Membuat Keputusan

44 25 5
                                    

"Kalau diibaratkan, Ainun itu seperti rembulan yang hanya bisa ku tatap dari jauh dan tidak bisa aku raih"

_Kevindra Leonil Alexandra_

Happy Reading 💚💚

~~~
Semenjak Kevin kembali kuliah, sering kali ia mengajak Ali berkunjung di pesantren entah itu untuk mengerjakan tugas kelompok bersama atau hanya sekedar berkunjung saja.

Seperti saat ini mereka berdua sedang berada di sebuah gazebo yang ada di pondok tersebut membicarakan hal-hal yang menurut mereka menarik.

“Bagaimana dengan perasaan lo sekarang tentang Ainun?”, tanya Ali.

Kevin yang mendengar pertanyaan itu terdiam sejenak lalu menghela napas sembari menatap Ali, “Kalau dibilang perasaan gue masih sama dengan yang dulu, ya gue bilang iya atau justru makin dalam. Tapi gue sadar bahwa gue terlalu tidak pantas untuk dia yang terlalu sempurna”, ucapnya kemudian menghela napas lagi.

“Tapi kan Kevin, gak ada salahnya kalau lo coba lamar dia, mana tau kan dia juga suka sama lo”, tutur Ali.

“Terlambat Al, kemarin sudah ada laki-laki yang datang melamarnya”, jawab Kevin sendu.

“Yaah, kurang gercep sih, keduluan kan sama orang lain”, kata Ali

“Tapi ditolak sih”, tambah Kevin.

“Terus lu nungguin apa lagi Kevin??”, melihat sahabatnya yang bodoh tentang seperti ini membuatnya ikutan greget.

“Laki-laki MasyaAllah yang kaya kemarin aja ditolak Al apalagi laki-laki kaya gue”,

“Kan gak ada salahnya dicoba Kevin, setidaknya setelah lo memberanikan diri untuk melamar dia meski lo ditolak sekali pun, jauh lebih baik dari pada lo memendam semuanya hingga bikin lo tersiksa sendiri nantinya. Kalau pun lo ditolak ya udah gak papa yang penting lo udah tau jawabannya dan itu akan lebih memudahkan lo untuk membenahi hati lo”, jawab Ali panjang lebar.

Kevin terdiam mencerna kata-kata Ali sembari menganggukkan kepalanya sesekali, “Haruskah?”, tanya Kevin yang dijawab anggukan oleh Ali.

Kevin mengangguk “mungkin ini saatnya”, ucapnya dalam hati.

Mungkin ini yang harus Kevin lakukan agar tak berlama-lama memendam rasa cinta pada perempuan yang buka mahramnya. Jika saja Ainun tidak bisa menerima lamarannya, maka itu harus membuatnya tahu diri untuk segera menghapuskan sosok perempuan itu dalam sudut hatinya yang sudah lama terlukis jelas di dalam sana.

Kalau diibaratkan, Ainun itu seperti rembulan yang hanya bisa ku tatap dari jauh dan tidak bisa aku raih. Seperti itulah definisi Ainun untuknya, rembulan yang menjelma menjadi gadis cantik yang mampu mendobrak masuk ke dalam hatinya hingga membuatnya tersiksa. Namun anehnya, ia tetap mengagumi sosok itu.

~~Bersambung~~

Jangan lupa vote, coment & share💚💚💚

Kevin & AinunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang