Aerin sudah luar biasa kacau mendengar Jeongguk benar-benar datang ke rumahnya sore itu, melihat kedua orangtuanya mengosongkan jadwal dan duduk di ruang tengah dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan apa yang mereka rasakan- marah, bingung, kecewa.
Dan perempuan itu bisa mengetahui ia akan selesai ketika melihat Jeongguk tak datang sendirian, melainkan bersama Kim Seokjin. Dandanannya tak mampu menyembunyikan kantung mata yang timbul akhir-akhir ini, dan matanya bergerak kesana kemari menahan air yang ingin jatuh, di hadapan orangtuanya, Aerin tahu akan dimarahi dan ia tak bisa kabur lagi.
"Jeongguk, kamu beneran yakin sama ini? Udah kamu pikirin, bukan?"
Jeongguk mengangguk dengan rasa hormat dan tak enak kepada ibu Aerin. "Maaf sekali lagi, saya bisa cover semua kerugian material yang ada, tapi soal rasa kecewa yang mungkin ada, saya cuma bisa minta maaf."
"Kenapa? Kamu nggak cocok sama Aerin? Atau kalian lagi bertengkar?"
Jeongguk tersenyum kecil. Melihat ayah Aerin jauh lebih tak mengenakkan daripada melihat ibunya, karena sebenarnya pria itu jelas terlihat ketulusannya, berbanding terbalik dengan putri sulungnya, dan Jeongguk tidak tega harus mengecewakan pria itu.
"Saya sama Aerin memang nggak sejalan dari dulu- dan ketika saya mutusin buat nerima beberapa bulan lalu, saya juga sudah coba buat kenal Aerin lebih baik.." Kata-katanya mengambang, Jeongguk melirik Aerin sebelum ia melanjutkan. "Tapi memang saya nggak merasa cocok sama Aerin, lagipula-"
"Karena ada Kim Taehyung itu, kan?"
Semua mata menuju ke Aerin yang kini bersuara. Pikirnya, ia tak boleh diputuskan hanya karena Jeongguk tak menyukainya, hal itu cukup memalukan Aerin, jadi ia harus menunjukkan bahwa Jeongguk melakukan semua ini karena orang lain.
"Siapa?" Tanya kepala keluarga Han.
"Kim Taehyung!" Aerin berseru. "Bukannya kamu ketemu Taehyung dan jalin hubungan sama dia ya, Jeongguk? How am I supposed to know you more kalau kamu selalu tertutup dan lebih milih habisin waktu sama dia?"
"Yang dibilang Aerin bener?"
Kim Seokjin melihat saudaranya itu mengambil waktu untuk diam, dengan kepala yang penuh dengan pikiran jawaban apa yang harus dia keluarkan. Jeongguk tidak mungkin menyangkal hal itu, karena dia memang bertemu Taehyung dan mulai berhubungan dengannya ketika Jeongguk sudah menyetujui pertunangannya dengan Aerin. Bagamimana pun, hal itu memang salah.
"Benar." Jeongguk menjawab, memancing helaan nafas dan raut tak enak dari kedua orangtua Aerin.
"Gimana, sih, Jeongguk? Nggak bisa kayak gini dong. Kalau Aerin nggak bisa terima, gimana Tante bisa terima? Kamu nggak bisa langsung pergi dan meninggalkan kerugian di pihak kami aja."
"Saya benar-benar minta maaf, saya tau saya salah dan gak pantas berbuat gini ke Aerin. Aerin is a really nice girl and I look at her as a friend since we first met, tapi dia memang nggak pantas diginikan. Tapi meskipun hal ini nggak terjadi, saya juga bakal tetap putusin pertunangan-"
"Jeongguk." Suara Aerin melemah dan pandangannya kini tak lagi penuh kepalsuan, ia benar-benar menatap Jeongguk dengan penuh harap dan ampunan selagi menggelengkan kepalanya. "Please, aku beneran mau ulang lagi dari awal kalau kamu mau. Ayo coba lagi, I will change myself for you too."
Jeongguk menggeleng kecil, dan sungguh, meskipun Aerin benar ingin berubah, ia masih belum bisa memaafkan Aerin.
"Jeongguk," Ibu Aerin menyela. "Kita bicarakan lagi sama ibu kamu, gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORIST- KOOKV
FanfictionTaehyung dan Jimin sok-sokan masuk ke dalam club. Dan di tempat kotor itu, mereka tak sengaja bergabung ke meja om-om tajir di mana Taehyung akhirnya bertemu dengan pasangan benang merahnya. November 2022, jjimean.