Mama

54 27 3
                                    

"Seburuk apapun seorang Ibu, di dalam hatinya pasti ada kasih sayang untuk si buah hati."

_Kevin & Ainun_


Happy Reading💚💚

~~~
Sesuai yang diucapkan Kevin tadi, ia sekarang sedang berada di depan sebuah rumah yang terlihat cukup luas dengan cat warna putih. Sebenarnya Kevin sudah sampai beberapa menit yang lalu, dan ia sibuk berdebat dengan hatinya apakah ia harus masuk atau tidak.

Setelah beberapa lama ia berpikir akhirnya ia memutuskan untuk masuk, Kevin membuka pintu dan mengucapkan salam dengan suara yang kecil. Kevin menyimpan tasnya di sofa dan mencari keberadaan mamanya.

Sampai di depan kamar sang mama, Kevin kemudian membuka pintu dan penampakan yang pertama kali dilihatnya ialah tubuh ibunya yang tergeletak di lantai lengkap dengan darah yang keluar dari mulutnya.

Kevin segera menghampiri tubuh mamanya dan mengguncangnya sembari memanggil-manggil mamanya.

“Mama, bangun ma!” ucapnya.

Sudah beberapa kali Kevin memanggil mamanya tapi tetap saja tidak ada respon. Segera Kevin mengangkat tubuh mamanya dan membawanya ke rumah sakit.

Setelah sampai di rumah sakit, Kevin langsung membawa mamanya ke UGD dan kemudian di tangani oleh dokter.

Kevin sekarang telah berada di sebuah ruangan serba putih lengkap dengan bau obat-obatan yang menyeruak. Kevin memandangi wajah pucat mamanya, mata yang masih terpejam, serta tubuh yang terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Ia tidak tahu apa saja yang terjadi dengan mamanya selama dirinya pergi.

Tangannya bergerak menggenggam tangan mamanya lalu sesekali mengecupnya, “Ma, maafkan Kevin” Gumam Kevin.

“Allahu Akbar! Allahu Akbar!” terdengar suara azan salat zuhur berkumandang membuat Kevin segera bangkit untuk mengambil air wudhu lalu menggelar sajadah yang tidak jauh dari bangsal mamanya.

Sengaja Kevin tidak salat di mushola rumah sakit karena tidak ada yang menjaga mamanya ketika ia keluar dari ruangan ini. Kevin mulai menunaikan salatnya dengan khusyuk.

Sepasang mata yang sedari tadi terpejam kini perlahan terbuka, sepasang mata itu mulai mengedarkan pandangannya, dan tepat di sebelah kanannya seorang laki-laki muda yang sudah setahun ini menghilang dari pandangannya.

Perempuan itu tertegun melihat putranya yang salat dan mulai memperhatikan setiap gerakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan itu tertegun melihat putranya yang salat dan mulai memperhatikan setiap gerakannya. Hingga pada gerakan terakhir mata sayu itu tetap memperhatikan putranya dan tanpa sadar satu tetes air mata terjatuh dari sudut matanya sampai terdengar suara isak tangis.
~~~

Ketika Kevin telah selesai dengan salatnya ia melihat mamanya sedang menangis, lalu dengan cepat menghampiri mamanya.

“Mama sudah sadar? Mana yang sakit Ma?” Tanya Kevin dengan raut khawatir.

“Mama Minta maaf, maaf karena selama ini tidak menjadi mama yang baik untuk kamu”, jawab Lily dengan terisak

“Iya Ma, enggak apa-apa. Jauh sebelum Mama Minta maaf, Kevin udah maafkan kok”, Ucap Kevin sambil tersenyum menggenggam erat tangan Lily.

Lily tersenyum hangat lengkap dengan air mata yang menghiaskan pipinya, ia menatap wajah tampan Kevin yang begitu mirip dengan mendiang suaminya.

Begitu pula dengan Kevin yang senyumnya tidak pernah luntur sedikit pun kala melihat senyum cantik di wajah ibunya. Senyum itu sudah begitu lama ia tidak melihatnya.

“Oh iya, Kamu tadi lagi salat?” Tanya Lily
Kevin mengangguk tidak lupa dengan senyum yang terus terpatri di bibir tipisnya, “Iya Ma” Ucapnya.

Lily mencoba bangkit dari posisi tidurannya kemudian duduk menyandarkan punggungnya di bagian ujung bangsal rumah sakit dan segera dibantu oleh Kevin.

“Sudah berapa lama kamu masuk Islam?”, kembali Lily bertanya pada Kevin.

“Alhamdulillah sudah setahun Ma” jawab Kevin.

Lama keduanya terdiam, sehingga beberapa saat keheningan memenuhi ruangan rawat tersebut hingga suara Kevin memecahkan hening yang sempat hinggap.

“Ma, Kevin tau mungkin ini cukup berat buat mama Terima. Tapi aku mohon sama Mama biarkan Kevin memilih apa yang Kevin inginkan termasuk keinginan aku untuk memeluk Islam”, Jelas Kevin.

Lily tersenyum hangat “Mama tidak akan melarang apa pun yang kamu inginkan, kejarlah apa yang ingin kamu kejar. Kamu sudah dewasa dan kamu juga tahu apa yang membuatmu senang dan bahagia, selama itu bukan sesuatu yang buruk Mama akan terus mendukung apa pun keputusan Kamu.” Tutur Lily sembari mengusap lembut pipi sang anak satu-satunya. Kevin yang merasakan usapan lembut Mamanya pun memejamkan mata meresapi kehangatan yang diberikan Lily padanya.

“Terima kasih Ma” Jawab Kevin

“Ngomong-ngomong, Kamu ganteng begini udah punya pacar apa punya calon istri?” mendengar pertanyaan dari mamanya membuat telinga Kevin memerah karena malu.

“Belum ada hehe” Ucap Kevin sambil tersenyum malu-malu.

~~Bersambung~~

Jangan lupa vote, komen and share yaw💚💚

Kevin & AinunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang