Happy Reading 💚💚
~~~
Perempuan itu tersenyum cantik melihat keduanya, ah tidak, lebih tepatnya perempuan itu tengah memperhatikan gerak-gerik Kevin, “Untuk sekarang biar seperti ini dulu, cukup memperhatikanmu dari jauh. Melihatmu tersenyum, berbicara, bahkan tertawa tanpa beban pemandangan itu aku suka melihatnya.
Cukup seperti ini saja, mengagumimu dari jauh seperti ini dan diam-diam mencintaimu,”
Kevin yang merasa diperhatikan, menolehkan pandangannya dan menemukan sosok perempuan yang selama ini menghuni hatinya.
Perempuan itu adalah Ainun, belum lama ia melihat Ainun Kevin langsung memalingkan wajahnya dan mengucapkan istighfar berkali-kali dalam hati.Sedangkan Ainun yang terlarut memperhatikan Kevin, langsung memalingkan perhatiannya ketika Kevin melihatnya. Jantungnya berdebar sangat kuat ketika diperhatikan oleh Kevin.
Tak ingin berlama-lama di sana Ainun langsung melangkahkan kakinya menuju ruangannya dengan tergopoh-gopoh.
~~~
Kala mentari pagi mulai meninggi dan suara kicauan burung semakin terdengar Kevin berjalan menuju ruangan Kiayi Ibrahim dengan membawa beberapa berkas data-data para santri.
Setelah sampai di depan ruangan tersebut langkah Kevin berhenti ketika melihat ada tamu di ruangan itu. Orang itu baru pertama kali Kevin melihatnya semenjak dirinya tinggal di pesantren ini.
Kevin memberanikan diri untuk masuk karena berkas yang dibawanya sekarang harus segera ditandatangani oleh Kiayi Ibrahim.
“Assalamualaikum”, ucap Kevin di depan ruangan tersebut. Lalu serempak semua yang berada di dalam ruangan itu menoleh ke arahnya.
“Waalaikumsalam warahmatullah”, jawab semuanya dengan serentak pula.
“Silakan masuk Ustadz Kevin”, kata Kiayi Ibrahim mempersilahkan Kevin masuk.
Kevin pun mengangguk lalu memasuki ruangan dan menyalami semua orang yang ada di sana, dan mulai duduk saat sudah dipersilahkan dan mulai mengutarakan maksud kedatangannya yang kemudian Kiayi Ibrahim pun membubuhkan tanda tangan di atas kertas yang dibawa Kevin tadi.
Setelah Kiayi memberikan tanda tangannya Kevin mulai mendengar percakapan seorang laki-laki paru baya yang seusia Kiayi Ibrahim dan di samping orang itu terdapat laki-laki muda yang seusia dengannya. Kevin terkejut saat mendengar percakapan kedua orang tersebut yang berniat ingin melamar Ainun, seketika membuat hati Kevin seperti teriris.
Kevin melirik laki-laki muda di hadapannya, lalu menundukkan kepalanya. Mengapa di saat seperti ini ia merasa tidak pantas untuk Ainun yang terlalu sempurna baginya, Ainun yang terlalu sulit ia jangkau meski rasa cinta yang dimilikinya begitu besar.
Mungkin ia benar-benar harus ikhlas menghapus nama Ainun di dalam hatinya meski ia tahu terlalu berat untuk melakukan itu.
Kiayi Ibrahim yang melihat reaksi Kevin yang mendengar bahwa perempuan dicintainya ingin dipinang oleh laki-laki lain.
Ia tersenyum melihat reaksi Kevin, “Afwan sebelumnya, saya menghargai niat baik anda tapi keputusan ini tidak bisa saya putuskan secara sepihak. Ini tergantung dari keputusan putri saya Ainun, karena bagaimana pun saya memaksanya jika ia belum siap makan saya tidak bisa memaksakan kehendak saya”, tutur Kiayi Ibrahim memberikan jawaban tentang lamaran tersebut.
~~Bersambung~~
Jangan lupa vote, coment, & share💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin & Ainun
General FictionKevin seorang pemuda yang tidak paham agama yang jatuh cinta dengan Ainun yang notabenenya anak seorang Kiayi. Apakah Kevin berhasil mengejar cinta perempuan yang disukainya atau justru menyerah dikarenakan perbedaan?