerja yang lain sedang menata beberapa kue di tempatnya, dan Taehyung ikut membantu. Menata kue-kue yang ia tumpuk dengan rapi lalu menutupnya dengan tutup transparan. Taehyung berjalan ke arah pintu, membalik tulisan 'OPEN' agar nampak di bagian luar.
Langkahnya ia bawa ke balik meja kasir, menyiapkan mesin dan komputer yang akan mencatat segala hal yang terbeli di hari yang menjadi lebih dingin dari biasanya.
"Menurut lo salju turun hari ini, gak?" Taehyung melempar pertanyaan ketika menatap cuaca di balik jendela. Beberapa orang berjalan tergesa, memulai pekerjaan lagi di tahun yang berganti sejak beberapa hari yang lalu.
"Kayaknya nggak. Minggu depan mungkin, atau beberapa hari lagi." Rekan kerjanya menyahut. "Kalau udah salju, pasti pemandangan dari sini bagus banget."
Taehyung menyetujui. Suasana bakery yang hangat kontras dengan pemandangan di balik jendela, jalanan licin juga pohon gugur yang ditumpuki oleh salju. Kalau sudah begitu, bakery biasanya menyediakan mesin kopi dan susu panas sebagai bonus pembelian, dan akan ada lebih banyak orang yang tertarik untuk mampir membeli satu-dua potong roti.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORIST- KOOKV
FanfictionTaehyung dan Jimin sok-sokan masuk ke dalam club. Dan di tempat kotor itu, mereka tak sengaja bergabung ke meja om-om tajir di mana Taehyung akhirnya bertemu dengan pasangan benang merahnya. November 2022, jjimean.